Media Asing Soroti Video Pelatihan Teroris hingga Beberkan Rekam Jejak Kelompok Jemaah Islamiyah

- 5 Januari 2021, 07:04 WIB
Potret terduga teroris, Zulkarnaen dibawa Tim Densus 88 Antiteror dari Lampung. *
Potret terduga teroris, Zulkarnaen dibawa Tim Densus 88 Antiteror dari Lampung. * /ANTARA FOTO/Muhammad Iqbal

PR CIREBON - Beberapa waktu lalu Divisi Humas Mabes Polri merilis video amatir rekamanan pelatihan Jemaah Islamiyah (JI) yang menghebohkan masyarakat Indonesia.

Pemberitaan mengenai video pelatihan Jemaah Islamiyah tersebut tak berhenti hanya di media nasional, tetapi juga oleh media asing seperti The Sun.

Artikel terkait video pelatihan Jemaah Islamiyah itu ditulis oleh Niamh Cavanagh yang memberitakan dengan judul "Shock video shows jihadis training to slaughter Westerners alongside fanatics behind the Bali bombings that killed 200."

Baca Juga: Meski Taat Prokes, Perawat di Ohio Meninggal Karena Covid-19 Sebulan Setelah Melahirkan Anak Ke-7

"Polisi Indonesia telah menemukan rekaman mengejutkan yang menunjukkan pelatihan jihad untuk membantai orang Barat bersama teroris yang berada di balik pemboman Bali," tulisnya.

Dilansir PikiranRakyat-Cirebon.com dari The Sun, Cavanagh menuliskan banyak hal mengenai teror dari kelompok teroris di Indonesia. Sebagai berikut:

Anggota organisasi teror Jemaah Islamiyah (JI) yang terkait dengan Al-Qaeda baru-baru ini ditangkap, memberikan pihak berwenang rincian tentang bagaimana kelompok tersebut melatih para jihadis.

Baca Juga: Pasca Kritik Sistem Perbankan Tiongkok, Miliarder Jack Ma Tidak Tampak di Publik, Ada apa?

Rekaman yang dirilis oleh kepolisian Indonesia tersebut merupakan kompilasi video pelatihan JI tahun 2013-2018 yang memperlihatkan sejumlah urutan termasuk cara menggunakan senjata dan simulasi penculikan.

Pada tahun 2002, sebanyak 202 orang dari 21 negara, termasuk 28 orang Inggris, terbunuh ketika JI melancarkan serangan teror di dua tempat hiburan malam di Bali yang dipadati wisatawan.

Juru bicara polisi nasional Ahmad Ramadhan mengatakan kamp pelatihan telah dijalankan di 12 lokasi berbeda di mana tujuh kelompok rekrutan telah dilatih.

Baca Juga: Ngotot Ingin Tetap Jadi Presiden, Beredar Rekaman Ancaman Donald Trump untuk Ganti Hasil Pemilu

Ramadhan mengatakan bahwa pelatihan termasuk latihan pertahanan diri dan pelatihan penyergapan, menurut Mail Online.

Masing-masing dari tujuh kelompok tersebut memiliki 15 anggota dan total sekitar 95 orang telah menyelesaikan kursus pelatihan jihad.

Sebagian besar pria yang terlibat berusia antara 19-23 dan setelah pelatihan mereka dikirim ke Suriah.

Baca Juga: Menyeramkan, Situs DeathList Prediksi Kematian Para Selebriti hingga Pangeran Philip di Tahun 2021

Juru bicara polisi Argo Yuwono mengatakan mereka telah menangkap salah satu pelatih kamp tersebut Joko Priyono, yang juga dikenal sebagai Karso.

Karso mengatakan kepada polisi bahwa kamp pelatihan didirikan untuk mempersiapkan pemimpin masa depan yang memahami realitas jihad.

Pada November, Aris Sumarsono, komandan Al-Qaeda Asia Tenggara yang diduga dalang pemboman Bali, ditahan oleh polisi anti-teror.

Baca Juga: Afiliasi Al Qaeda Serang Tentara Prancis di Afrika, 2 Orang Dikabarkan Tewas Dibom

Juga dikenal sebagai Zulkarnaen, Sumarsono telah menjadi daftar paling dicari di Indonesia sejak keterlibatannya dalam serangan di kota resor Kuta serta serangan lain terhadap gereja dan kedutaan asing.

"Dia adalah komandan militer Jemaah Islamiyah. Dia sudah masuk dalam daftar buronan polisi selama 18 tahun," terang juru bicara Polri Ahmad Ramadhan.

Zulkarnaen, ahli biologi yang termasuk di antara militan Indonesia pertama yang pergi ke Afghanistan pada 1980-an untuk pelatihan.

Baca Juga: Tragis, Setelah Menghantam Jalan Berlubang Besar, Pengendara Motor Ini Terlempar dan Meninggal Dunia

Ramadhan menerangkan, Zulkarnaen adalah instruktur selama tujuh tahun.

Sejak Mei 2005, Zulkarnaen telah terdaftar dalam daftar sanksi Al Qaeda oleh Dewan Keamanan PBB karena dikaitkan dengan Osama bin Laden atau Taliban.

Dewan Keamanan mengatakan Zulkarnaen, yang menjadi ahli sabotase.

Baca Juga: Seorang Profesor Astronomi Dari Harvard Sebut Alien Pernah Mengunjungi Bumi Pada 2017 Silam

Ia adalah salah satu perwakilan Al Qaeda di Asia Tenggara dan salah satu dari sedikit orang di Indonesia yang pernah berhubungan langsung dengan jaringan bin Laden.

Zulkarnaen menghabiskan satu dekade di kamp pelatihan anggota Jemaah Islamiyah lainnya.

Ia menjadi kepala operasi Jemaah Islamiyah setelah pendahulunya, Encep Nurjaman, atau yang juga dikenal sebagai Hambali, ditangkap di Thailand pada 2003.

Polisi Indonesia mengatakan dia mendalangi serangan gereja yang terjadi secara serentak di banyak wilayah Indonesia selama Natal dan Malam Tahun Baru tahun 2000 yang menewaskan lebih dari 20 orang.***

Editor: Asri Sulistyowati

Sumber: The Sun


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah