Meski Angka Kasus Covid-19 Thailand Melonjak, PM Prayut Chan-o-Cha Sesumbar Klaim Negara Lain Lebih Buruk

30 Juli 2021, 21:45 WIB
PM Thailand Prayut Chan-o-Cha klaim negara lain lebih buruk dalam kasus Covid-19. /Antara/Athit Pera

PR CIREBON — Perdana Menteri (PM) Thailand Prayut Chan-o-Cha seperti meremehkan situasi lonjakan kasus Covid-19 di negaranya, malah sesumbar mengklaim bahwa negara-negara lain menghadapi beban kasus yang lebih tinggi.

PM Thailand Prayut Chan-o-Cha menginginkan agar semua mencoba memperhatikan angka-angka kasus Covid-19 yang terjadi di negara tetangga dan lainnya untuk perbandingan.

“Jika kita merenungkan penularan (Covid-19) di negara kita, ini mungkin tampak mengejutkan, mengingat kematian setiap hari,” kata PM Thailand Prayut Chan-o-Cha, dikutip PikiranRakyat.Cirebon.com dari CNA, Jumat 30 Juli 2021.

Baca Juga: Kabar Bahagia! Idol Grup K-Pop Generasi Kedua T-ARA Akan Segera Comeback

“Saat ini, setiap negara di dunia sedikit banyak telah merasakan dampaknya. Ada banyak negara dengan peringkat teratas, seperti yang Anda lihat, yang jumlahnya berkali-kali lipat lebih tinggi dari kita,” tandasnya.

Terlepas dari meningkatnya beban angka kasus Covid-19 tinggi di Thailand, yang tetap di atas 10.000 kasus selama dua minggu terakhir, PM Prayut Chan-o-Cha menyatakan bahwa penanganan pandemi oleh pemerintahnya tidak bermasalah.

Dia berpendapat bahwa negara lain juga belum mampu terbebas dari pandemi Covid-19 dengan cepat.

Baca Juga: Jepang Usulkan Penambahan Empat Wilayah ke dalam Status Darurat Covid-19

"Ada banyak orang. Kami telah mempekerjakan ratusan ribu personel medis, pejabat, polisi, dan perwira militer untuk merawat hampir 70 juta orang. Saya tidak berpikir sistem kami bermasalah," tuturnya.

"Isunya adalah tentang kecukupan pejabat, yang harus memberikan perawatan lebih. Kita harus mengandalkan relawan,” beber Prayut.

Thailand melaporkan 17.345 kasus Covid-19 baru dan 117 kematian pada hari Jumat, 30 Juli 2021.

Baca Juga: Wayne Rooney Meminta Maaf kepada Keluarga dan Derby Soal Foto Viralnya Bersama Sejumlah Model

Sejak pandemi Covid-19 melanda negara itu tahun lalu, Thailand telah mencatat 578.375 infeksi dan 4.679 kematian.

Data Kementerian Kesehatan menunjukkan 192.526 pasien dirawat di rumah sakit pada Jumat dan 1.012 di antaranya menggunakan ventilator.

Thailand memang tampak telah mengelola pandemi dengan baik tahun lalu, dengan berbulan-bulan tanpa transmisi secara lokal.

Baca Juga: 4 Zodiak Ini Paling Murah Hati, Salah Satunya Sagitarius yang Dikenal Dermawan

Namun, situasi berubah tajam beberapa bulan lalu. Sebuah cluster di klub malam kelas atas Bangkok pada bulan April memicu gelombang wabah yang sejak itu menjerumuskan negara itu ke dalam krisis.

Penyebaran varian Delta yang sangat menular dan melonjaknya infeksi serta kematian telah menimbulkan kekhawatiran publik dan memicu kritik terhadap pemerintah.

Laporan orang yang terinfeksi meninggal di rumah sambil menunggu tempat tidur rumah sakit, vaksin Covid-19 yang tidak mencukupi dan semakin terbatasnya akses ke layanan kesehatan publik telah menambah tekanan pada pemerintah.

