Jack Ma Muncul Pertama Kali Setelah Tiga Bulan Menghilang, Saham Alibaba Group Melonjak Naik

21 Januari 2021, 08:56 WIB
Pendiri Alibaba Group, Jack Ma membuat membuat penampilan publik pertama setelah tiga bulan dikabarkan menghilang. //Tangkapan layar/Channel Africa's Business Heroes//Tangkapan layar/Channel Africa's Business Heroes

PR CIREBON - Pendiri Alibaba Group, Jack Ma, membuat penampilan publik pertamanya setelah dikabarkan menghilang sejak Oktober 2020 lalu.

Pada Rabu, 20 Januari 2021, Jack Ma muncul melalui sebuah unggahan video yang sedang berbicara dengan sekelompok guru dalam video tersebut.

Kemunculan Jack Ma juga membuat saham Alibaba Group itu melonjak.

Baca Juga: Sekjen OKI Al-Othaimeen Kirim Surat pada Jokowi, Sampaikan Belasungkawa

Spekulasi tentang keberadaan Jack Ma menjadi simpang siur setelah berita bulan ini mengatakan bahwa Ma digantikan di episode terakhir dari acara reality show TV yang Ma buat.

Menghilangnya Jack Ma terjadi di tengah pertentangannya terhadap peraturan Beijing tentang kerajaan bisnisnya yang luas.

Miliarder raksasa e-commerce itu tidak muncul di depan umum sejak 24 Oktober, ketika Jack Ma mengecam sistem regulasi Tiongkok dalam pidatonya di forum Shanghai.

Itu membuat Jack Ma berada di jalur yang bertentangan dengan para pejabat dan menyebabkan penangguhan IPO blockbuster senilai $ 37 miliar (Rp 518,9 Triliun) untuk afiliasi keuangan Alibaba Group.

Baca Juga: Warga Korban Banjir di Cirebon Terima Paket Sembako, Sri Heviyana: Isinya ada Mie, Minyak Goreng

Alibaba Group dan yayasan amalnya mengonfirmasi, Jack Ma berpartisipasi dalam upacara online untuk guru pedesaan yang diselenggarakan oleh yayasan pada Rabu. Mereka menolak memberikan komentar lebih lanjut.

Dalam video berdurasi 50 detik itu, Jack Ma yang mengenakan pullover navy berbicara dari sebuah ruangan dengan dinding abu-abu, lukisan besar dan karangan bunga. Tidak jelas di mana ruangan itu.

"Senang melihat Jack Ma muncul kembali - asumsi saya adalah bahwa dia memutuskan (dengan beberapa dorongan) untuk mengambil profil yang lebih rendah setelah membuat komentar yang mengganggu pemerintah," kata Dan Kern, kepala investasi dari investor Alibaba TFC Financial Manajemen di Boston.

Baca Juga: Komjen Pol Listyo Sigit Resmi Jadi Kapolri, Fadli Zon: Semoga Bisa Jadi Pelindung dan Pengayom

Diketahui, saham Alibaba Group yang terdaftar di Hong Kong melonjak hingga berakhir 8,5% lebih tinggi karena berita tersebut.

Berita itu pertama kali dilaporkan oleh Tianmu News, outlet media yang didukung oleh pemerintah Zhejiang, provinsi tempat kantor pusat Alibaba Group berada.

American Depositary Receipts (ADRs) perusahaan naik hampir 5%.

Dilansir Cirebon.Pikiran-Rakyat.com dari Reuters, video itu juga berisi rekaman, tertanggal 10 Januari, saat Jack Ma mengunjungi sekolah di daerah Tonglu, bagian dari kota Hangzhou, ibu kota Zhejiang, bersama rekan-rekannya.

Baca Juga: Soroti Dugaan Korupsi BPJS Ketenagakerjaan Senilai Rp43 Triliun, Hidayat Nur Wahid: Usut Tuntas

“Kemunculan kembali Jack Ma telah memberikan ketenangan pikiran investor setelah banyak rumor, memungkinkan mereka untuk menumpuk ke saham yang tadinya lesu di pasar,” kata Steven Leung, direktur penjualan di pialang UOB Kay Hian di Hong Kong.

Saham tersebut telah menghapus kerugian yang diderita setelah Alibaba Group menjadi target penyelidikan antitrust yang diluncurkan bulan lalu oleh otoritas Tiongkok, tetapi tetap sekitar 11% di bawah level sebelum pembatalan IPO Ant.

Topik "Jack Ma tampil pertama kali di depan umum" dan video ceramahnya kepada para guru segera menjadi trending di Weibo seperti Twitter di Tiongkok, memicu diskusi yang sengit.

Meskipun Jack Ma telah mengundurkan diri dari posisi perusahaan, dia tetap memiliki pengaruh signifikan atas Alibaba Group dan Ant dan mempromosikannya secara global di acara bisnis dan politik.

Baca Juga: Miliki Penyakit Diabetes? Kamu Harus Hindari 8 Makanan Ini Agar Tak Berisiko Kena Penyakit Lain

Dia juga terus membimbing bakat manajemen di "Alibaba Partnership", grup manajer perusahaan yang beranggotakan 35 orang.

Perusahaan berencana untuk mengumpulkan setidaknya $ 5 miliar (Rp 70,12 triliun) melalui penjualan obligasi dalam mata uang dolar AS bulan ini.***

Editor: Rahmi Nurlatifah

Sumber: Reuters

Tags

Terkini

Terpopuler