Ketahuan Jadi Fans K-Pop, Warga Korea Utara Bakal Kena Hukuman Keras Kim Jong-un

12 Juni 2021, 12:45 WIB
Kim Jong-un ibaratkan K-Pop bagai 'kanker ganas' dan bermuatan mesum hingga mengeluarkan Undang-Undang hukuman keras bagi warganya. /REUTERS/Jonathan Ernst.

PR CIREBON — Kim Jong-un, Presiden Korea Utara yang masih berusia 37 tahun itu, menegaskan bakal memberikan hukuman keras kepada warganya yang ketahuan jadi fans K-Pop.

Lebih lanjut, Kim Jong-un menganggap K-pop adalah 'kanker ganas' yang pantas dieksekusi secara hukum untuk menindak fans K-Pop yang berasal dari warga negarannya, Korea Utara.

Sebagaimana dikutip PikiranRakyat.Cirebon.com dari New York Post, Jumat 11 Juni 2201, di tengah meningkatnya pengaruh budaya dari Korea Selatan, Kim Jong-un menjatuhkan hukuman yang lebih keras kepada warganya yang kedapatan mendengarkan musik K-Pop.

Baca Juga: Ramalan Horoskop 12 Juni 2021 Capricorn, Aquarius, dan Pisces: Memunculkan Keinginan Anda untuk Berkelana

Dituturkan Kim Jong-un, ia menilai bahwa musik K-Pop bermuatan mesum.

Kampanye anti-K-Pop rahasia terungkap melalui dokumen internal yang diselundupkan keluar dari Republik Rakyat Demokratik Korea (DPRK). Lalu hal ini kemudian diumumkan oleh legislator Korea Selatan.

DPRK yang baru mengalami perampingan telah menjuluki K-Pop yang merupakan musik impor budaya Korea Selatan sebagai "kanker ganas" yang merusak pola "pakaian, gaya rambut, pidato, perilaku" pemuda Korea Utara.

Baca Juga: Nagita Slavina Sebut Dirinya Suka Tidur, Raffi Ahmad: itu Hobi, Rafathar Aja Sampai Bilang...

Disebutkannya pula, K-Pop menyerupai ala tarian di film tahun 80-an "Footloose" — tetapi dengan tarian yang jauh lebih gelap, dinilai belok.

Dalam upaya penentangan budaya idola K-Pop tersebut, Kim Jong-un mengeluarkan Undang-Undang baru pada bulan Desember lalu.

Dengan menetapkan, bahwa siapa pun yang ketahuan menonton atau memiliki konten Korea Selatan (K-Pop) dapat dihukum hingga 15 tahun kerja paksa.

Baca Juga: 5 Tips Sukses Ala Sultan Andara, Inilah Ungkapan Raffi Ahmad Saat Mendeskripsikan Dirinya

Hukuman maksimum sebelumnya untuk penggemar aksi populer seperti BTS adalah lima tahun.

Jika itu tidak cukup keras, fans K-Pop yang secara sembunyi-sembunyi bahkan bisa menghadapi hukuman mati.

Sementara mereka yang tertangkap bernyanyi, berbicara atau menulis dengan gaya K-Pop dapat dihukum dua tahun di kamp kerja paksa, menurut Undang-Undang tersebut.

Baca Juga: Ramalan Horoskop Zodiak, 12 Juni 2021: Cancer, Leo, dan Virgo Sulit untuk Menangani Diri

Mei lalu, seorang warga dibunuh melalui regu tembak karena kedapatan memperjual-belikan musik dan hiburan Korea Selatan (K-Pop) bajakan.

Hiburan Korea Selatan (K-Pop) telah lama diselundupkan melintasi perbatasan DPRK, awalnya dalam bentuk kaset dan akhirnya sebagai flash drive dari Tiongkok.

Namun, honcho "Hermit Kingdom" telah menggenjot retorika anti-kapitalis dalam beberapa bulan terakhir karena ia melihat bangsanya menjadi semakin rentan terhadap gaya budaya dari Korea Selatan.

Baca Juga: Lesti Kejora Ungkap Besaran Mahar dari Rizky Billar, Irfan Hakim Tercengang: Masya Allah

Sementara itu, pada bulan Februari, Kim Jong-un, yang keluarganya telah memerintah negara itu selama tiga generasi memerintahkan provinsi, kota, dan kabupaten di negara itu untuk menekan pengaruh kapitalis yang meningkat.

Media pemerintah Korea Utara bahkan memperingatkan bahwa genre musik populer dapat membuat negara "hancur seperti dinding basah" jika sesuatu tidak dilakukan.

Memang, larangan K-pop datang pada saat yang mengerikan bagi rezim ini, dalam masa lockdown Covid-19 semakin melumpuhkan ekonomi yang didera oleh salah urus selama beberapa dekade dan sanksi yang dipimpin AS atas program senjata nuklir Kim Jong-un.

Baca Juga: Prediksi Peruntungan Shio Kuda, Kambing, dan Monyet, 12 Juni 2021: Hari ini Akan Sedikit Dilanda Kerunyaman

Di tengah panasnya pergolakan itu, para ahli mengatakan, anak muda Korea Utara lebih cenderung mengadopsi kebiasaan luar dan menantang otoritas Kim Jong-un.

“Bagi Kim Jong-un, invasi budaya dari Korea Selatan telah melampaui tingkat yang dapat ditoleransi,” kata Jiro Ishimaru, pemimpin redaksi Asia Press International, situs web Jepang yang melaporkan tentang Korea Utara.

“Jika ini dibiarkan, dia khawatir rakyatnya akan mulai mempertimbangkan Korea Selatan sebagai alternatif Korea untuk menggantikan Korea Utara,” tambahnya.

Baca Juga: Ridwan Kamil dan Anies Baswedan Lakukan Pertemuan di Sumedang Membahas Kerja Sama di Masa Depan

Milenial Korea Utara yang tumbuh selama kelaparan tahun 1990-an sangat kecewa dengan negara, yang telah lama mendorong gagasan bahwa Korea Selatan adalah lubang neraka yang dipenuhi pengemis.

Bukan hanya mendengarkan K-pop itulah masalahnya. Akhir-akhir ini, bahasa gaul Korea mulai menyusup ke percakapan sehari-hari, dengan semakin banyaknya wanita Korea Utara yang memanggil pacar mereka “oppa”.

Oppa adalah istilah untuk panggilan sayang yang dipopulerkan oleh drama Korea Selatan.

Baca Juga: Ramalan Horoskop Karier dan Keuangan, 12 Juni 2021: Zodiak Leo dan Virgo Ada Keuntungan, Libra Jangan Menipu

Untuk memberantas fenomena "sesat", pejabat negara telah diperintahkan untuk mencari komputer, pesan teks, dan buku catatan untuk bahasa Korea Selatan, sementara orang yang ketahuan meniru "aksen boneka" dapat diusir.

April lalu pun, Kim Jong-un juga sempat melarang warganya memakai baju jenis ‘skinny jeans’, dalam upaya untuk membendung tren mode gaya Barat yang “dekaden”.***

Editor: Arman Muharam

Sumber: NYTimes

Tags

Terkini

Terpopuler