Vaksin Covid-19 Harus Didistribusi Tanpa Tekanan Politik, Joe Biden: Saya Tidak Percaya Trump

17 September 2020, 16:04 WIB
Calon Presiden AS dari Partai Demokrat, Joe Biden.* /.*/Reuters

PR CIREBON – Calon presiden dari Partai Demokrat Joe Biden mengatakan pada Rabu, 16 September 2020 waktu setempat bahwa vaksin untuk Covid-19 harus dikembangkan dan didistribusikan tanpa tekanan politik.

Biden memperingatkan bahwa University of Washington memproyeksikan hampir 200.000 kematian Amerika sejauh ini dapat berlipat ganda pada akhir tahun jika tidak ada tindakan tambahan yang diambil.

Akan tetapi, ia menuduh Presiden Donald Trump tidak bertindak apa-apa dan mengatakan para ilmuwan harus membuat keputusan tentang kapan vaksin itu aman dan bagaimana seharusnya didistribusikan.

Baca Juga: Ahok Tuai Sorotan Usai Bongkar Aib Pertamina, Warganet: Ahok Itu Buzzer Sesungguhnya

“Saya percaya vaksin. Saya percaya para ilmuwan. Tapi saya tidak mempercayai Donald Trump dan saat ini rakyat Amerika juga tidak bisa," kata Biden seperti dikutip Pikiranrakyat-Cirebon.com dari USA Today.

Biden mengatakan pengembangan vaksin tidak akan mengikuti kalender politik, meskipun Trump menjamin bahwa vaksin akan selesai dalam beberapa minggu.

"Kita sedang menuju musim gugur yang sangat berbahaya," kata Biden.

Baca Juga: Poyuono Singgung Isu Pelanggaran HAM Prabowo, Jubir Gerindra: Jangan Maksa Bicara Soal Hukum

Para ahli mengatakan vaksin mungkin tidak tersedia secara luas hingga tahun 2021. Menurut Biden, dia akan mendengarkan para ahli medis, tetapi akan cenderung untuk mendistribusikannya pada responden pertama, yakni dokter dan perawat.

Biden menuturkan dia kemudian akan mendistribusikan ke populasi dengan risiko terbesar, seperti orang tua dan orang-orang dengan kondisi yang sudah ada sebelumnya.

"Pemberian vaksin akan didasarkan pada tingkat keterpaparan, yaitu siapa yang paling rentan dibandingkan dengan siapa yang mempunyai dompet paling tebal," lanjut Biden.

Baca Juga: Usai Kritisi dan Bongkar Bobroknya Pertamina, Ahok Akhirnya Dipertemukan dengan Erick Thohir

Lebih dari 6,6 juta orang Amerika telah terinfeksi virus dan hampir 200.000 telah meninggal. University of Washington memproyeksikan 215.000 orang lagi dapat meninggal antara sekarang dan akhir tahun karena virus diperkirakan akan melonjak pada Desember.

“Angka itu dapat dipotong setengah jika semua orang mengenakan masker,” ujar Biden.

Ia melanjutkan bahwa saat ini rakyat AS membutuhkan kepemimpinan.

Baca Juga: Anies Baswedan Lebih Berbahaya daripada Pandemi, Rocky Gerung: Istana Berupaya Mematikan Langkahnya

Biden telah berkampanye sebagian besar dari rumah dan berkelana ke acara-acara di mana para peserta mengenakan masker dan melakukan pembatasan jarak sosial, karena ia menganjurkan agar pengeluaran lebih banyak untuk peralatan pelindung dan pelatihan bagi para guru sehingga sekolah dapat dibuka kembali dengan aman.

Biden mendesak gubernur pada pertengahan Agustus untuk memberlakukan perintah wajib memakai masker bagi orang-orang di luar ruangan selama tiga bulan untuk mencegah virus.

Ia mengecam Trump setelah terungkap dalam buku Bob Woodward, bahwa presiden dengan telah berbohong tentang ancaman virus terhadap negara selama berbulan-bulan.

Baca Juga: Viral Gunting Bendera Merah Putih karena Jengkel, ‘Emak-emak’ Ini Kini Ditahan Di Polres Sumedang

Sebaliknya, Trump menganjurkan pembukaan kembali ekonomi. Dia berkampanye di rapat umum di mana banyak peserta tidak memakai masker atau menjaga jarak sosial.

Selain itu, Trump mengejek Biden karena mengenakan masker dan menyerangnya karena menyarankan kewajiban menggunakan masker secara nasional.***

Editor: Nur Annisa

Sumber: USA TODAY

Tags

Terkini

Terpopuler