Nepal Dikabarkan Hadapi 'Bencana' Serupa dengan India di Tengah Gelombang Covid-19

6 Mei 2021, 21:00 WIB
Ilustrasi Nepal Hadapi 'Bencana' Serupa dengan India di Tengah Gelombang Covid--19. /Pixabay.com/mariohagen

PR CIREBON - Nepal baru-baru ini dikabarkan tegah berjuang untuk menahan ledakan kasus Covid-19.

Diketahui Nepal telah meminta bantuan internasional yang mendesak.

Kabar tersebut sebagaimana dikutip PikiranRakyat-Cirebon.com dari The Guardian, menyusul peringatan dari pejabat kesehatan awal pekan ini, bahwa negara itu di ambang kehilangan kendali atas wabah Covid-19.

Baca Juga: Hampir Tak Sadarkan Diri hingga Dilarikan ke ICU, Sang Istri Ungkap Kondisi Komedian Sapri

Saat negara melaporkan jumlah infeksi baru harian tertinggi mencapai 8.605, Perdana Menteri, KP Sharma Oli, yang telah dikritik karena penangannya terhadap krisis, meminta tentara untuk membantu.

Tentara diminta untuk membantu mengelola fasilias darurat untuk mengurangi tekanan dari sistem kesehatan.

Dengan vaksin yang menipis dan rumah sakit yang kewalahan, wabah serius telah melanda ibu kota, Kathmandu.

Baca Juga: Tanpa Mudik Jelang Lebaran, Pertamina Pastikan Pasokan BBM di Ruas Tol Aman

Serta dikabarkan melanda barat daya dan barat negara tersebut.

Tingkat positif nasional, yakni presentase tes yang hasilnya positif, dilaporkan mencapai 47 persen.

Angka tersebut disebut lebih tinggi di beberapa lokasi.

Pada awal pekan ini, Oli menghimbau komunitas internasional untuk mendapatkan vaksin karena pejabat memperingatkan bahwa mereka yang telah menerima dosis pertama suntukan AstraZeneca sangat membutuhkan suntukan kedua.

Baca Juga: Top Skor dan Jadwal Final Liga Champion 2021: Man City vs Chelsea, Erling Haaland Banyak Cetak Gol

Kampanye vaksinasi pemerintah yang sewenang-wenang yang telah menyebabkan orang mengantri berjam-jam di ibu kota, dituding sebagai penyebab penyebaran.

Di tengah lock down dan pembatalan sebagian besar penerbangan internasional, para pelancong menggambarkan pos pemeriksaan di Kathmandu dalam perjalanan ke bandara.

Salah satu daerah yang paling parah terkena dampak di luar Kathmandu dilaporkan, di kota Nepalgunj di distrik Banke, dekat perbatasan dengan negara bagian Uttar Pradesh, India.

Baca Juga: Minta Wargnet Doakan Komedian Sapri, Ruben Onsu: Semoga Segera Pulih

Itu disebut tiba-tiba menjadi arus masuk ribuan pekerja migran Nepal yang kembali dari India di depan perbatasan, antara penutupan kedua negara.

"Kami perlu bertindak sekarang dan kami harus bertindak cepat untuk memiliki harapan mengatasi bencana manusia ini," kata Alexander Matheou, direktur Asia Pasifik untuk Federasi Masyarakat Palang Merah dan Bulan Sabit Merah.

Netra Prasad Timsina, ketua Palang Merah Nepal mengatakan bahwa yang terjadi di India saat ini merupakan pratinjau masa depan Nepal yang mengerikan.

Baca Juga: Kematian Pangeran Philip Telah Membawa Perubahan Besar Besaran di Kerajaan Inggris, Apa Saja?

"Apa yang terjadi di India saat ini adalah pratinjau mengerikan dari masa depan Nepal jika kita tidak dapat menahan gelombang Covid terbaru yang merenggut lebih banyak nyawa setiap menit," katanya.

Nripendra Khatri, dari Catholic Relief Services, menggambarkan situasi dan kesulitan yang menghambat tanggapan Nepal sendiri terhadap krisis tersebut.

