Pertama Kalinya! Populasi Penduduk Korea Selatan Dikabarkan Alami Penurunan di Tahun 2020

24 Februari 2021, 20:30 WIB
Korea Selatan untuk pertama kalinya mengalami penurunan popuasi penduduk pada tahun 2020.* /Pixabay.com/Andreas Wohlfahrt

PR CIREBON- Berdasarkan data Pemerintah Korea Selatan pada Rabu, 24 Februari 2021 melaporkan penurunan pertama kalinya dalam populasi di negara ginseng itu pada tahun 2020.

Diketahui, penurunan populasi Korea Selatan itu dikarenakan jumlah kematian melebihi jumlah bayi baru lahir, di tengah penuaan yang cepat dan tingkat kelahiran rendah yang kronis di negara itu.

Menurut data awal yang disediakan oleh Statistik Korea Selatan, jumlah bayi baru lahir mencapai angka rekor terendah 272.400 tahun lalu, turun 10 persen, atau 30.300, dari tahun sebelumnya.

Baca Juga: Terjadi Pembunuhan Warga Palestina oleh Tentara Israel, Dianggap Extrajudicial Execution

Sementara itu, angka kematian pada tahun lalu mencapai angka tertinggi sepanjang masa, yakni sebanyak 305.100 orang meninggal, naik 3,4 persen atau setara 10.000, dari tahun sebelumnya.

Dilansir Cirebon.Pikiran-Rakyat.com dari The Korea Times, hal Ini mengakibatkan terjadinya penurunan sebanyak 33.000 penduduk di negara itu.

Jumlah kematian yang melebihi jumlah bayi yang baru lahir ini disebut fenomena "salib mati" untuk pertama kalinya sejak 1970, ketika badan statistik mulai mengumpulkan data terkait. Artinya, populasi negara itu secara alami akan menurun.

Baca Juga: Tanggapi Kerumunan Presiden Jokowi di NTT, Ferdinand Hutahaean: Itu Euforia dan Histeria yang Spontan

Saat ini, Korea Selatan sedang berjuang dengan penurunan jumlah persalinan karena banyaknya anak muda di negara itu yang menunda pernikahan atau menyerah untuk menikah dan memiliki bayi di tengah perlambatan ekonomi yang berkepanjangan.

"Penurunan alami populasi dapat dipercepat karena jumlah pernikahan menurun tajam tahun lalu di tengah pandemi Covid-19, yang kemungkinan akan mengurangi persalinan lebih lanjut," kata Kim Su-young, seorang pejabat Statistik Korea Selatan, pada konferensi pers.

Korea Selatan adalah satu-satunya negara yang tingkat kesuburan totalnya tetap di bawah 1 persen di antara 37 negara anggota Organisasi untuk Kerja Sama Ekonomi dan Pembangunan (OECD).

Baca Juga: Bobotoh Sayangkan Kepergian Omid Nazari yang Pamit Mundur dari Persib: Hatur Nuhun!

Pada tahun 2018, tingkat kesuburan di Korea Selatan, rata-rata di antara negara-negara OECD mencapai 1,63.

Tingkat kelahiran kasar negara itu mencapai per 1.000 orang per tahun. Hal ini juga mencapai titik terendah sepanjang masa di 5,3 tahun lalu, turun dari 5,9 tahun sebelumnya.

Penurunan tingkat kesuburan dikhawatirkan akan mempercepat apa yang disebut jurang demografis negara itu, yakni penurunan besar populasi pekerja di tengah tingkat kelahiran yang rendah.

Baca Juga: Kecam Oknum Polisi Jual Senjata ke KKB di Papua, Andi Rio: Polri Harus Tindak Tegas Aparat yang Terlibat

Korea Selatan juga diperkirakan akan melewati ambang batas masyarakat super tua pada tahun 2025, di mana proporsi mereka yang berusia 65 atau lebih akan mencapai 20 persen dari total populasi.

Sebagai informasi, Korea Selatan menjadi masyarakat lanjut usia pada tahun 2017.

Pemerintah sebelumnya memperkirakan total populasi negara itu, yang saat ini diperkirakan mencapai 51,6 juta, mencapai puncaknya pada 2028 dan mulai turun pada tahun berikutnya.

Jumlah penduduk dihitung berdasarkan jumlah persalinan dan kematian serta tren imigrasi.***

Editor: Asri Sulistyowati

Sumber: The Korea Times

Tags

Terkini

Terpopuler