Jamaah Haji yang Tiba di Jeddah Langsung Mendapat Konsumsi Berupa Nasi Kotak

10 Juni 2023, 07:02 WIB
Jamaah haji Indonesia yang tiba di Bandara King Abdulaziz, Jeddah diberikan satu kali makanan ketika mereka turun pesawat. /Foto Kemenag RI

 

SABACIREBON - Jamaah haji Indonesia yang tiba di Bandara King Abdulaziz, Jeddah diberikan satu kali makanan ketika mereka turun pesawat.

Makanan tersebut disajikan dalam kotak dan diberikan kepada jamaah haji saat mereka berada di dalam bus.

Lantas, apa saja menu nasi kotak untuk jamaah haji? Ketika mengunjungi dapur katering untuk jamaah, pemilik katering menjelaskan bahwa paket nasi kotak untuk jamaah berisi nasi, ayam, sayuran, buah, sambal, air mineral, dan puding yang semuanya berasal dari Indonesia.

Menu ini disajikan dengan segar karena dimasak langsung di dapur yang berlokasi di dalam bandara.

Baca Juga: Jemaah Haji Salat Jumat depan Kabah di Tengah Suhu 44 Derajat Celcius..! Begini kondisi Lantai Kabah

"Nasinya juga cocok untuk orang tua," kata Direktur Bina Haji Arsad Hidayat, saat mencoba langsung nasi kotak untuk jamaah seperti yang dikutip dari laman Kemenag, Sabtu 10 Juni 2023.

Arsad menjelaskan bahwa jamaah haji yang menerima nasi kotak diharapkan dapat langsung mengonsumsinya selama perjalanan menuju Makkah.

Pada nasi kotak tersebut tertera bahwa waktu ideal untuk mengonsumsinya adalah 4 jam setelah diterima oleh jamaah haji.

"Selain menjaga rasa makanan tetap segar, pemberian katering ini bertujuan untuk menjaga kondisi kesehatan jamaah setelah melakukan perjalanan panjang. Selain itu, makanan ini memberikan energi selama perjalanan ke Makkah," tambah Arsad.

Baca Juga: Kloter Pertama Gelombang Kedua Jemaah Haji Tiba Kamis 8 Juni 2023 Mendapat Apresiasi. Mengapa?

Arsad juga menambahkan bahwa dapur katering tersebut memiliki kapasitas produksi untuk dua kelompok jamaah haji dan dapat disesuaikan dengan kebutuhan mereka.

Mengenai bahan baku, tidak perlu khawatir karena pihak katering juga memiliki gudang bahan makanan yang berupa kendaraan bergerak untuk memenuhi kebutuhan dapur jika kurang.

Terkait dengan sering terjadinya keterlambatan penerbangan, Arsad meminta adanya komunikasi yang baik antara pihak katering dengan maskapai atau otoritas bandara.

Hal ini bertujuan agar pihak katering dapat melakukan langkah-langkah antisipasi, baik itu menghentikan produksi, mengurangi kapasitas, atau beralih ke sumber lain. "Hal ini untuk menghindari pemborosan," tegasnya.

Baca Juga: INFO HAJI: Nekat Pasutri Asal Bandung Ini Naik Haji Pakai Motor, Tembus Puluhan Negara Cuma Segini Biayanya

Keluhan mengenai keterlambatan penerbangan memang seringkali menjadi masalah yang berdampak pada pelayanan lainnya, termasuk katering yang dapat mengalami pemborosan karena keterlambatan yang berjam-jam dari maskapai penerbangan. ***

 

Editor: Fabian DZ

Sumber: Kemenag

Tags

Terkini

Terpopuler