Di Tengah Kasus Covid-19 yang Terus Melonjak, Anak Muda India Bekerja Keras: Panggilan Tidak Berhenti

4 Mei 2021, 16:55 WIB
Anak muda di India bahu membahu untuk membantu masyarakat sehari penuh mendapat oksigen di tengah kasus Covid-19.* /REUTERS/Adnan Abidi.

PR CIREBON – Kasus Covid-19 di India semakin melonjak, dengan total hingga hari ini mencapai lebih dari 200 juta kasus.

Lonjakan kasus Covid-19 itu menyebabkan fasilitas kesehatan dan krematorium di India kewalahan, apalagi dengan kurangnya oksigen yang dibutuhkan pasien.

Kekacauan di India yang disebabkan ‘tsunami’ Covid-19 itu menyebabkan pemerintahan yang dipimpin Perdana Menteri Narendra Modi mendapat kritikan.

Baca Juga: 7 Daftar Idol yang Miliki Kemampuan Memproduksi Musiknya Sendiri, Salah Satunya Donghae Super Junior

Akibatnya, negara-negara lain ikut membantu mengirimkan pasokan oksigen ke India, misalnya Inggris dan Amerika Serikat.

Di tengah ‘tsunami’ Covid-19 itu, anak muda India bekerja keras layaknya pahlawan yang membantu masyarakat dengan kontribusi mereka.

Seorang siswi bernama Swadha Prasad, misalnya, yang berusaha menemukan oksigen, obat-obatan, dan tempat tidur rumah sakit untuk pasien Covid-19.

Baca Juga: Sudah 4 Minggu Menikah dengan Atta Halilintar, Aurel Hermansyah: Senang Sekali Walaupun Agak Aneh

Ketika pemerintah mereka berjuang untuk mengatasi pandemi, anak muda India ikut berkontribusi dengan menyiapkan aplikasi untuk mengumpulkan bantuan.

Mereka juga mengirimkan pasokan utama dan menggunakan media sosial untuk mengarahkan sumber daya kepada orang-orang yang membutuhkan.

Prasad bekerja dengan puluhan sukarelawan, semuanya berusia antara 14 dan 19, sebagai bagian dari organisasi yang dipimpin pemuda UNCUT.

Baca Juga: India Mencatat 357.229 Kasus Covid-19 Baru dalam Sehari, Jumlah Total Infeksi Kini Lampaui Angka 20 Juta

Organisasi itu membangun database online yang berisi informasi tentang sumber daya medis yang tersedia di seluruh negeri.

Para remaja tersebut terus-menerus menggunakan ponsel mereka saat mereka memverifikasi ketersediaan sumber daya, memperbarui informasi secara real-time dan panggilan lapangan dari kerabat yang panik.

"Beberapa dari kami melakukan shift tengah malam hingga pagi, karena panggilan tidak berhenti pada jam 3 pagi," kata Prasad, 17 tahun, yang bekerja selama 14 jam dari sebelum tengah hari hingga jam satu pagi, dilansir PikiranRakyat-Cirebon.com dari Channel News Asia.

Baca Juga: Catat Tanggal Rilis Film Marvel Berikut Ini, Eternals akan Tayang 5 November 2021

Ia mengakui bahwa pekerjaan tersebut adalah urusan yang panjang dan sering melelahkan.

"Tapi, jika saya dapat membantu menyelamatkan hidup, tidak ada bagian dari diri saya yang akan mengatakan tidak,” katanya.

Ia mengatakan bahwa nyawa telah diselamatkan, menunjuk ke kasus di mana tim dapat mengambil oksigen untuk pasien muda Covid-19 di tengah malam setelah menunggu dua jam yang menyakitkan.

Baca Juga: Antisipasi Lonjakan Harga Daging Menjelang Lebaran, BUMN Pangan Siap Impor Daging Sapi Brazil

"Ini bukan hanya tentang menyediakan sumber daya. Terkadang orang hanya perlu tahu bahwa mereka tidak sendiri,” katanya.

Dengan dua pertiga dari 1,3 miliar penduduknya yang berusia di bawah 35 tahun, India adalah negara yang sangat muda, tetapi kaum mudanya tidak pernah diminta untuk memikul tanggung jawab sebesar itu.

Sementara itu di daerah kumuh Mumbai, Shanawaz Shaikh telah memberikan oksigen gratis kepada ribuan orang.

Baca Juga: Sejak Kudeta Junta pada Pemerintah AungSan Su Kyi, Tingkat Ledakan Bom di Myanmar Meningkat di Area Pemukiman

Dikenal sebagai ‘pria oksigen’, pria berusia 32 tahun itu menjual SUV kesayangannya pada Juni lalu untuk mendanai inisiatif setelah sepupu temannya yang hamil meninggal dalam becak saat mencoba dirawat di rumah sakit.

"Dia meninggal karena tidak bisa mendapatkan oksigen tepat pada waktunya," katanya.

Dia tidak pernah menyangka akan menerima begitu banyak permintaan hampir setahun kemudian.

Baca Juga: Penerbit Asal Korea Selatan Sebabkan Perdebatan Nasional Akibat Luncurkan Buku Memoar Pendiri Korea Utara

“Dulu kami menerima sekitar 40 panggilan sehari tahun lalu, sekarang lebih dari 500,” katanya.

Tim Syaikh yang terdiri dari 20 sukarelawan juga berjuang melawan kekurangan besar-besaran, yang diperparah oleh para pencatut.

"Ini adalah ujian iman seseorang," katanya, menjelaskan bagaimana dia terkadang melakukan perjalanan puluhan kilometer untuk mencari oksigen bagi pasien yang putus asa.

Baca Juga: Dua Pemohon Pengujian Formil UU Cipta Kerja Mencabut Perkara dari Ruang Lingkup Persidangan MK

"Tetapi ketika saya bisa membantu seseorang, saya merasa ingin menangis," tuturnya.***

Editor: Linda Agnesia

Sumber: Channel News Asia

Tags

Terkini

Terpopuler