Waduh, Sebuah Perusahaan di Tiongkok Denda Karyawannya yang Pergi ke Toilet Lebih dari Sekali

6 Januari 2021, 13:00 WIB
Ilustrasi toilet.* /Pixabay/Markus Spiske

PR CIREBON - Sebuah perusahaan di wilayah Tiongkok Selatan berikan denda kepada para karyawan karena terlalu banyak beristirahat di toilet.

Dalam upaya meningkatkan efisiensi kerja, Anpu Electric Science and Technology di Dongguan, provinsi Guangdong, mulai memberlakukan hukuman denda sebesar 20 yuan atau sekitar Rp41.000 kepada karyawan yang menggunakan toilet lebih dari sekali sehari.

Sebab, karyawan yang menggunakan toilet lebih dari sekali sehari itu disebut melanggar aturan perusahaan sekali- istirahat.

Baca Juga: Tiongkok Belum Izinkan Tim Investigasi Covid-19 Masuk ke Wuhan, Kepala WHO Ngaku Sangat Kecewa

Menurut pemberitahuan yang dikeluarkan oleh perusahaan, sudah ada tujuh pekerja yang melanggar dan dihukum pada 20 dan 21 Desember 2020 lalu.

Dikutip Cirebon.Pikiran-Rakyat.com dari South China Morning Post, aturan tersebut telah disamakan dengan pabrik dalam film komik Charlie Chaplin, Modern Times.

Aturan ini juga mencakup persyaratan bagi karyawan untuk mendaftar kepada atasan mereka saat mereka pergi ke toilet.

Baca Juga: Ingin Buktikan Bumi itu Datar, Sepasang Kekasih Rela Berlayar ke Ujung Dunia di Tengah Pandemi

Hukuman karena melanggar penggunaan toilet pun menarik perhatian Biro Sumber Daya Manusia dan Jaminan Sosial Kota Dongguan.

Pihak terkait lantas memulai penyelidikannya.

Dalam wawancara dengan outlet berita The Paper pekan lalu, pejabat dari otoritas mengatakan aturan itu ilegal.

Baca Juga: Bos Beri Hadiah Bantal Canggih untuk Karyawannya, Ternyata Digunakan untuk Memata-matai

Mereka memberitahu perusahaan untuk memperbaiki dan mengembalikan hukuman yang dijatuhkan pada karyawan.

Seorang manajer dari perusahaan, yang diidentifikasi dengan nama belakangnya Cao mengatakan, mereka tidak meminta kepada pekerja untuk mengajukan denda, melainkan dipotong dari bonus bulanan mereka.

Ia menjelaskan, kebijakan tersebut diberlakukan oleh perusahaan karena beberapa karyawan sering merokok di toilet dan mengendur selama jam kerja.

Baca Juga: Pasca Meletus, Lava Masih Terus Mengalir di Kawah Gunung Api Kilauea Hawaii

“Kami tidak berdaya. Faktanya para pekerja itu malas bekerja,” ucapnya.

“Manajemen berbicara dengan para pekerja itu berkali-kali, tetapi belum mencapai hasil yang positif,” sambungnya.

Cao mengatakan mereka memilih untuk tidak memecat para pekerja.

Baca Juga: Arab Saudi Akhiri Perseteruan dengan Qatar, Berkat Negosiasi Jared Kushner

Perusahaan malah memilih untuk membatasi karyawan dengan memberlakukan peraturan toilet.

Keputusan itu diambil karena perusahaan merasa sulit untuk mempekerjakan pekerja.***

Editor: Asri Sulistyowati

Sumber: South China Morning Post

Tags

Terkini

Terpopuler