Beri Dukungan pada Joe Biden, Mantan PM Malaysia Sebut Rezim Trump Bawa Peperangan dengan Beijing

15 Juni 2020, 12:23 WIB
Mantan PM Malaysia Mahathir Mohamad.* / Instagram @chedetofficial/

PR CIREBON - Kepemimpinan Donald Trump menjadi Presiden Amerika Serikat mengundang banyak penilaian dari para tokoh dunia. Salah satunya adalah mantan Perdana Menteri (PM) Malaysia, Mahathir Mohamad.

Melansir dari Inquitrer, Mahathir menilai kepemimpinan Trump untuk kedua kalinya pada November nanti adalah bencana, sehingga bila ia punya hak pilih di AS, ia menyebutkan akan lebih memilih Joe Biden sebagai Presiden AS berikutnya.

"Saya tidak tahu apakah Donald Trump akan terpilih kembali, tetapi saya berharap Joe Biden akan terpilih dan berbeda darinya. Saya memilih Joe Biden meski saya tidak punya hak untuk memilih," ucap Mahathir yang sudah berusia 94 tahun itu.

Baca Juga: Jadi Ancaman Pandemi Mematikan Selanjutnya, Dokter Ungkap Virus Baru Bersumber dari Peternakan Ayam

Mahathir mendasarkan pernyataan dari hasil pengamatan terhadap hubungan Washington dan Beijing yang berubah menjadi perang karena sejumlah kebijakan yang diambil Donald Trump.

Bahkan, Mahathir pun menolak klaim pemerintahan Donald Trump yang mengatakan Tiongkok harus bertanggung jawab atas merebaknya pandemi Covid-19 hingga seluruh dunia.

"Saya tidak pernah berpikir dia (Donald Trump) akan menang, tetapi Joe Biden lah yang menang. Sekarang orang-orang mengatakan bahwa banyak orang yang mendukung Donald Trump, maka hal itu akan menjadi bencana," ucap Mahathir Mohamad dalam siaran 'This Week in Asia'.

Baca Juga: Sistem Politik Rusia Terstruktur Dibanding AS, Putin Klaim Sudah Atasi Pandemi dengan Minim Kerugian

Lebih jauh, Mahathir juga mengkritik Donald Trump karena kebiasaannya memecat pejabat dan bahkan menyamakan praktik ini dengan yang terlihat di 'negara dunia ketiga'.

Selain itu, Mahathir menyalahkan kecintaan Amerika terhadap 'kebebasan' dan ketidaksukaan mereka terhadap penguncian, sehingga memicu berlanjutnya penyebaran virus corona di seluruh AS.

"Di AS ini tentang kebebasan. Anda tidak bisa mengatakan kepada saya untuk tidak keluar rumah. Itu adalah kebebasan saya. Anda tidak dapat menghentikan saya karena itu kebebasan saya," ucapnya.

Baca Juga: Bermaksud Cari Jejak Firaun di Tepi Sungai Nil, Arkeolog Justru Temukan Makam Ratu Terakhir Mesir

Sebaliknya, Mahathir Mohamad memuji tanggapan dari Partai Komunis Tiongkok, meski banyak yang melaporkan Pemerintah Tiongkok sudah melakukan manipulasi data terkait jumlah kasus positif, korban sembuh, atau korban tewas.

Dalam contohnya, korban tewas yang dilaporkan dia Wuhan telah mengklaim bahwa korban tewas hanya mencapai 2.579 orang, tetapi faktanya justru mencapai 47.000 orang.***

Editor: Khairunnisa Fauzatul A

Sumber: inquirer

Tags

Terkini

Terpopuler