Setelah Donald Trump, Kini Giliran Vladimir Putin Diajukan untuk Mendapat Hadiah Nobel Perdamaian

26 September 2020, 09:00 WIB
PRESIDEN Rusia Vladimir Putin dan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump.* /pixabay

PR CIREBON – Setelah Donald Trump, kini, menurut laporan media Rusia, Presiden negara tersebut Vladimir Putin juga diajukan untuk mendapat Hadiah Nobel Perdamaian.

Dikutip Pikiranrakyat-Cirebon.com dari Newsweek, permintaan untuk menominasikan Putin dilakukan dua minggu lalu oleh sekelompok penulis Rusia yang dipimpin oleh Sergey Komkov, meskipun alasan pencalonan tersebut belum diberikan.

"Ini sebenarnya adalah nominasi keempat yang saya ajukan untuk Hadiah Nobel Perdamaian. Nominasi itu dikirim pada 9 September tahun ini, dan pada 10 September aplikasi ini diterima oleh Komite Nobel Perdamaian di Oslo, di markas besarnya,” ujar Komkov pada konferensi pers.

Baca Juga: Bersikeras PKI Bangkit Kembali, Gatot Nurmantyo Tulis Surat Terbuka untuk Presiden Jokowi

Ketika dimintai komentar, juru bicara Hadiah Nobel merujuk pada statuta yang mengatakan bahwa tidak ada daftar publik yang dibuat dari para nominator dan tidak diungkapkan selama 50 tahun ke depan.

"Tak satu pun dari Komite Nobel yang mengumumkan nama-nama calon, baik kepada media maupun calon itu sendiri," kata situs web Hadiah Nobel.

Siapapun yang memenuhi kriteria Komite Nobel dapat mencalonkan pesaing dan ini termasuk anggota parlemen di manapun di dunia, profesor dan kelompok akademis.

Baca Juga: Sempat Kabur dan Masuk DPO, Pelaku Pelecehan Seksual di Bandara Soetta Ditangkap di Sumatera Utara

“Anda semua tahu bahwa orang yang sama sekali berbeda dinominasikan untuk penghargaan ini, ini adalah inisiatif dari mereka yang mengajukan nominasi,” kata juru bicara kepresidenan Rusia, Dmitry Peskov.

Pada 2013, Putin dinominasikan untuk Hadiah Nobel Perdamaian oleh Deputi Duma Negara Bagian Joseph Kobzon dan Akademi Internasional Persatuan Spiritual dan Kerja Sama Rakyat untuk partisipasi dalam menyelesaikan konflik Suriah dan mencoba menghentikan invasi militer AS ke Suriah.

Pekan lalu, kritikus Putin Alexey Navalny, yang sedang memulihkan diri di Berlin setelah diracun dalam serangan yang diyakini bermotif politik, dinominasikan untuk Hadiah Nobel Perdamaian oleh sekelompok profesor universitas Rusia.

Baca Juga: Dokter Daerah Keluhkan Kekurangan Obat Covid-19, Luhut Mengaku Sudah Marahi Pejabat Menkes

Selain itu, Donald Trump dinominasikan dua kali untuk penghargaan tersebut. Pertama kali ia dinominasikan oleh politikus konservatif Norwegia Christian Tybring-Gjedde untuk pembicaraan damai antara Israel dan Uni Emirat Arab.

Beberapa hari kemudian, Trump dinominasikan lagi oleh anggota parlemen Swedia Magnus Jacobsson untuk terobosan dalam hubungan antara pemerintah Kosovo dan Serbia.

Sementara itu, pesaing untuk hadiah tahun ini adalah Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) serta Perdana Menteri Selandia Baru Jacinda Ardern dan aktivis lingkungan Greta Thunberg. Komite Nobel mengatakan bahwa hadiah uang tahun ini telah meningkat menjadi $ 1,1 juta (Rp16 miliar).***

 
Editor: Nur Annisa

Sumber: News Week

Tags

Terkini

Terpopuler