Miliki Kritik Terselubung Terhadap AS, Tiongkok dan Rusia Bekerjasama Deklarasikan Perang Informasi

29 Juli 2020, 14:50 WIB
PRESIDEN Tiongkok Xi Jinping dan Presiden Rusia Vladimir Putin.* //Evgenia Novozhenina/REUTERS

PR CIREBON - Berdasarkan informasi dari seorang juru bicara Kementerian Luar Negeri Tiongkok, Beijing dan Moskow akan bekerjasama dalam perang informasi.

Langkah dua negara tersebut dilakukan di tengah pertarungan ideologis antara Tiongkok dan Amerika Serikat (AS) yang semakin meningkat.

Dalam kritik terselubung terhadap AS, Hua Chunying, yang juga menjabat sebagai direktur departemen pers kementerian, dan rekannya dari Rusia Maria Zakharova mengatakan negara-negara tertentu telah menyebarkan disinformasi karena bias ideologis dan kebutuhan politik.

Baca Juga: Masih Sibuk Giveaway, Pemilik PS Store Diciduk Bea Cukai Jakarta atas Dugaan Bisnis Ponsel Ilegal

"Mereka telah mendistorsi sejarah, menyerang sistem sosial negara lain dan jalur pembangunan, mempolitisasi pandemi, menempelkan label pada virus dan membatasi dan menindas media asing karena melakukan pekerjaan mereka", kata kementerian luar negeri Tiongkok, dikutip PikiranRakyat-Cirebon.com dari South China Morning Post.

Pernyataan yang dibuat pada hari Jumat tersebut, muncul ketika konfrontasi antara Tiongkok dan AS terus bergelora di berbagai bidang.

Mulai dari penanganan awal Beijing terhadap penyebaran virus corona, hingga pengenalan hukum keamanan nasional di Hong Kong.

Baca Juga: Polemik PJJ Masih Gemuruhkan Pemecatan Mendikbud, Pengamat: Nadiem Cuek Sama Siswa, Ganti Saja!

Dalam langkah yang belum pernah terjadi sejak dimulainya hubungan diplomatik resmi pada 1979, Beijing memerintahkan AS untuk menutup konsulatnya di Chengdu pada Jumat sebagai balasan atas keputusan Washington untuk menutup konsulatnya di Houston, di mana pejabat AS menuduh konsulat Houston digunakan sebagai "pusat penelitian" pencurian oleh militer Tiongkok di AS.

Sementara itu, suasana tegang bahkan tampak pada Senin pagi, di mana para pejabat Tiongkok mengambil alih gedung konsulat Chengdu setelah staf diplomatik AS meninggalkan gedung tersebut.

Konsulat Chengdu merupakan satu dari lima kantor konsulat di Tiongkok daratan.

Baca Juga: Tiongkok Dituding Ikut Campur Pemilu Amerika Serikat, TikTok Jadi Korban Bulan-bulanan Politisi AS

Langkah ini menimbulkan kecemasan bahwa ketegangan antara dua negara dengan perekonomian terbesar dunia tersebut mungkin terlalu dalam untuk diperbaiki.

Selama konferensi video pada hari Jumat, Hua dan Zakharova mengatakan negara-negara lain harus bergabung dengan upaya mereka untuk 'menolak disinformasi'.

"Negara-negara seharusnya tidak mengadopsi standar ganda, mencampuri urusan dalam negeri orang lain atau tuduhan tanpa dasar yang sama pada sistem politik negara lain, jalur pembangunan dan pemerintahan negara berdasarkan ideologi dan prasangka politik," kata mereka.***

Editor: Nur Annisa

Sumber: South China Morning Post

Tags

Terkini

Terpopuler