Putin dan Hitler Diduga Derita Parkinson Akibat Hadapi Perang

28 April 2022, 19:56 WIB
Adolf Hitler dan Vladimir Putin kini dipersamakan menderita Parkinson, yaitu tangannya gemetar. Dipersamakan pula dilatari perang. /Metro.uk/

SABACIREBON - Sebuah video yang menunjukkan tangan Vladimir Putin gemetar tak terkendali,  telah diperbandingkan dengan kesehatan Adolf Hitler saat Jerman menghadapi kekalahan dalam Perang Dunia Kedua.

Sementara  dalam  rekaman menunjukkan tangan pemimpin Rusia itu gemetar dan berjalan goyah saat menyapa pemimpin Belarus.

Klip yang diambil tepat sebelum dia memulai perang di Ukraina, memicu spekulasi lebih lanjut tentang keadaan kesehatannya.  Pada bagian video itu pula  menunjukkan, dia memegangi sudut meja selama pertemuan yang disiarkan televisi.

Baca Juga: Singapura Hukum Mati Warga Malaysia yang Selundupkan 42 gram Heroin

Awal bulan ini, sebuah laporan mengklaim bahwa Putin berada di bawah pengawasan rutin seorang ahli bedah kanker

Tetapi penguasa itu telah lama dikabarkan menyembunyikan kondisi serius - mungkin Parkinson - dan beberapa ilmuwan percaya bahwa Hitler juga menderita penyakit yang sama.

Hitler,  terakhir kali terlihat berada di luar bunkernya di Berlin seperti pada sebuah  video propaganda yang dibuat pada April 1945. Ia seolah sedang   memeriksa para anggota Pemuda Hitler.

Film itu seakan-akan menunjukkan bagaimana Führer Nazi Jerman masih memegang komando, bahkan ketika pasukan Uni Soviet menutup ibu kota.

Baca Juga: Sebelum Terbang, Simak Prakiraan Cuaca di Beberapa Bandara Indonesia

Namun bagian penting dari rekaman itu dipotong dari versi utuhnya.

Bagian yang hilang menunjukkan tangan kiri pemimpin Nazi itu gemetar hebat saat dia memegang sesuatu dan menyembunyikan di belakang punggungnya sambil menyapa perwira militer.

Bagian Itu ditemukan di laboratorium film Jerman Timur pada 1970-an.

Banyak ahli percaya bahwa Hitler menderita penyakit Parkinson pada saat video itu dibuat.

Kondisi neurologis mempengaruhi kontrol otot dan mengganggu mobilitas.

Baca Juga: Terjadi Kepadatan di Gerbang Tol Merak

Sejarawan Inggris Richard Evans mengatakan, gejala Hitler seperti itu mulai terlihat selama perang.

Dia mengatakan kepada Smithsonian Channel pada tahun 2014,  “Dia gemetar  tangan kirinya,  boleh jadi karena bom yang meledak pada 20 Juli 1944,” kata Evans.

Evans juga mengatakan, saat itu Hitler juga  mulai menyeret kakinya saat berjalan. Dia mulai berbicara dengan cara yang lebih datar dan tidak terlalu bersemangat sebagaimana biasanya.

Film dokumenter tersebut membandingkan cuplikan dari 1940 dan 1944 untuk menunjukkan bagaimana mobilitas Hitler tampak menurun selama perang.

Hitler stres

Sementara itu, catatan sejarah yang masih ada menunjukkan bagaimana dokter pribadi pemimpin Nazi Theodor Morell pertama kali mencatat getarannya pada tahun 1941 tetapi membuatnya stres.

Baca Juga: Maskapai Pelita Air Sevice Terbang Lagi Layani Rute Jakarta-Bali (pp)

Pada hari-hari terakhir perang, ia menyimpulkan bahwa Hitler menderita “shaking palsy”, nama asli untuk penyakit Parkinson.

Ini juga menggambarkan lebih jauh,  bahwa kepribadian Hitler yang tidak berperasaan dan tidak manusiawi  dipengaruhi oleh Parkinson.

Namun, sejarawan menunjukkan bahwa teori itu tidak menjelaskan tindakan dan keyakinan rasis Hitler sebelum perang.

Diktator Nazi telah meluncurkan invasi terkutuk ke Uni Soviet pada tahun 1941,  yang memaksa pasukan Joseph Stalin melawan dan akhirnya menang melawan Jerman.

Baca Juga: Bupati Bogor Ade Yasin Mengakui Dijebak oleh Anak Buahnya Sehingga Ditangkap KPK

Sementara itu, invasi Rusia ke Ukraina pada bulan Februari telah membawa kekerasan dalam skala yang tidak pernah terlihat sebelumnya dengan banyak pemimpin barat membandingkan kebrutalan Putin dan Hitler.

Pejabat hak asasi manusia telah mengklaim bahwa, seperti di Jerman Nazi, Kremlin telah merekrut anak-anak untuk meningkatkan jumlah pasukannya.***

 

 

Editor: Asep S. Bakrie

Sumber: Metro.uk

Tags

Terkini

Terpopuler