Baca Juga: Fred Durst Vokalis Limp Bizkit Kembali Muncul, Tampilan Baru di Usia yang Tak Muda Jadi Sorotan

PM Thailand Prayut Chan-o-Cha memperingatkan masyarakat untuk tidak percaya pada semua yang mereka baca atau dengar, mendesak mereka untuk memeriksa informasi dengan apa yang dilaporkan dan dianalisis pemerintah.

“Ada beberapa orang yang memutarbalikkan informasi dan menimbulkan kebingungan,” kesalnya.

“Jika Anda menerima informasi dan hanya memikirkannya sendiri, menganalisisnya, membicarakannya dan mengkritiknya sesuka Anda, ini berbahaya, membuatnya tampak seperti sistemnya tidak baik,” ujarnya lagi.

Baca Juga: 4 Manfaat Ini yang Didapat Jika Mengonsumsi Bayam, Salah Satunya Menjaga Kesehatan Mata

PM Prayut juga menerbitkan perintahnya untuk melarang pelaporan berita atau penyebaran informasi yang dapat menimbulkan ketakutan di masyarakat.

Mulai hari Jumat ini, larangan tersebut juga berlaku untuk konten yang dimaksudkan untuk mendistorsi informasi, menyebabkan kesalahpahaman selama masa darurat serta mempengaruhi keamanan, perdamaian, dan ketertiban nasional.

Ketika konten tersebut terdeteksi, perdana menteri telah memberi wewenang kepada Kantor Komisi Penyiaran dan Telekomunikasi Nasional (NBTC) untuk memberi tahu penyedia layanan internet sehingga mereka dapat memblokir konten yang dimaksud.

Baca Juga: Memes Prameswari Anggap Dirinya sebagai Seorang Kakak, Billy Syahputra: Dia Ada Nilai Plusnya

NBTC juga diharuskan melaporkan insiden tersebut ke polisi untuk penuntutan hukum.

Saat infeksi melonjak, permintaan akan perawatan medis di Thailand meningkat. Di Bangkok - sarang utama penularan - sumber daya medis berada di bawah tekanan berat.

Bangsal rumah sakit semakin penuh dan ventilator langka. Banyak warga belum dapat mengakses layanan kesehatan publik atau menghubungi petugas kesehatan.

Baca Juga: Mantan Kardinal Theodore McCarrick Didakwa Atas Dugaan Pelecehan Seksual Terhadap Anak Remaja

Memperhatikan sulitnya menjangkau tenaga kesehatan melalui hotline Covid-19, perdana menteri meminta maaf atas ketidaknyamanan ini.

Dia juga mendesak mereka yang telah terinfeksi untuk melakukan lebih dari sekadar menghubungi petugas kesehatan melalui telepon rumah mereka.

“Jika semua orang hanya menunggu di rumah, kadang-kadang bisa terlambat. Anda harus pergi ke pusat pra-penerimaan atau setidaknya menghubungi rumah sakit lapangan. Ada banyak dari mereka sekarang,” kata Prayut.

Baca Juga: Bocoran Drama Korea 'The Devil Judge' Episode 9: Kang Yo Han dan Kim Ga On Akhirnya Bekerja Sama!

“Kantor kabupaten juga bagus. Terkadang, melakukan panggilan saja tidak berfungsi karena saluran sedang sibuk – tidak dapat diakses. Jadi, kerabat atau seseorang harus memberi tahu agar tim dapat dikirim untuk memberikan perawatan,” tambahnya.

Ia pun meminta masyarakat Thailand untuk saling membantu dan memberitahu.

“Setiap orang harus saling membantu. Setidaknya, beri tahu dengan cepat. Jika tidak ada yang datang, beri tahu unit militer, beri tahu kantor polisi – sesuatu seperti ini – dan mereka akan ada di sana,” tutup PM Thailand Prayut.***

Editor: Arman Muharam

Sumber: CNA

Tags

Terkini

Terpopuler