Emmanuel Macron Sebar Ujaran Kebencian Muslim, Warga Palestina Gelar Aksi Protes di Kedubes Prancis

- 25 Oktober 2020, 20:22 WIB
Presiden Prancis Emmanuel Macron.
Presiden Prancis Emmanuel Macron. /Instagram @emmanuelmacron/

PR CIREBON - Pernyataan Presiden Prancis Emmanuel Macron sempa membuat sebagian besar umat muslim mengutuk atas ucapannya.

Sekitar 200 warga Palestina meneriakkan protes keras terhadap Presiden Emmanuel Macron di luar kediaman duta besar Prancis, setelah dia berjanji negaranya tidak akan "menyerah soal kartun" yang menggambarkan Nabi Muhammad.

Para pengunjuk rasa yang melakukan aksi terlihat  mengenakan masker wajah sesuai dengan peraturan virus corona, membawa spanduk berbahasa Arab yang mendukung nabi. 

Baca Juga: Umrah Memasuki Tahap Ketiga, Kemenag Siapkan Skema Jika Indonesia Masuk Daftar

Adapun aksi demonstrasi diadakan di distrik terbesar Palestina Jaffa di Tel Aviv, setelah salat Isya.

Dilansir dari RRI oleh PikiranRakyat-Cirebon.com pada 25 Oktober 2020, Amin Bukhari yang merupakan salah satu demonstran menuduh Macron memainkan permainan "ekstrem kanan".

"Nabi Muhammad adalah hal yang paling suci dalam Islam dan siapa pun yang menyerang kehormatannya, menyerang semua orang," katanya.

Berdasarkan berita yang beredar Macron mengatakan seorang guru Prancis yang dipenggal kepalanya di luar sekolahnya di luar Paris awal bulan ini "dibunuh karena kelompok Islam menginginkan masa depan kita".

Baca Juga: Kabar Duka Dari Samsung Group, Pimpinan Lee Kun-hee Meninggal di Usia 78 Tahun

Guru tersebut, Samuel Paty dibunuh setelah dia menunjukkan kartun Nabi Muhammad selama kelas yang dia pimpin membahas soal kebebasan berbicara.

"Kami tidak akan menyerah soal kartun ini," kata Macron.

Ia menggambarkan seolah Islamis tidak akan pernah ada ruang di Prancis.

"Kita harus menghormati Musa di antara orang-orang Yahudi, kita harus menghormati Yesus Kristus yang adalah nabi kita juga, dan kita harus menghormati Nabi Muhammad SAW," ujar Bukhari di luar kediaman resmi duta besar Prancis Eric Danon.

Baca Juga: Bukan Hanya Pelajar Bisa Dapat Rapor Merah, 8 Kebijakan Nadiem Juga Dinilai di bawah KKM

Representasi visual para nabi dilarang keras dalam Islam dan mengejek atau menghina Nabi Muhammad dapat dihukum mati di beberapa negara Muslim.

Seruan memboikot barang-barang Prancis berkembang di dunia Arab dan sekitarnya, sebagai tanggapan atas komentar Macron.

Penguasa Islam di Jalur Gaza, Hamas, termasuk di antara mereka yang mengutuk komentar Macron.

"Menghina agama dan nabi bukanlah masalah kebebasan berekspresi, tapi lebih pada mempromosikan budaya kebencian," kata Hamas dalam sebuah pernyataan, memperingatkan "konsekuensi" yang tidak ditentukan.

Kelompok Jihad Islam yang lebih kecil, yang juga beroperasi di daerah kantong Palestina di Gaza, mengatakan bahwa menyinggung Islam dan nabinya melanggar "garis merah" dan "tidak dapat ditoleransi".***

Editor: Khairunnisa Fauzatul A

Sumber: RRI


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x