Psikolog Ungkap Pria Berpotensi Trauma Usai Istri Melahirkan, Begini Alasannya

- 28 Juni 2020, 18:03 WIB
ILUSTRASI laki-laki yang depresi.*
ILUSTRASI laki-laki yang depresi.* /Pixabay/whoismargot//

 

PR CIREBON – Banyak yang belum mengetahui ternyata di balik proses persalinan yang sangat ditunggu-tunggu dapat menciptakan pengalaman traumatis.

Pengalaman traumatis tersebut dikenal dengan istilah Post-natal Post Traumatic Stress Disorder (PTSD). PTSD ini ternyata dialami juga oleh kaum pria.

Dikutip PikiranRakyat-Cirebon.com dari situs Antara, melahirkan memang bukan proses yang mudah. Oleh karenanya, sekira 9 persen wanita dilaporkan mengalami kondisi PTSD setelah persalinan dan rasa nyeri disebut sebagai pemicunya.

Baca Juga: Gumpalan 'Salju' Warnai CFD BKT, Pengunjung: Unik Buat Difoto

Meski terbilang masih jarang bagi seorang ayah baru untuk mengalami PSTD, namun menurut psikolog Ajeng Raviando,

salah satu faktor yang menjadi penyebab pria mengalami stres adalah menyaksikan proses melahirkan secara langsung.

"Banyak orang kan tidak menyangka, buat pria terutama, bahwa proses melahirkan semengerikan itu. Apalagi kalau misalnya dalam proses kelahiran itu terjadi sesuatu yang urgent dan di luar prediksi, jadinya suami ini bisa trauma," ujar Ajeng melalui keterangan resminya, Ahad (28/6).

Baca Juga: Dianugrahi Rahim 'Ekstra', Wanita Muda Ini akan Miliki Bayi Kembar dengan Kelahiran Terpisah

Kemudian kata Ajeng, para suami perlu mempersiapkan diri menjelang persalinan buah hatinya, seperti mempelajari hal-hal seputar proses melahirkan hingga persiapan mental agar bisa mendampingi istri selama persalinan.

Kesiapan mental berguna untuk menghadapi kejadian yang tak terduga atau di luar perkiraan.

Kondisi-kondisi seperti pendarahan hebat, proses persalinan yang sangat lama atau reaksi istri saat melahirkan disebut bisa menjadi pemicu adanya trauma pada pria.

Baca Juga: Diboikot Unilever dan Sejumlah Pengiklan Lain, Kekayaan Zuckerberg Merosot 7,2 Miliar Dolar

"Pas proses melahirkan istrinya kesakitan banget, jerit-jerit sampai menangis. Emosi ini kan bisa menular ke suami dan membekas setelahnya. Walau dia tidak merasakan secara langsung, tapi dia menyaksikan dan itu bisa sangat traumatis," jelasnya.

Selain itu, Ajeng juga mengatakan bahwa ketidakberdayaan untuk membantu istri dan bayi terutama saat proses persalinan yang disertai penyulit dan komplikasi juga menjadi pemicu trauma pada suami.***

Editor: Gugum Rachmat Gumilar

Sumber: Permenpan RB


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x