Akibat Ujaran Kebencian Macron Terhadap Islam, Erdogan Serukan Turki untuk Boikot Produk Prancis

27 Oktober 2020, 07:26 WIB
Kolase foto Emmanuel Macron dan Recep Tayyip Erdogan: Erdogan telah menyerukan warga Turki untuk memboikot semua produk Prancis setelah Macron melakukan ujaran kebencian terhadap Islam. /Al Araby/

 

PR CIREBON - Presiden Turki Tayyip Erdogan, pada Senin 26 Oktober 2020, meminta Turki untuk memboikot barang-barang Prancis dan mendesak para pemimpin Uni Eropa untuk menghentikan agenda anti Islam pemimpin Prancis, Emmanuel Macron.

Untuk hari ketiga, Erdogan mengatakan bahwa Presiden Prancis membutuhkan pemeriksaan kesehatan mental, mengulangi teguran yang menyebabkan Prancis menarik duta besarnya dari Ankara selama akhir pekan, ketika dia mengimbau Turki untuk menghindari produk Prancis.

"Sama seperti mereka mengatakan 'Jangan membeli barang dengan merek Turki' di Prancis, saya menyerukan kepada semua warga saya dari sini untuk tidak pernah membantu merek Prancis atau membelinya," kata Erdogan.

Baca Juga: Hamas Bebaskan Aktivis Palestina yang Ditangkap Setelah Lakukan Video Zoom dengan Israel

Prancis adalah sumber impor terbesar ke-10 ke Turki, dan pasar terbesar ketujuh untuk ekspor Turki, menurut lembaga statistik Turki. Di antara impor utama Prancis, mobil Prancis termasuk di antara mobil dengan penjualan tertinggi di Turki.

"Para pemimpin Eropa dengan pandangan ke depan dan moralitas harus meruntuhkan tembok ketakutan," kata Erdogan dalam pidatonya di awal minggu kegiatan di Turki, untuk memperingati Maulid Nabi Muhammad.

"Mereka harus mengakhiri agenda Anti-Islam dan kampanye kebencian yang dipimpin Macron," ujar Erdogan melanjutkan. Dikutip PikiranRakyat-Cirebon.com dari Reuters.

Baca Juga: Dirumorkan Akan Mundur dari Timnas Prancis Karena Agamanya Dihina, Paul Pogba Angkat Bicara

Pada Senin malam, Kedutaan Besar Prancis di Ankara mengeluarkan peringatan kepada warga negara Prancis yang tinggal dan bepergian di Turki, untuk melakukan kewaspadaan yang besar karena konteks lokal dan internasional, mendesak mereka untuk menghindari pertemuan atau demonstrasi di tempat umum.

Macron telah berjanji untuk melawan separatisme Islam, dengan mengatakan hal itu mengancam untuk mengambil alih beberapa komunitas Muslim di Prancis.

Negara itu telah diguncang oleh kasus pemenggalan kepala terhadap seorang guru yang dilakukan oleh seorang militan Islam, hal itu dilakukannya sebagai pembalasan penggunaan kartun Nabi Muhammad di sebuah kelas tentang kebebasan berekspresi.

Baca Juga: Kejagung Klaim Pihaknya Selamatkan Uang Negara Lebih dari Rp19 Triliun Selama Setahun

Turki dan Prancis sama-sama anggota aliansi militer NATO, tetapi telah berselisih mengenai masalah-masalah termasuk Syria dan Libya, yuridiksi maritim di Mediterania timur, dan konflik di Nagorno-Karabakh.***

Editor: Irma Nurfajri Aunulloh

Sumber: Reuters

Tags

Terkini

Terpopuler