Gelaran Pesta di Masjid Nabi Musa Tuai Kecaman, Pihak Otoritas Saling Lempar Tanggung Jawab

30 Desember 2020, 06:17 WIB
Pesta yang berlangsung di Masjid Nabi Musa, Times of Israel.* /Times of Israel

PR CIREBON - Pesta dansa yang dilakukan di salah satu situs suci Muslim di Tepi Barat tepatnya di Masjid Musa menimbulkan kecaman dari seluruh spektrum politik Palestina.

Dilansir Cirebon.Pikiran-Rakyat.com dari Times of Israel, pesta yang terjadi di Tepi barat itu berlangsung di Masjid Musa antara Yerusalem dan Jericho itu menampilkan alkohol dan musik tekno.

Dalam pesta yang berlangsung di Masjid Musa itu, tampak anak-anak muda yang belakangan diketahui sebagai Arab Israel dan Palestina itu menari dan minum.

Baca Juga: Tak Hanya Berdampak pada Kesehatan, Pandemi Covid-19 juga Cemari Ekosistem Laut, Ini Penjelasannya

Pesta yang menggegerkan karena menodai situs umat Islam itu dipimpin oleh Disk Jockey (DJ) Palestina terkemuka, Sama Abd al-Hadi.

Sama Abd al-Hadi berasal dari Ramallah, dianggap sebagai artis perintis di kancah musik elektronik Palestina yang sedang berkebang, serta salah satu DJ wanita pertama di profesi yang didominasi oleh pria.

Kabar menyebut Sama Abd al-Hadi ditangkap oleh polisi otoritas Palestina pada Minggu malam, 27 Desember 2020.

Baca Juga: Akibat Pandemi Covid-19, Amerika Serikat Pegang Rekor Kematian Terbanyak hingga Capai 3 Juta Jiwa

Dalam perayaan yang tampaknya memasukkan alkohol sebagai minumannya itu memperlihatkan pria dan wanita menari bersama di situs suci Muslim.

Sudah jelas, di dalam Islam melarang menari berbaur pria dan wanita, terlebih meminum alkohol.

Hal ini menjadi kontroversial di banyak bagian masyarakat Palestina, yang penduduknya di Jalur Gaza sendiri masih sibuk menjaga perbatasan dari pendudukan Israel.

Baca Juga: Terjadi Kesalahan Pemuatan, Pfizer Tunda Pengiriman Vaksin Covid-19 ke 8 Negara di Uni Eropa

Sejumlah warga Palestina tampak marah dengan kelakuan tak bermoral tersebut.

Pesta tersebut dianggap sebagai penodaan situs di tengah akses yang masyarakat Palestina sendiri sulit untuk salat di dalam Masjid karena ditutup.

Para pengunjung pesta memberi tahu kalau mereka mendapat izin dari Kementerian Pariwisata Otoritas Palestina di Ramallah untuk mengadakan pesta tersebut.

Baca Juga: Ribuan Pengungsi Rohingya di Bangladesh Direlokasi ke Pulau Terpencil

"Wiski! Alkohol! Perempuan! Kementerian Pariwisata, ini bukan bagian dari moral agama. Faktanya ini tak menunjukkan moral," ucap salah satu demonstran yang marah saat dia merekam situs tersebut dengan telefonnya.

Masjid Nabi Musa, adalah salah satu situs ziarah di Tepi Barat yang terkenal. 

Setiap tahun di musim semi, Muslim Palestina berjalan kaki ke masjid yang terletak di antara Yerusalem dan Jericho itu.

Baca Juga: Ribuan Pengungsi Rohingya di Bangladesh Direlokasi ke Pulau Terpencil

Sebagian besar orang yang berpesta pada Sabtu malam itu adalah warga Israel atau Palestina di Yerusalem Timur, masalah itu sedang diproses oleh Polisi Israel.

Seorang juru bicara polisi divisi Tepi Barat tidak dapat dihubungi untuk memberikan komentar.

