Prof. Wiku Adisasmito, selaku Juru Bicara Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19, sebelumnya juga mengungkapkan, bahwa masker dengan satu lapisan dan terlalu tipis memungkinkan virus penyebab Covid-19 masuk ke dalam tubuh.
Merujuk kepada penelitian ilmiah dalam jurnal ACS Nano belum lama ini, Fajri mengungkapkan, terkait kemampuan electrostatic atau menyaring partikel-partikel yang lebih kecil menjadi poin penting di sini.
Baca Juga: Pilkada Minta Ditunda Gegara Ketua KPU Positif Covid-19, Guspardi: Itu Urusan Personal Bukan Sistem
Bahan sutra atau silk yang terdiri dari empat lapis bisa menyaring banyak partikel, kemudian diikuti dengan bahan chiffon yang merupakan gabungan dari 90 persen poliester dan 10 persen spandeks, lalu flanel yang terdiri dari 65 persen katun dan 35 persen poliester.
Mengenai persoalan ini, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dan satgas Covid-19 merekomendasikan kain dengan tiga lapis, yang terdiri dari lapisan dalam untuk menyerap, lapisan tengah untuk menyaring, dan lapisan luar yang terbuat dari bahan seperti poliester.
Sebuah penelitian dari Universitas Illinois menemukan, bahwa tiga lapis kain 100 persen berbahan katun sama protektifnya seperti masker bedah atau medis.
Baca Juga: Tersindir PKS Terkait Penyataan 'Tidak Bisa Apa-apa', Mahfud MD: Berarti hanya Baca Judul Berita
Meskipun begitu, Fajri menuturkan, katun cult dua lapis sebenarnya sudah mampu memberikan perlindungan terhadap penularan Covid-19.
“Cotton cult paling bagus untuk (menyaring) partikel besar dan lebih kecil 180 thread per inci, ketebalannya setengah sentimeter,” ujarnya.
Maka dari itu, jika sudah terlanjur membeli masker berjenis scuba, maka bisa melapisinya dengan dua lapis kain katun agar dapat lebih tebal.