Demonstrasi Pecah, Sekitar 140 Warga Kuba Dilaporkan Ditahan atau Hilang

14 Juli 2021, 11:45 WIB
Ribuan warga Kuba melakukan protes atau demonstrasi menentang pemerintahan. /STRINGER/REUTERS

PR CIREBON - Puluhan aktivis Kuba, pengunjuk rasa dan jurnalis, termasuk seorang reporter untuk salah satu surat kabar terkemuka Spanyol, dilaporkan telah ditahan.

Mereka ditahan ketika pasukan keamanan Partai Komunis berusaha untuk meredam gejolak protes atau demonstrasi pada Minggu, 11 Juli 2021.

Direktur Amnesty International Amerika Erika Guevara-Rosas mengatakan setidaknya 140 warga Kuba diyakini telah ditahan atau hilang setelah demonstrasi yang menjadi sejarah baru itu.

Baca Juga: Tanggapi Ocehan Bu Risma, Andi Arief Sebut Alam Bawah Sadar Bu Risma Rendahkan Papua

“Idenya adalah untuk menghukum mereka yang berani menantang pemerintah… dan mengirim pesan bahwa tidak ada protes lebih lanjut yang akan ditoleransi,” kata Guevara-Rosas, dikutip PikiranRakyat-Cirebon.com dari The Guardian.

Pada hari Selasa, Menteri Luar Negeri Spanyol José Manuel Albares, menuntut pembebasan segera Camila Acosta, seorang jurnalis Kuba yang melaporkan untuk sebuah surat kabar Spanyol dan diantara mereka yang ditangkap.

“Spanyol membela hak untuk berdemonstrasi secara bebas dan damai dan meminta otoritas Kuba untuk menghormatinya. Kami membela hak asasi manusia tanpa syarat,” kata Albares di Twitter.

Baca Juga: Dituding Hamil Settingan, Kalina Ocktaranny Unggah Video: Semoga Bisa Menjawab

Cuitan Albares datang di tengan laporan bahwa Acosta akan didakwa dengan kejahatan terhadap keamanan negara.

Awal bulan ini kelompok Reporters Without Borders menyebut presiden Kuba, Miguel Díaz-Canel, sebagai salah satu “predator kebebasan pers” tahun 2021, bersama dengan pemimpin otoriter Nikaragua, Daniel Ortega, dan presiden sayap kanan Brasil, Jair Bolsonaro, dan menyebut Kuba “pelanggar kebebasan media terburuk di Amerika Latin.”

Pada hari Senin, Díaz-Canel menggambarkan protes sebagai bagian dari plot asing untuk "memecahkan" revolusi komunis yang diluncurkan oleh Fidel Castro pada tahun 1959.

Baca Juga: dr. Lois Minta Maaf, dr. Tirta: Dimaafkan, Jangan Diulangi Lagi

Carolina Barrero, seorang aktivis yang berbasis di Havana, mengatakan gelombang penahanan dimaksudkan untuk "menghapus" demonstrasi.

“(Penahanan) adalah kediktatoran, inilah yang mereka lakukan,” kata Barrero dari rumahnya di Havana, tempat dia menjadi tahanan rumah sejak Juni.

Marta María Ramírez (46), seorang feminis dan aktivis LGBT, mengatakan dia mengenal puluhan orang yang telah ditangkap, di antaranya Gretel Medina, seorang sutradara film muda yang sedang menyusui bayi laki-lakinya.

Baca Juga: dr. Lois Minta Maaf usai Ditangkap, dr. Tirta: Saya Sudah 7 Bulan Menunggu Ini

“Saya sangat sedih dengan tanggapan kekerasan dari pihak berwenang,” kata Ramírez.

“Polisi represif di mana-mana. Tapi bukan itu yang diproklamirkan di sini... di Kuba mereka seharusnya menjadi organ rakyat, mereka seharusnya melindungi rakyat.”

Pada hari Senin, Joe Biden meminta pihak berwenang Kuba untuk menghormati hak warga negara, “termasuk hak protes damai dan hak untuk secara bebas menentukan masa depan mereka sendiri.”***

Editor: Al Makruf Yoga Pratama

Sumber: The Guardian

Tags

Terkini

Terpopuler