Network
PR CIREBON - Kepala Staf Pasukan Pertahanan Israel telah meminta petugas menyusun rencana baru menyerang program nuklir Iran.
Hal itu dilaporkan oleh media Israel pada Kamis, 14 Januari 2021.
Menurut Jenderal Aviv Kochavi rupanya telah meminta Direktorat Strategi dan Lingkaran Ketiga, yang dimana dikenal sebagai Direktorat Iran.
Baca Juga: FBI Selidiki 200 Orang Diduga Massa Aksi Capitol AS, 100 Orang Diantaranya Telah Ditangkap
Yaitu untuk mengembangkan tiga proposal alternatif bagi Israel untuk merusak program nuklir Teheran atau, jika perlu, untuk melawan agresi Iran.
Rencananya hal tersebut akan segera disampaikan kepada pemerintah.
Dilansir Cirebon.Pikiran-Rakyat.com dari Middle East Monitor Sabtu, 16 Januari 2021 surat kabar itu tidak merinci alternatifnya secara jelas.
Baca Juga: Sering Bertengkar dengan Pasangan? Simak 3 Tanda Kamu Berada dalam Hubungan yang Salah
Meskipun dikatakan bahwa salah satu proposal tersebut memerlukan serangan militer di situs nuklir Iran.
Perubahan tersebut, dikatakannya, adalah langkah-langkah baru yang didorong oleh Teheran, terutama terkait rencana untuk mempercepat program.
Israel menentang perjanjian yang ditandatangani antara kekuatan dunia dan Iran mengenai program nuklirnya pada 2015.
Baca Juga: Arab Saudi Rilis Negara yang Dilarang Dikunjungi Warganya, Salah satunya Turki
Presiden AS Donald Trump mengeluarkan AS dari Joint Comprehensive Plan of Action secara sepihak pada 2018, meskipun Iran bersikeras bahwa mereka hanya berniat mengembangkan energi nuklir untuk tujuan damai.
"Iran telah membuat kemajuan dalam beberapa tahun terakhir dalam hal penelitian dan pengembangan"
"Baik pada materi yang diperkaya dan kemampuan ofensif, dan memiliki rezim yang benar-benar ingin memiliki senjata nuklir," kata Menteri Pertahanan Israel Benny Gantz.
Baca Juga: Sentil Kasus Raffi Ahmad yang Langgar Prokes, Deddy Corbuzier Ikut Berkomentar
Dia melanjutkan bahwa hal itu menjelaskan kenapa Israel perlu memiliki opsi militer di atas meja.
Menurutnya itu membutuhkan sumber daya dan investasi, dan dia sedang bekerja untuk mewujudkannya.
Sebelumnya pada hari Rabu, Menteri Likud Tzachi Hanegbi, sekutu Perdana Menteri Benjamin Netanyahu.
Baca Juga: Setuju Normalisasi Hubungan dengan Israel, Qatar Ajukan Syarat
