Sebut Mengakui Pemerintahan Taliban di Afghanistan Bukan Prioritas, Qatar: yang Penting Kemanusiaan

13 Oktober 2021, 09:50 WIB
ILUSTRASI - Pejabat Qatar mengatakan bahwa mengakui pemerintahan Taliban saat ini bukanlah prioritas dunia, melainkan kemanusiaan serta kebebasan. /Reuters

PR CIREBON – Qatar menyebut bahwa mengakui pemerintah Taliban di Afghanistan bukanlah prioritas mereka dan dunia saat ini.

Namun, menurut Qatar, fokus dunia harus pada keterlibatan dengan pemerintahan baru di Afghanistan, yakni Taliban, dan menangani masalah kemanusiaan.

Mutlaq al-Qahtani, utusan khusus menteri luar negeri Qatar, meminta negara-negara lain untuk terlibat lebih dalam dengan Taliban sebagai otoritas de facto Afghanistan.

Baca Juga: Selamatkan Wajah Tuan Rumah Papua, Karateka Samice Persembahkan Emas

Ia juga mendesak kelompok itu untuk bertindak sebagai pemerintahan yang bertanggung jawab dan menghormati hak-hak wanita untuk bekerja dan anak perempuan untuk bersekolah.

“Kami rasa pengakuan ini bukan prioritas. Apa yang lebih menjadi prioritas seperti yang kita bicarakan sekarang adalah kemanusiaan, pendidikan, kebebasan,” kata al-Qahtani, dilansir PikiranRakyat-Cirebon.com dari Al Jazeera.

Al-Qahtani menjelaskan alasan Qatar mendorong keterlibatan dengan Taliban, yang selama bertahun-tahun melakukan bom bunuh diri dan pembunuhan tentara dan warga sipil.

Baca Juga: Eko Patrio Review 'Saldo' 20 Tahun Menikah, Najwa Shihab Rayakan Momen Serupa Sehari Sebelumnya

Meskipun kelompok itu menginginkan pengakuan internasional dan menyetujui kesepakatan damai dengan AS, Taliban telah menggunakan hukuman gantung di depan umum dan taktik brutal lainnya sejak mengambil alih kekuasaan.

“Jika kita akan melepaskan diri dan tidak terlibat dengan mereka, saya rasa kita melakukan kesalahan yang sama yang kita lakukan pada tahun 1989 ketika kita meninggalkan Afghanistan,” katanya.

“Salah satu konsekuensi dari tindakan itu adalah 9/11, jadi saya pikir kita harus belajar dari ini,” tandasnya.

Baca Juga: Lirik Lagu Pernah Salah Mawar de Jongh, Bercerita Tentang Penyesalan Cinta Masa Lalu!

Cara untuk terlibat dengan Taliban tetap menjadi masalah bagi negara-negara di seluruh dunia.

Selama masa kekuasaan mereka sebelumnya pada akhir 1990-an, hanya tiga negara yang mengakui kekuasaan Taliban di Afghanistan.

Belum ada negara yang mengumumkan pengakuan resmi kali ini, meskipun negara tetangga Pakistan juga telah mendorong keterlibatan dengan Taliban.

Baca Juga: Ini Dia Sejumlah Manfaat yang Terkandung pada Buah Naga, Salah Satunya Menurunkan Risiko Penyakit Jantung

Qatar, yang menjadi tuan rumah pembicaraan antara Taliban dan pejabat Barat di mana al-Qahtani mengatakan dia berpartisipasi, dipandang sebagai salah satu negara yang memiliki pengaruh atas gerakan tersebut.

Negara Teluk itu sangat penting bagi evakuasi udara AS, lebih dari 100.000 orang dari Kabul setelah pengambilalihan ibukota oleh Taliban pada 15 Agustus.

Al-Qahtani mengatakan satu-satunya jalan ke depan adalah menawarkan pemerintahan Taliban saat ini lebih banyak kolaborasi, kerja sama, dan bantuan.

Baca Juga: 20 Tahun Menikah, Eko Patrio: Semoga Kedepannya Kita Lebih Baik Lagi

Akan tetapi, ia mengingatkan bahwa Afghanistan harus bergerak menuju pemerintah yang inklusif dalam proses internal di mana rakyat Afghanistan memutuskan masa depan mereka.

Al-Qahtani juga mengatakan bahwa melarang anak perempuan untuk belajar tidak dapat diterima dari perspektif agama.

Pendidikan anak perempuan adalah salah satu keuntungan positif yang terbatas dari keterlibatan Barat selama dua dekade di Afghanistan.***

Editor: Linda Agnesia

Sumber: Al Jazeera

Tags

Terkini

Terpopuler