Unjuk Rasa Myanmar Belum Berakhir, Kelompok Minoritas Kini Ikut Turun ke Jalan

21 Februari 2021, 12:00 WIB
Para pengunjuk rasa berbaris untuk menentang kudeta militer di Yangon, Myanmar. Kelompok minoritas kini ikut turun ke jalan.* /Reuters TV/REUTERS

PR CIREBON – Anggota kelompok minoritas Myanmar melakukan protes pada Sabtu, 20 Februari 2021, dalam menunjukkan penentangan terhadap kudeta yang menggulingkan pemerintah Aung San Suu Kyi.

Meskipun demikian, menurut perwakilan masyarakat, ada beberapa keraguan tentang komitmen terhadap aspirasi mereka untuk otonomi Myanmar.

Perkembangan terbaru datang ketika negara-negara tetangga Myanmar mencari jalan baru untuk menyelesaikan krisis yang memburuk.

Baca Juga: Jakarta Dilanda Banjir, dr. Tirta: Semoga Covid-19 Minggat Takut Sama Banjir

Indonesia, misalnya, adalah salah satu negara yang mengusulkan untuk mengadakan pertemuan dalam upaya memulihkan demokrasi di negara tersebut.

Protes terhadap kudeta yang menggulingkan pemerintahan terpilih dari juru kampanye demokrasi telah terjadi di berbagai negara sejak 1 Februari.

Militer Myanmar akhirnya berjanji untuk mengadakan pemilihan baru dan menyerahkan kekuasaan kepada pemenang.

Baca Juga: Penduduk Negara Miskin Kemungkinan Tidak Mendapatkan Vaksin Covid-19 Tahun Ini, Kenapa?

Seorang pengunjuk rasa wanita meninggal setelah ditembak di kepala minggu lalu ketika polisi membubarkan kerumunan di ibu kota, Naypyidaw.

Amerika Serikat menyatakan turut berduka dengan kematian itu dan mengutuk penggunaan kekerasan terhadap para demonstran, menurut juru bicara Departemen Luar Negeri AS.

Militer mengatakan seorang polisi juga tewas karena luka-luka yang dideritanya.

Baca Juga: Kembali Buat Heboh, Episode The Simpsons Bak Ramal Sosok Senator Ted Cruz

Sementara itu, Penasihat Negara Tiongkok dan Menteri Luar Negeri Wang Yi melakukan panggilan telepon dengan Menteri Luar Negeri Indonesia Retno Marsudi untuk membahas situasi terbaru di Myanmar.

“Gejolak yang terus berlanjut di Myanmar bukanlah untuk kepentingan Myanmar dan rakyatnya, juga bukan untuk kepentingan bersama negara-negara kawasan lainnya,” kata Wang, dilansir PikiranRakyat-Cirebon.com dari Al Jazeera.

Ia juga mengatakan bahwa Beijing menyambut baik inisiatif Indonesia, dan siap melakukan koordinasi erat dengan ASEAN dalam meredakan situasi.

Baca Juga: Sandiaga Uno Tiba-tiba Sampaikan Kabar Duka: Terima Kasih Atas Semua Jasa untuk Bangsa

Para demonstran menuntut pemulihan pemerintahan terpilih, pembebasan Aung San Suu Kyi dan penghapusan konstitusi 2008, yang dibuat di bawah pengawasan militer.

Konstitusi itu memberi tentara peran yang lebih menentukan dalam politik.

Ke Jung, seorang pemimpin pemuda dari minoritas Naga dan penyelenggara protes yang dilakukan oleh oleh minoritas di Kota Utama Yangon, mengatakan para pengunjuk rasa juga menuntut sistem federal.***

Editor: Asri Sulistyowati

Sumber: Al Jazeera

Tags

Terkini

Terpopuler