Donald Trump, Benyamin Netanyahu, dan Putra Mahkota UEA Dinominasikan untuk Nobel Perdamaian

- 26 November 2020, 15:09 WIB
Bendera Israel dan negara-negara yang menormalisasi hubungan di dinding Jerusalem Old City. //Twitter/@TuttleSinger
Bendera Israel dan negara-negara yang menormalisasi hubungan di dinding Jerusalem Old City. //Twitter/@TuttleSinger /Twitter/@TuttleSinger


PR CIREBON - Putra Mahkota Abu Dhabi Sheikh Mohamed bin Zayed al Nahyan dan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu, telah dinominasikan untuk Hadiah Nobel Perdamaian karena menjadi ujung tombak normalisasi hubungan antara UEA dan Israel.

Peraih Nobel Lord David Trimble, yang dianugerahi penghargaan pada tahun 1998 atas karyanya dalam mempromosikan perdamaian di Irlandia Utara, menominasikan kedua pemimpin tersebut pada hari Selasa, kata kantor Netanyahu dalam sebuah pernyataan kepada Al Arabiya English.

"Keputusannya untuk mengajukan pencalonan Perdana Menteri Netanyahu (dan Sheikh Mohammed bin Zayed) akan mengarahkan komite untuk membahas masalah tersebut," kata kantor Netanyahu.

Baca Juga: Pelayanan Kesehatan Alami Penurunan, BPJS Jelaskan Penanganan Covid-19 di Forum Internasional

Pemenang Hadiah Nobel Perdamaian 2021 akan diumumkan Oktober mendatang. Dikutip PikiranRakyat-Cirebon.com dari Al Arabiya.

UEA dan Israel pertama kali mengumumkan bahwa mereka akan menormalisasi hubungan pada 13 Agustus.

Perjanjian damai, yang dikenal sebagai Abraham Accords, perjanjian Abraham, disahkan pada upacara penandatanganan trilateral dengan negara Teluk Bahrain di Gedung Putih pada bulan September.

Baca Juga: Manfaatkan Anak dan Dunia Olahraga Sebagai Media Berpromosi Rokok, KAKAK: Akan Bawa Ke Ranah Hukum

UEA dan Bahrain masing-masing adalah negara Arab ketiga dan keempat yang berdamai dengan Israel setelah Mesir pada 1979 dan Yordania pada 1994.

Lebih dari satu bulan setelah upacara penandatanganan, Sudan mengumumkan akan mengikuti.

Presiden AS Donald Trump mengatakan bahwa ada negara lain yang berbaris di Timur Tengah untuk berdamai dengan Israel.

Baca Juga: Spesial Bagi Pecinta Pedas, Ini Resep Lobster Bumbu Cabai yang Menggoda

Trump, yang menjadi perantara Abraham Accords, telah dinominasikan untuk Hadiah Nobel Perdamaian 2021.

Anggota parlemen Norwegia Christian Tybring-Gjedde mengajukan nama Trump pada 9 September.

“Ini atas kontribusinya bagi perdamaian antara Israel dan UEA. Ini adalah kesepakatan yang unik," kata Tybring-Gjedde kepada Reuters saat itu.

Panggilan untuk ketiga pemimpin untuk menerima hadiah.

Baca Juga: Kabar Baik Bagi Perempuan Pelaku UMKM, Bank Ini Sediakan Dana Modal hingga Rp 15 Miliar

Para ahli dan tokoh media sebelumnya menyerukan agar Hadiah Nobel Perdamaian diberikan kepada ketiga pemimpin AS, UEA, dan Israel atas pencapaian kesepakatan bersejarah mereka.

Pakar Timur Tengah Ghanem Nuseibeh mengatakan pada saat pengumuman bahwa penghargaan tersebut harus diberikan kepada ketiga pemimpin tersebut.

"Hadiah Nobel Perdamaian harus diberikan kepada Sheikh Mohammed Bin Zayed, Benjamin Netanyahu dan Donald Trump. Mereka semua pantas mendapatkannya," cuit sebuah akun Twitter @Noval_lutfianto

"Mereka semua pantas mendapatkannya," kata Nuseibeh dalam sebuah posting di Twitter, @gnuseibeh.

Baca Juga: Info Merapi Terbaru, Jumlah Pengungsi Meningkat di Klakah Boyolali dan Tetap Jaga Protokol Kesehatan

"Perdana menteri @netanyahu, presiden @realDonaldTrump, dan putra mahkota @MohamedBinZayed harus menerima hadiah Nobel perdamaian, karena membawa perjanjian perdamaian pertama di Timur Tengah sejak 1994,"  kicau akun bernama Yair Netanyahu, @YairNetanyahu.***

Editor: Egi Septiadi

Sumber: english alarabiya


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x