Dampak Perubahan Iklim, Studi Menyebutkan 1 Miliar Warga Asia akan Tinggal di Daerah Panas Mematikan

- 5 Desember 2020, 10:26 WIB
Ilustrasi cuaca buruk.
Ilustrasi cuaca buruk. /Pixabay/FelixMittermeier/



PR CIREBON – Hingga 1 miliar orang di Asia dapat tinggal di daerah yang mengalami gelombang panas mematikan pada tahun 2050 sebagai akibat dari perubahan iklim yang memburuk, menurut laporan baru oleh perusahaan konsultan McKinsey Global Institute (MGI).

Pemodelan dalam laporan tersebut menguraikan bahwa panas yang parah hanyalah salah satu dari perkiraan risiko utama untuk benua Asia di bawah RCP8.5, situasi skenario terburuk yang dapat terjadi tanpa tindakan kolektif untuk mengurangi emisi karbon.

Tanpa tindakan yang jauh lebih baik untuk mencapai tujuan tersebut, Asia diperkirakan akan melihat kenaikan suhu lebih dari dua derajat dari tingkat pra-industri.

Baca Juga: Divonis Dua Tahun Penjara, Djoko Tjandra Terbukti Lakukan Pemalsuan Surat dan Dokumen

Sementara itu, sebagian besar risiko terletak di negara-negara Asia subkontinental seperti India, Bangladesh, dan Pakistan. Namun, Asia Tenggara juga akan menghadapi kondisi panas yang lebih sering dan berbahaya, terutama Vietnam.

Berdasarkan laporan MGI yang dirilis pada 24 November tersebut, itu berarti kejadian panas mematikan yang lebih teratur dan sangat mengurangi jam kerja di luar ruangan yang aman, faktor yang diperparah di Asia Tenggara dengan penyebaran urbanisasi yang cepat dan prediksi pergeseran operasi manufaktur ke wilayah tersebut dari Tiongkok.

Efek arus ke pertanian juga diperkirakan akanmemberikan tekanan yang lebih besar pada populasi.

Baca Juga: Memasuki Hari Terakhir Kampanye, Mahfud MD Ingatkan Paslon Tetap Patuhi Prokes dan Aturan Kampanye

Di Asia Tenggara, hasil tanaman penting seperti beras, jagung dan kedelai akan menjadi lebih tidak terduga, mempengaruhi harga bagi konsumen dan mata pencaharian petani.

“Risiko iklim dan respons adalah salah satu keharusan, jika bukan keharusan bagi generasi kita,” kata Oliver Tonby, Ketua Asia McKinsey & Company, dilansir Pikiranrakyat-Cirebon.com dari Channel News Asia.

“Perubahan iklim, dan dampaknya pada orang-orang, pada ekonomi, pada negara, kita sudah mulai merasakannya dengan cara yang signifikan dan jika kita terus berjalan dengan lambat saat ini, konsekuensinya adalah akan menjadi bencana, terutama untuk Asia,” sambungnya.***

Editor: Egi Septiadi

Sumber: Channel New Asia


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x