PIKIRAN RAKYAT - Koordinator aksi tanggap virus corona kantor kepresidenan Amerika Serikat (AS), Deborah Birx, mengatakan kalangan milenial merupakan kelompok masyarakat yang bisa menjadi kunci keberhasilan berhentinya penyebaran jenis baru virus corona Covid-19.
Pada Senin, 15 Maret 2020, Deborah Birx menyebut, kalangan yang berusia rentang 20-40 tahun tersebut, dinilai mampu menjaga relasi sosial hanya dengan mengangkat ponsel pintar, tanpa perlu bertemu dan berkumpul.
Meskipun tak dapat dipungkiri, kalangan milenial juga sering mengikuti kegiatan berkumpul dan acara sosial lainnya.
Baca Juga: Tersiar Kabar Terkait Pasien Suspect Corona di Batang, Polisi Lacak Penyebar Berita Bohong
"Para milenial diminta membatasi peserta perkumpulan maksimal 10 orang. Tidak hanya di bar dan restoran, tetapi juga di rumah. Saat ini, kami ingin agar orang-orang ada dalam tempat yang terpisah," tambah Birx dalam konferensi pers tersebut dilansir Reuters.
Dalam kesempatan yang sama, Presiden Amerika Serikat Donald Trump mengumumkan kegiatan pembatasan aktivitas di AS selama 15 hari yang mulai berlaku sejak kebijakan itu diumumkan pada Senin.
Trump mengajak penduduk AS untuk mengurangi aktivitas berpergian, berbelanja, dan berkunjung ke rumah kerabat. Trump juga menyarankan kepala negara bagian untuk meliburkan sementara aktivitas akademik di sekolah.
Tak hanya itu, dalam konferensi yang digelar di Gedung Putih, Trump juga meminta warga AS untuk mengikuti panduan yang telah disusun otoritas terkait kebijakan di negara bagian masing-masing.
Namun, untuk menutup seluruh perbatasan dan menerapkan isolasi secara menyeluruh, Trump mengaku Pemerintah AS belum bisa memutuskan kebijakan tersebut.
"Kami belum menuju ke arah sana. Langkah itu dapat dilakukan, tetapi kami belum mempertimbangkannya," kata Trump menjawab pertanyaan wartawan di Gedung Putih.
Terpantau PikiranRakyat-Cirebon.com dari akun Twitter, Trump terus memberikan update informasi, imbauan serta upaya pencegahan virus corona. Salah satunya dengan memberikan panduan untuk ambil bagian dalam memperlambat penyebaran virus Covid-19.
Rekomendasi baru ini mudah diikuti tetapi akan memiliki dampak besar pada kesehatan masyarakat.
Sementara Presiden memimpin respons nasional, menyatukan sumber daya pemerintah dan kecerdasan sektor swasta, dan setiap orang Amerika agar dapat membantu memperlambat penyebaran virus dan menjaga keadaan dalam keadaan yang tetap aman.
Poin pertama, dengarkan dan ikuti arahan otoritas negara bagian dan lokal. Jika merasa sakit, tetaplah diam di rumah, jangan pergi bekerja, lalu hubungi penyedia medis.
Selanjutnya, untuk orang tua yang sudah memiliki anak, jika anak sakit, tetaplah di rumah dan hubungi penyedia medis terdekat.
Poin ketiga, jika seseorang dalam rumah tangga dinyatakan positif mengidap virus corona, pastikan seluruh orang dalam rumah tersebut tetap berada di rumah untuk mengisolasi diri dengan tidak bepergian.
Aturan ini berlaku untuk siapapun, termasuk orang yang sudah lanjut usia. Poin nomor lima menyebut orang tua harus tetap tinggal di rumah dan jauh-jauh dari orang lain.
Pedoman hari ini dibangun berdasarkan rekomendasi umum CDC untuk membantu mencegah penyebaran virus.
Orang Amerika harus terus mempraktikkan kebersihan pribadi yang ketat, termasuk mencuci tangan secara teratur setidaknya selama 20 detik setiap kali cuci tangan dan sering membersihkan permukaan rumah.
Baca Juga: India Temukan 10 WNI Positif Virus Corona, Taj Mahal dan Beberapa Tempat Publik Ditutup
Sekalipun muda dan sehat, semua orang berisiko menularkan virus corona kepada orang lain.
Tidak ada cara yang lebih baik untuk melindungi keluarga dan lingkungan di sekitar selain dengan melindungi diri dengan imbauan informasi yang akurat dan terkini.
Pemerintah AS pada 13 Maret telah menerapkan status darurat nasional untuk Covid-19, dua hari setelah WHO menetapkan Covid-19 sebagai pandemi.
Menurut data Worldometers, laman penyedia informasi statistik independen, per Rabu 18 Maret 2020, AS berada di urutan kedelapan terbanyak dari 165 negara di dunia.
Jumlah pasien positif di AS mencapai 6.509 orang dengan jumlah kematian 115 jiwa. Sementara itu, pasien yang sembuh ada sebanyak 106 orang.***