Menurut juru bicara pemerintah PA Ibrahim Milhem, Perdana Menteri PA Mohammad Shtayyeh telah mengumpulkan komite investigasi untuk menyelidiki insiden tersebut.

Baca Juga: Sebut Pertahanan AS di Bawah Pengaruh Trump, Biden Ungkap Sulit Dapat Informasi pada Tim Transisi

“Saya merasa jijik dan murka dengan apa yang terjadi di masjid Nabi Musa. Saya belum tahu siapa yang bertanggung jawab atas dosa ini, tapi siapa yang akan menerima hukuman yang sesuai dengan kekejaman yang dilakukan. Masjid adalah rumah Tuhan; kesuciannya adalah kesucian agama itu sendiri,” terang Mahmoud al-Habbash, penasihat urusan agama Presiden PA Mahmoud Abbas.

Masjid Nabi Musa sebagian besar terletak di Area C, yang menurut Kesepakatan Oslo ditetapkan wilayah tersebut berada di bawah keamanan penuh dan kendali sipil Israel.

Pasukan keamanan Israel tiba di tempat kejadian pada malam hari ketika konfrontasi terjadi.

Baca Juga: Laporkan Siaran Langsung saat Awal Wabah Menyebar di Wuhan, Jurnalis Tiongkok Dijatuhi Hukum Penjara

“Ada tentara Israel di sana, tetapi insiden itu ditangani oleh Polisi Israel dan institusi Palestina,” terang juru bicara tentara Israel, tanpa menjelaskan lebih lanjut.

Setelah insiden itu, kementerian otoritas Palestina terlibat dalam permainan saling menyalahkan sebagai upaya untuk menghindari kemarahan publik yang menganggap itu sebagai penodaan.

Kementerian Pariwisata telah berusaha menyalahkan Kementerian Agama, yang juga membantah telah mengetahui rencana akan adanya pesta di situs tersebut.

Baca Juga: Diduga Percaya Teori Konspirasi Jaringan 5G, Pelaku Bom di Nashville Disebut Tak Berniat Bunuh Warga

“Saya terkejut mendengar kabar bahwa ada orang yang masuk ke masjid. Kementerian Agama tidak pernah dimintai izin atau musyawarah, juga tidak pernah mengeluarkan izin untuk mengadakan pesta di masjid,” kata Wakil Menteri Agama Hussam Abu al -Rabb mengatakan kepada Ajyal Radio pada hari Minggu.

Pada Minggu sore, puluhan orang Palestina pergi ke lokasi untuk berdoa.

Dalam video yang diunggah, mereka melemparkan sisa-sisa pesta dari masjid dan membakarnya.

Baca Juga: Dibuang ke Tempat Sampah, Kucing Ini Naik Jabatan jadi Wakil Menteri

Pejabat dari Hamas, yang memerintah Jalur Gaza dan menentang PA, memberikan kritik ke pihak pemerintah Palestina karena diduga mengizinkan acara tersebut berlangsung. 

Polisi Otoritas Palestina, bagaimanapun, jarang diizinkan oleh Israel untuk menegakkan hukum mereka di Area C.

"Kami mengutuk fakta bahwa ini dilakukan dengan persetujuan resmi dan di bawah perlindungan pemerintah Mohammad Shtayyeh," ujar juru bicara Hamas Fawzi Barhoum.

Baca Juga: Sebuah Kapal Nelayan Rusia Tenggelam, Setidaknya 17 Awak Kapal Dikabarkan Tewas

“Ini adalah kejahatan yang dilakukan oleh riff-raff, pada saat masjid ditutup, dan jamaah dikejar dan ditangkap atas kejahatan shalat dan melanggar hukum dan perintah pemerintah,” ucapnya.

“Bagaimana bisa pelanggaran kesucian masjid dan hukum diizinkan?” tandas legislator Hamas Tepi Barat Nayef Rajoub.

***

Editor: Asri Sulistyowati

Sumber: Times of Israel

Tags

Terkini

Terpopuler