Laut China Selatan Semakin Tegang, Menhan Filipina Minta ASEAN Bersatu Pelihara Stabilitas

26 November 2020, 15:05 WIB
Ilustrasi- Logo ASEAN. /Kemlu.go.id /
PR CIREBON - Menghadapi ketegangan di Laut China Selatan yang semakin memuncak antara AS dan Tiongkok, Menteri Pertahanan Filipina Delfin Lorenzana mengimbau agar kumpulan negara di Asia Tenggara tetap bersatu untuk mempertahankan stabilitas.
 
Perhimpunan Bangsa-Bangsa di Asia Tenggara (ASEAN) terjebak di tengah-tengah rivalitas AS dan Tiongkok dan upaya mereka memerebutkan pengaruh di kawasan. 
 
Namun, ASEAN memiliki kemampuan untuk memelihara stabilitas di kawasan dan seluruh anggota perhimpunan harus menempuh cara yang sama, kata Lorenzana.
 
"Di mana ASEAN di tengah rivalitas negara-negara kuat? Visi Sentralitas ASEAN memang ada, tetapi yang terjadi justru sebaliknya," ujar dia, seperti dikutip PikiranRakyat-Cirebon.com dari Antara News pada Rabu, 25 November 2020.
 
Baca Juga: Kabar Baik Bagi Perempuan Pelaku UMKM, Bank Ini Sediakan Dana Modal hingga Rp 15 Miliar
 
Untuk seorang menteri anggota ASEAN, pernyataan Lorenzana diyakini cukup lugas. ASEAN cukup jarang berbicara mewakili perhimpunan untuk menentang militerisasi secara terang-terangan atau bersikap agresif. 
 
Pasalnya, beberapa negara khawatir langkah itu akan membuat geram Beijing atau Washington.
 
"ASEAN, jika bersatu, maka akan memiliki kekuatan yang dapat mempengaruhi isu dan peristiwa di Laut China Selatan," tambah Lorenzana.
 
Baca Juga: Pelayanan Kesehatan Alami Penurunan, BPJS Jelaskan Penanganan Covid-19 di Forum Internasional
 
Lorenzana mengatakan isu Laut China Selatan jadi masalah utama yang dibahas Filipina bersama Jepang, Tiongkok, Australia, Prancis, dan Amerika Serikat, sejak Mei 2020.
 
Lorenzana mengatakan pertemuan tersebut penting karena Laut China menyangkut banyak negara.
 
"Ketegangan di Laut China Selatan akan terus memuncak karena China akan terus menuduh AS dan negara lain telah melakukan provokasi serta upaya melemahkan stabilitas di kawasan ... (ada tudingan) Barat berupaya menghentikan China," terang dia.
 
Tiongkok telah meningkatkan jumlah patroli dan latihan militernya tahun ini, beberapa di antaranya digelar di pulau sengketa yang juga diklaim oleh Vietnam. 
 
Baca Juga: Manfaatkan Anak dan Dunia Olahraga Sebagai Media Berpromosi Rokok, KAKAK: Akan Bawa Ke Ranah Hukum
 
Sementara itu, AS mengerahkan kapal perangnya sebagai wujud dukungan terhadap lalu lintas perairan yang bebas.
 
AS dan Tiongkok saling tuduh masing-masing pihak sengaja membuat provokasi. 
 
Lorenzana mengatakan negara-negara di Asia Tenggara khawatir ancaman konflik bersenjata dapat terus memuncak.
 
Oleh karena itu, ASEAN tidak boleh diam saja di tengah perseteruan yang kian memuncak ini. ***

Editor: Khairunnisa Fauzatul A

Sumber: Antara News

Tags

Terkini

Terpopuler