PR CIREBON – Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengharapkan agar vaksinasi Covid-19 bisa segera dilakukan di banyak negara, terutama pada para tenaga kesehatan.
Selain itu, WHO juga menilai bahwa negara yang masih belum memberikan vaksin Covid-19 pada tenaga kesehatan sebagai hal yang 'lucu'.
Direktur Jenderal (Dirjen) WHO, Tedros Adhanom Ghebreyesus mengutarakan pendapatnya tersebut pada konferensi pers yang digelar Selasa, 6 April 2021 waktu setempat.
Baca Juga: Ramalan Zodiak Hari Ini, 7 April 2021: Cancer, Leo, dan Virgo, Masalah Warisan akan Terjawab
Menurut Tedros, vaksin Covid-19 yang belum diberikan pada tenaga kesehatan merupakan suatu 'ejekan'.
Ia juga menilai tenaga kesehatan sebagai garda terdepan penanganan Covid-19, dan sangat 'lucu' jika suatu negara masih belum memiliki akses ke vaksin Covid-19.
Sebagaimana diberitakan di Pikiran Rakyat dalam artikel "WHO: ‘Lucu’, Sejumlah Negara Belum Bisa Mulai Vaksinasi Covid-19" Tedros Adhanom Ghebreyesus pun menekankan bahwa distribusi vaksin yang adil masih menjadi salah satu penghalang penanganan pandemi Covid-19.
Baca Juga: Presiden Korsel Moon Jae-in Kirimkan Ucapan Selamat atas Pembangkit Nuklir Pertama UEA
“Peningkatan produksi dan distribusi yang adil, masih menjadi penghalang utama untuk mengakhiri tahap akut dari pandemi Covid-19,” tuturnya, dikutip dari Reuters, Rabu, 7 April 2021.
Tedros Adhanom Ghebreyesus menambahkan bahwa belum divaksinasinya tenaga kesehatan di sejumlah negara merupakan sebuah ‘dagelan’.
Padahal, para tenaga kesehatan merupakan salah satu kelompok yang paling rentan terpapar Covid-19.
Baca Juga: Ramalan Zodiak Hari Ini, 7 April 2021: Aries, Taurus, dan Gemini, Ada Keberuntungan untuk Karier
“Sungguh suatu ‘dagelan’ bahwa di beberapa negara, para tenaga kesehatan dan kelompok berisiko masih sama sekali tidak divaksinasi,” kata Tedros Adhanom Ghebreyesus.
Salah seorang pemimpin dunia yang diundang untuk menyampaikan pernyataan dalam konferensi pers tersebut adalah Presiden Namibia, Hage Geingob.
Dia mengecam “Vaksin Apartheid”, yang membuat beberapa negara terpaksa menunggu. Sementara negara lain telah menerima dosis vaksin Covid-19.
Apartheid adalah kebijakan politik rasial yang memisahkan hak dan kewajiban antara ras kulit putih dan kulit hitam yang disahkan melalui Undang-Undang.
Hage Geingob mengatakan bahwa Namibia telah menerima vaksin dari ‘teman-temannya’, yakni India dan Tiongkok.
Tetapi, negara tersebut masih menunggu untuk vaksin lain, meskipun telah membayar deposit untuk vaksin tersebut.
Tedros Adhanom Ghebreyesus pun memastikan bahwa Namibia akan menerima beberapa vaksin dari program yang dipimpin WHO, COVAX, dalam waktu sekitar dua minggu ke depan.*** (Eka Alisa Putri/Pikiran Rakyat)