Inggris Buka Jalur Visa Bagi Penduduk Hongkong untuk Jadi Warga Negaranya, Tiongkok Tunjukkan Sikap Marah

31 Januari 2021, 22:16 WIB
Ilustrasi passport Inggris Raya. Warga Hongkong boleh mengajukan jalur visa khusus untuk menjadi warga negara Inggris.* /Unsplash/@ethanrwilkinson

 

PR CIREBON - Penduduk Hongkong, mulai hari Minggu ini dapat mengajukan permohonan untuk visa baru yang menawarkan mereka kesempatan untuk menjadi warga negara Inggris.

Hal itu dikarenakan Inggris telah membuka pintunya bagi mereka yang ingin melarikan diri dari tindakan keras Tiongkok terhadap perbedaan pendapat di kota semi-otonom, Hongkong.

Mulai Minggu 31 Januari 2021 sore, siapapun penduduk Hongkong yang memiliki paspor British National Overseas (BNO) akan dapat mengajukan permohonan visa secara online yang memungkinkan mereka untuk tinggal dan bekerja di Inggris.

Baca Juga: Jelang Valentine, Kebun Binatang Texas Tawari Pengunjung Namakan Kecoa dan Tikus Pakan dengan Nama Mantan

Setelah lima tahun, kemudian mereka dapat mengajukan kewarganegaraan.

Skema visa ini merupakan tanggapan atas keputusan Beijing tahun lalu yang memberlakukan undang-undang keamanan nasional yang luas di Hongkong, bekas koloni Inggris, untuk memadamkan protes pro-demokrasi yang besar dan terkadang disertai kekerasan.

Inggris mengatakan undang-undang yang menghukum subversi, kolusi, terorisme, dan kolusi dengan pasukan asing tersebut, melanggar ketentuan perjanjian di mana Hongkong dikembalikan ke Tiongkok pada tahun 1997.

Baca Juga: Terjadi Unjuk Rasa di Prancis, Demi Tolak Pembatasan Wilayah dan RUU yang Larang Publikasi Kebrutalan Polisi

“Kami telah menghormati ikatan mendalam sejarah dan persahabatan kami dengan rakyat Hongkong, dan kami telah membela kebebasan dan otonomi,” Perdana Menteri Boris Johnson mengatakan tentang skema tersebut minggu ini.

Dilansir Cirebon.Pikiran-Rakyat.com dari Aljazeera, atas tawaran visa tersebut, pemerintah Tiongkok marah.

Sebagaimana diketahui, pada hari Jumat 29 Januari 2021, pemerintah Tiongkok mengumumkan bahwa paspor BNO tidak lagi diakui sebagai dokumen perjalanan atau ID yang sah.

Baca Juga: Pendukung Donald Trump, Penerjemah Bahasa Isyarat Gedung Putih Pertama Joe Biden Tuai Ribuan Petisi Penolakan

Langkah itu sebagian besar bersifat simbolis karena warga Hongkong cenderung menggunakan paspor atau kartu identitas mereka sendiri untuk meninggalkan kota.

Namun Beijing mengatakan pihaknya siap untuk mengambil tindakan lebih lanjut.

Hal ini meningkatkan kekhawatiran pihak berwenang mungkin mencoba menghentikan penduduk Hongkong untuk pergi ke Inggris.

Baca Juga: Selesai Lakukan Karantina, Tim Penyelidik Covid-19 WHO Kunjungi Rumah Sakit di Wuhan Tiongkok

Sementara itu, konflik internal yang terjadi antara Tiongkok dan Hongkong tersebut telah membuat ribuan orang melarikan diri dari wilayah tersebut.

Cindy, seorang pengusaha wanita dan ibu dari dua anak kecil, meninggalkan Hongkong ke London minggu lalu.

“Melarikan diri seperti ini jelas tidak mudah. Tetapi keadaan menjadi lebih buruk tahun lalu, pemerintah benar-benar mengusir kami,” katanya kepada kantor berita The Associated Press.

Baca Juga: Ribuan Orang Gelar Demo, Pemerintah Polandia Keluarkan Aturan Pembatasan Aborsi

“Semua yang kami hargai, kebebasan berbicara, pemilihan umum yang adil, kebebasan - telah terkikis. Bukan lagi Hongkong yang kita kenal, bukan lagi tempat yang bisa kita sebut rumah,” sambungnya.

Sementara itu, Inggris memperkirakan hingga 154.000 warga Hongkong dapat pindah hingga tahun depan dan sebanyak 322.000 dalam lima tahun, membawa perkiraan "keuntungan bersih" hingga 2,9 miliar pound  atau sekitar Rp56 triliun.

Awal pekan ini, pemerintah Inggris mengatakan sekitar 7.000 orang Hongkong dengan status BNO telah tiba di negara itu sejak Juli.

Baca Juga: Apresiasi Langkah Kapolri Listyo Sigit Kunjungi Banyak Ormas Islam, Aktivis Sebut Sangat Strategis Bagi Polri

Sebagai Informasi, Inggris memperkenalkan paspor BNO pada 1980-an untuk orang-orang yang merupakan "warga negara teritorial Inggris yang berhubungan dengan Hongkong".

Banyak penduduk kota pada saat itu ingin Inggris memberikan kewarganegaraan penuh kepada mereka, tetapi Tiongkok menentang langkah tersebut.

BNO merupakan kompromi yang memungkinkan orang-orang Hongkong yang lahir sebelum 1997 memiliki hak untuk tinggal di Inggris selama enam bulan pada satu waktu, tetapi tanpa hak bekerja atau menetap.

Baca Juga: WHO Minta Inggris Hentikan Vaksinasi usai Kelompok Prioritas Terima Suntikan, Kenapa?

Sekarang, ini telah menjadi salah satu dari sedikit jalan keluar bagi orang-orang Hongkong yang berharap untuk memulai kehidupan baru di luar negeri.***

Editor: Asri Sulistyowati

Sumber: Aljazeera

Tags

Terkini

Terpopuler