PIKIRAN RAKYAT - Pemerintahan Donald Trump kini tengah mengorganisir upaya proyek untuk mengembangkan vaksin virus corona yang dibutuhkan hingga akhir tahun.
Donald Trump menjalankan program yang dinamakan dengan 'Operation Warp Speed' dengan menggandeng perusahaan farmasi swasta , lembaga pemerintahan dan militer.
Mereka menargetkan waktu delapan bulan untuk pembuatan vaksin virus corona.
Baca Juga: Sepanjang Mei 2020 akan Dihiasi dengan 3 Fenomena Langit Langka, Berikut Tanggalnya
Tujuan proyek ini adalah untuk memiliki 300 juta vaksin yang tersedia pada bulan Januari 2021 serta untuk mempercepat pembuatan vaksin yang disebut biasanya lambat dan penuh risiko.
Operation Warp Speed ini akan menggunakan sumber daya pemerintah untuk dengan cepat menguji vaksin eksperimental yang paling menjanjikan di dunia pada hewan, kemudian meluncurkan uji klinis terkoordinasi manusia.
Vaksin terbaik akan masuk ke uji coba yang lebih luas dan pada saat yang bersamaan produksi pun akan meningkat.
Sebuah sumber yang mengetahui hal ini mengatakan bahwa proyek tersebut akan menelan biaya hingga miliaran rupiah.
Baca Juga: Lakukan Penyelidikan, Trump Klaim Telah Melihat Bukti Virus Corona Berasal dari Lab Wuhan
Proyek ini juga dipastikan akan menghasilkan limbah yang signifikan dan belum diketahui apakah hal itu akan aman atau efektif, yang berarti bahwa vaksin yang gagal akan sia-saia.
Namun dipastikan bahwa vaksin akan hadir di publik Amerika pada akhir tahun ini, bahkan untuk musim panas mendatang di Amerika Serikat.
Diberitakan dari situs Bloomberg bahwa setidaknya dalam proyek ini, akan ada 70 vaksin yang berbeda untuk pengembangan oleh para pembuat obat dan sekelompok penelitian.
Namun pembuat obat belum mengoordinasikan upaya mereka sejauh yang mereka bisa melalui proyek Warp Speed tersebut.
Baca Juga: NASA akan Tabrakan Pesawat Luar Angkasa dengan Asteroid, Demi Selamatkan Bumi dari Bahaya
Bulan lalu, Trump mengarahkan Sekretaris Layanan Kesehatan dan Kemanusiaan, Alex Azar untuk mempercepat pengembangan vaksin.
Para pejabat adminisrasi juga telah mengadakan pertemuan mengenai upaya tersebut selama hingga empat minggu.
orang-orang yang akan masuk ke dalam proyek meminta untuk tidak diidentifikasi karena belum diumumkan secara publik.
Seorang Juru Bicara Departemen Kesehatan dan Layanan Kemanusiaan, Michael Caputo, mengatakan presiden menolak untuk menerima tenggat waktu untuk pengembangan vaksin standar dan mendorong terobosan itu.***