"Di Kathmandu, banyak orang yang tinggal di rumah sekarang karena cepatnya penyebaran virus. Di saat yang sama, antrean panjang di rumah sakit dan apotek," ujarnya.

Baca Juga: Lowongan Kerja 2021 Badan Amil Zakat Nasional Kabupaten Cianjur

Dia mengatakan lockdown yang terjadi di sejumlah kota besar berpengaruh terhadap beberapa kondisi.

"Karena lockdown di kota-kota besar, akses transportasi dan obat-obatan juga terpengaruh. Pusat kremasi di seluruh negeri terisi dengan cepat, dan anggota keluarga tidak dapat melakukan upacara terakhir dengan benar," tambah Nripendra.

"Nepal adalah tempat yang sulit untuk logistik, terutama untuk peralatan medis khusus. Negara kita terkurung daratan dan pasokan sering datang dari India, tetapi saat ini India membutuhkan semua peralatan medisnya," imbuhnya.

Baca Juga: Wow! Para Arkeolog Temukan Kuburan Manusia Tertua Hampir Berusia 80.000 Tahun di Afrika

"Itu berarti semuanya harus datang melalui bandara, dan semua penerbangan komersial telah ditangguhkan kecuali dua penerbangan dalam seminggu ke Delhi, India. Begitu persediaan mencapai Kathmandu, mereka harus menyebar, melintasi negara pegunungan," jelasnya.

"Banyak tempat hanya dapat diakses di jalan tanah atau dengan berjalan kaki. Menanggapi krisis ini dan memastikan desa-desa terpencil memiliki akses ke tes dan persediaan akan menjadi pekerjaan yang sangat besar," katanya.

Dengan lebih sedikit dokter per kapita daripada India, dan sistem kesehatan yang jauh lebih lemah, kasus di Nepal pada bulan lalu telah meningkat dari sekitar 100 per hari menjadi lebih dari 8.000.

Baca Juga: Alea Berulang Tahun yang ke-2, Raditya Dika: Papa Mama Beliin Saham Aja Ya!

Negara berpenduduk sekitar 30 juta hanya memiliki sekitar 1.600 tempat tidur perawatan intensif dan kurang dari 600 ventilator untuk populasinya. Ada 0,7 dokter per 100.000 orang, angka yang lebih rendah dari India.

Seperti India, pemerintah Nepal mengizinkan festival keagamaan besar yang serius untuk terus berlangsung, termasuk Pahan Charhe, yang membantu penyebaran penyakit.

Laporan di media berbahasa Nepal menuduh bahwa upaya pemerintah yang terlambat dan tidak jelas untuk mendapatkan vaksin dari Serum Institute of India dilakukan melalui perantara dengan imbalan komisi yang besar.

Baca Juga: Tya Ariestya Bagikan Ceritanya Masuk Rumah Sakit Beserta Sang Anak: Aku dan Kanaka Divonis Demam Berdarah

Kebanyakan rumah sakit yang dikelola pemerintah kewalahan, dan banyak orang yang lebih miskin tidak mampu membayar perawatan pribadi.

"Ini seperti kita berada di zona perang," kata Dr Sher Bahadur Pun, kepala Unit Penelitian Klinis di rumah sakit Penyakit Tropis dan Menular Sukraraj di Teku kepada Kathmandu Post, menambahkan bahwa pasien sedang dirawat di lantai dan halaman.

Dalam sebuah indikasi nyata dari krisis tersebut, kementerian kesehatan Nepal mengakui dalam sebuah pernyataan pekan lalu bahwa mereka kehilangan kendali atas situasi tersebut.

Baca Juga: Daftar 5 Pemain yang Difavoritkan untuk Memenangkan Ballon d’Or Musim 2021

"Karena jumlah infeksi telah meningkat di luar kendali sistem kesehatan, menjadi sulit untuk menyediakan tempat tidur rumah sakit untuk perawatan," katanya.***

Editor: Dini Novianti Rahayu

Sumber: The Guardian

Tags

Terkini

Terpopuler