PR CIREBON – Presiden Amerika Serikat terpilih Joe Biden memaparkan proposal paket stimulus ekonomi senilai US $1,9 trilinun Dolar AS (sekitar Rp16,8 kuadriliun).
Dalam paparannya, Biden mengatakan bahwa investasi yang berani akan diperlukan untuk memulai ekonomi dan mempercepat distribusi vaksin dalam mengendalikan pandemi virus corona.
Biden berkampanye tahun lalu dengan janji untuk menangani pandemi lebih serius daripada Presiden Donald Trump.
Baca Juga: Kunjungi Qatar, Menlu Korsel Jong Kun Minta Bantuan Soal Kapal Tanker yang Ditahan oleh Iran
Dan juga paket stimulus itu bertujuan untuk mewujudkan janji itu dengan masuknya sumber daya untuk respons terhadap Covid-19 dan pemulihan ekonomi.
"Krisis penderitaan manusia yang mendalam sudah terlihat jelas, dan tidak ada waktu untuk disia-siakan"
"Kami harus bertindak dan kami harus bertindak sekarang," kata Biden dalam sambutan prime-time dari Delaware, dikutip Cirebon.Pikiran-Rakyat.com dari Channel News Asia Sabtu, 16 Januari 2021.
Baca Juga: Pendukung Jokowi Laporkan Peramal yang Ungkap Ramalan Lengsernya Presiden di Tahun 2021
Paket bantuan termasuk US $415 miliar Dolar AS (sekitar Rp5,8 kuadriliun) untuk mendukung tanggapan terhadap virus dan peluncuran vaksin Covid-19.
Sekitar US $1 triliun Dolar AS (sekitar Rp14 kuadrilun) untuk bantuan langsung ke rumah tangga.
Sekitar US $440 miliar Dolar AS (sekitar Rp6,1 kuadriliun) untuk usaha kecil dan komunitas yang sangat terpukul oleh pandemi.
Baca Juga: Militer Israel Siapkan Rencana Baru Serang Pusat Nuklir Iran
Cek pembayaran stimulus akan dikeluarkan sebesar US $1.400 Dolar AS (sekitar Rp19,6 juta) angka tersebut berada di atas cek US$ 600 Dolar AS (sekitar Rp8,4 juta)
Dikirimkan oleh undang-undang stimulus pada kongres terakhir.
Asuransi pengangguran tambahan juga akan meningkat menjadi US $400 Dolar AS (sekitar Rp5,6 juta)
Baca Juga: FBI Selidiki 200 Orang Diduga Massa Aksi Capitol AS, 100 Orang Diantaranya Telah Ditangkap
Seminggu dari US $300 Dolar AS (sekitar Rp4,2 juta) seminggu dan akan diperpanjang hingga September.
Rencana Biden dimaksudkan untuk mengatur agenda jangka pendeknya dengan cepat dalam membantu ekonomi
Kemudian juga penanganan virus yang telah menewaskan lebih dari 385.000 orang di Amerika Serikat.
Baca Juga: Sering Bertengkar dengan Pasangan? Simak 3 Tanda Kamu Berada dalam Hubungan yang Salah
Ini juga memberikan kontras tajam dengan Trump, yang menghabiskan bulan-bulan terakhir pemerintahannya
Berusaha untuk merongrong kemenangan pemilihan Biden daripada berfokus pada bantuan tambahan virus corona.
Namun, Presiden Trump, yang meninggalkan kantor pada hari Rabu mendatang, memang mendukung pembayaran US $2.000 Dolar AS (sekitar Rp28,1 juta) kepada orang Amerika.
Baca Juga: Arab Saudi Rilis Negara yang Dilarang Dikunjungi Warganya, Salah satunya Turki
Banyak Partai Republik di Kongres menolak keras terkait angka yang diajukan untuk pembayaran semacam itu.
Biden kemungkinan menghadapi rintangan serupa dengan proposalnya, yang datang setelah paket bantuan senilai US $900 miliar Dolar AS (sekitar Rp12,6 kuadriliun) yang disahkan Kongres pada bulan Desember lalu.
Tapi dia akan terbantu oleh fakta bahwa sesama Demokrat akan mengendalikan DPR dan Senat AS.
Baca Juga: Sentil Kasus Raffi Ahmad yang Langgar Prokes, Deddy Corbuzier Ikut Berkomentar
Mayoritas kecil Demokrat di Senat AS, dan Ketua DPR Nancy Pelosi mengatakan pada hari Kamis lalu bahwa paket Biden adalah "pendekatan yang tepat"
Dan berjanji untuk mulai mengerjakan undang-undang terkait stimulus tersebut.
Presiden yang akan datang akan berusaha untuk mengesahkan undang-undang tersebut.
Baca Juga: Setuju Normalisasi Hubungan dengan Israel, Qatar Ajukan Syarat
Bahkan ketika pendahulunya menghadapi rintangan sampai dengan persidangan pemakzulan.
Dewan Perwakilan Rakyat AS yang dipimpin Demokrat memilih untuk mendakwa Trump pada hari Rabu lalu.
Menjadikan Trump sebagai presiden pertama dalam sejarah AS yang dimakzulkan dua kali.
Baca Juga: Sejumlah Pejabat Kemenag Jalani Vaksinasi, Kanwil Jateng: Jangan Ragu, Vaksin Ini Suci
Sepuluh dari rekan Republiknya juga bergabung dengan Demokrat untuk menuduh Trump menghasut pemberontakan dalam amukan mematikan minggu lalu di Capitol.
Proses pemakzulan mengancam untuk bertahan di awal masa jabatan Biden.
Biden telah mendorong anggota parlemen untuk menangani persidangan sambil juga bergerak maju dengan agenda yang dimilikinya.***