Buntut dari Pemusnahan Cerpelai di Denmark, Mayat Muncul ke Permukaan hingga Timbulkan Bau Tak Sedap

26 November 2020, 21:54 WIB
Ilustrasi cerpelai: Terburu-buru menguburkan cerpelai yang dimusnahkan, mayatnya kini muncul ke permukaan karena dorongan gas selama dekomposisi. /Alexander Ratov/Pixabay

 

PR CIREBON - Pada pertengahan bulan November 2020 dunia dihebohkan dengan pemusnahan cerpelai di Denmark, lantaran diduga hewan tersebut dapat membawa virus Covid-19.

Namun pemusnahannya mengundang lebih banyak masalah, cerpelai yang dibantai di tengah wabah virus Covid-19 itu tampak bangkit dari kubur seperti zombie karena fenomena biologis yang aneh.

Ribuan mayat cerpelai yang dimusnahkan itu dikubur massal secara darurat di dekat kota Holstebro.

Baca Juga: Kebakaran Massal di Jayapura, 500 Orang Terpaksa Kehilangan Tempat Tinggal

Namun, karena terburu-buru membuangnya, mayat makhluk berbulu itu hanya terkubur sedalam 3 kaki, sehingga dapat terdorong ke permukaan oleh gas yang dilepaskan selama proses dekomposisi.

Pemandangan mengerikan itu terlihat di lapangan pelatihan militer, tidak jauh dari sebuah danau di wilayah barat kota Holstebro.

Menurut pejabat lokal di daerah tersebut, penguburan mayat cerpelai yang tidak benar itu berpotensi menjadi mimpi buruk bagi kesehatan masyarakat.

Baca Juga: Konfirmasi Terkait Penghargaan Bintang Mahaputra, Gatot Nurmantyo: Tidak Mungkin Saya Tolak

"Pihak berwenang bermain-main dengan lingkungan kita dan menggunakannya sebagai tempat pembuangan," kata Leif Blogger, seorang politikus lokal, dikutip PikiranRakyat-Cirebon.com dari New York post.

Bangkai yang menyeramkan dapat menyebabkan polusi fosfor dan nitrogen, kata para pejabat.

Tetapi Lementerian Lingkungan negara itu, yang bertanggung jawab atas penguburan tersebut, menyebut kekacauan yang terjadi sebagai masalah sementara yang terkait dengan proses pembusukan hewan.

Baca Juga: Dalam Sebulan Pemprov DKI Jakarta Sabet 3 Penghargaan, Anies: Sebuah Prestasi yang Harus Disyukuri

Para pejabat mencatat hewan-hewan itu seharusnya terkubur di bawah tanah setidaknya 5 kaki.

Kuburan itu sekarang akan dipantau selama 24 jam sehari sampai pagar dipasang untuk menghindari potensi masalah, kata Departemen Lingkungan Denmark.

Sebelumnya, Denmark mengumumkan akan membantai semua lebih dari 15 juta cerpelai di negaranya pada pertengahan November setelah versi mutasi Covid-19 ditemukan di peternakan dan pabrik bulu.

Baca Juga: Artis Selebgram Berinisial ST dan MA yang Dijerat Kasus Prostitusi Diringkus Polisi di Sebuah Hotel

Hal ini dilakukan lantaran salah seorang Menteri Pangan dan Pertanian Denmark mengundurkan diri minggu lalu setelah pemerintah mengakui tidak memiliki hak untuk memerintahkan pemusnahan tersebut.***

Editor: Irma Nurfajri Aunulloh

Sumber: nypost

Tags

Terkini

Terpopuler