Mantan Perwira Tinggi Diduga Perintahkan Pembunuhan Presiden Haiti, Libatkan Orang Kolombia

17 Juli 2021, 15:30 WIB
Seorang mantan perwira tinggi di Haiti diduga memerintahkan pembunuhan Presiden negara itu dengan melibatkan orang Kolombia. /Reuters/

PR CIREBON – Kematian Presiden Haiti, Jovenel Moise akibat dibunuh beberapa orang dengan seragam menggemparkan negara itu.

Pembunuhan Presiden Haiti itu disebut dilakukan oleh tentara yang dibayar dan diperintah pihak lain.

Kini, seorang mantan perwira tinggi di pemerintahan Haiti diduga memerintahkan pembunuhan terhadap Presiden negara itu.

Baca Juga: Sikapi Perpanjangan PPKM Darurat, Forum Pimred PRMN Meminta Pemerintah Evaluasi Manajemen Penyaluran Bansos

Menurut laporan penyelidikan yang dikutip PikiranRakyat-Cirebon.com dari New York Post, lima anggota senior Kepolisian Nasional Haiti juga diseret untuk diinterogasi.

Joseph Felix Badio, mantan pejabat kementerian kehakiman Haiti yang saat ini buron, diduga telah memerintahkan pembunuhan itu tiga hari sebelum serangan yang menewaskan Moïse pada 7 Juli lalu.

Hal itu diungkapkan oleh kepala polisi asal Kolombia, Jenderal Jorge Vargas, yang telah membantu penyelidikan tehadap kasus tersebut.

Baca Juga: Ramalan Horoskop Cinta Sabtu, 17 Juli 2021: Cancer Merasa Sendirian, Leo Alami Pergolakan Cinta

Vargas mengatakan bahwa penyelidikan sejauh ini mengindikasikan Badio dapat memberikan perintah pembunuhan kepada tentara Kolombia, Duberney Capador dan German Rivera.

Kedua tentara itu awalnya dihubungi pihak Badio untuk memberikan layanan keamanan.

“Beberapa hari sebelumnya, Joseph Felix Badio, yang merupakan mantan pejabat kementerian kehakiman Haiti dan bekerja di unit anti-korupsi dengan dinas intelijen umum, mengatakan kepada Capador dan Rivera bahwa mereka harus membunuh presiden Haiti,” ungkap Vargas.

Baca Juga: Dapat Pesan Diminta Jangan Urusi Kebijakan, dr. Tirta: Cara Bungkamnya Gitu Amat

"Kami membantu dalam semua tugas dan dukungan untuk mewawancarai orang-orang Kolombia yang ditangkap," tambahnya.

Selain berpotensi memerintahkan pembunuhan, Badio diduga menyewa sebuah rumah di dekat perkebunan Moïse di puncak bukit di belakang Port-au-Prince.

Ia diduga membantu tersangka dalam pembunuhan untuk mendapatkan pemahaman tentang tata letak daerah itu, menurut Kepala Polisi Nasional Haiti Léon Charles.

Baca Juga: Ramalan Horoskop Cinta Sabtu, 17 Juli 2021: Libra Tak Mudah untuk Bertahan, Sagitarius Saatnya Melepaskan

Setelah pembunuhan itu, pihak Badio pernah mengeluarkan pernyataan yang mengatakan bahwa dia dipecat pada bulan Mei lalu.

Sementara itu, Charles menuturkan bahwa lima perwira senior Kepolisian Nasional Haiti telah ditahan sehubungan dengan pembunuhan itu, termasuk Dimitri Hérard, mantan kepala detail keamanan presiden.

Hérard telah diinterogasi, bersama dengan lebih dari 20 anggota detail, tetapi belum didakwa.

Baca Juga: Lagi, AS Terapkan Sanksi bagi Pejabat Tiongkok, Kini Atas Tindakan Keras Terhadap Demokrasi di Hong Kong

Pihak berwenang Haiti mengatakan bahwa lebih dari 20 tersangka yang dituduh terlibat langsung dalam pembunuhan telah ditangkap, sebagian besar dari mereka adalah mantan tentara Kolombia.

“Rekan-rekan kami dari FBI dan delegasi Kolombia dapat mengajukan beberapa pertanyaan kepada beberapa tersangka, yang kami tahu melakukan pembunuhan itu,” tandas Charles.***

Editor: Linda Agnesia

Sumber: New York Post

Tags

Terkini

Terpopuler