Inggris Berencana Tetapkan Garis Besar Tindakan Karantina untuk Kedatangan Internasional

22 Mei 2020, 17:34 WIB
Ilustrasi - Virus Corona di Inggris. /- Foto: ANTARA/Shutterstock/am.

PIKIRAN RAKYAT - Inggris pada Jumat nanti akan menjabarkan rincian rencana untuk karantina Covid-19 yang ditujukan untuk pelancong yang datang dari luar negeri.

Pemerintah diharapkan mengumumkan bahwa semua kedatangan internasional, termasuk orang Inggris yang kembali, akan diminta untuk mengisolasi diri selama 14 hari dan memberikan perincian di mana mereka akan tinggal di pihak berwenang.

Dikutip PikiranRakyat-Cirebon.com dari Reuters, surat kabar Daily Telegraph melaporkan bahwa mereka yang melanggar karantina akan didenda sebesar 1.000 pound dengan petugas kesehatan dan perbatasan melakukan pemeriksaan di tempat.

Baca Juga: PBB Bantah Tudingan Amerika Serikat Terkait Upaya Manfaatkan Pandemi Covid-19 Promosikan Aborsi

"Saya belum bisa mengatakan berapa lama karantina ini akan berlangsung. Itu adalah sesuatu yang kami ulas setiap tiga minggu atau lebih," ujar Sekretaris Irlandia Utara Brandon Lewis.

Pemerintah telah mengindikasikan bahwa hanya mereka yang tiba dari Republik Irlandia yang akan dibebaskan dari karantina bersama dengan mereka yang berada di sejumlah pekerjaan tertentu, seperti pengemudi barang.

Menteri Transportasi Grant Shapps juga menyarankan pemerintah akan berusaha untuk menegosiasikan 'jembatan udara' untuk pelancong yang datang dari negara-negara dengan tingkat infeksi virus yang rendah.

Baca Juga: Lakukan Pelanggaran, Senator AS Berusaha Hukum Tiongkok karena Hong Kong

Lewis mengatakan rincian lengkap dari rencana itu, yang bertujuan untuk mencegah puncak kedua dari pandemi virus corona akan diuraikan oleh menteri dalam negeri, Priti Patel.

Tidak seperti banyak negara lain di dunia, Inggris telah melakukan beberapa tes dan pemeriksaan pada pengunjung, dengan karantina terbatas hanya untuk kedatangan dari Tiongkok pada awal wabah.

Itu menimbulkan tuduhan bahwa pemerintah Perdana Menteri Boris Johnson terlalu lamban untuk bertindak, tetapi sekarang juga menghadapi kritik atas rencana untuk memasukkan karantina.

Baca Juga: Tiba di Gerbang Tol Cileunyi, 102 Kendaraan Pemudik Diminta Putar Balik

Sementara itu seorang bos perusahaan penerbangan mengatakan tindakan itu akan berakibat parah.

Michael O'Leary, kepala eksekutif Ryanair, mengatakan bahwa tindakan itu akan 'tidak dapat dilaksanakan dan tidak dapat dipecahkan' dan akan diabaikan.

Beberapa anggota parlemen di partai Konservatif Johnson juga mempertanyakan perlunya membawa karantina sekarang, dengan mengatakan hal itu akan merusak perekonomian ketika sudah mendapat pukulan besar dari penutupan.

Baca Juga: Cek Fakta: Benarkah Warga Kediri Wajib Lapor ke RT Usai Berbelanja di Tengah Pandemi? Simak Faktanya

"Pemerintah perlu memikirkan kembali ini dengan cepat dan tidak masuk ke karantina. Jika mereka menaikkan level pengujian mereka, maka siapa pun yang datang akan diuji dan dimasukkan ke dalam aplikasi pelacakan," ujar Iain Duncan Smith, mantan pemimpin Konservatif, mengatakan kepada Daily Telegraph.***

Editor: Suci Nurzannah Efendi

Sumber: REUTERS

Tags

Terkini

Terpopuler