11 Makanan Ini Tidak Boleh Dikonsumsi Ibu Hamil, Apa Saja?

- 23 Oktober 2021, 07:30 WIB
11 makanan ini tidak boleh dikonsumsi oleh Ibu hamil, Anda wajib mengetahuinya, salah satunya adalah ikan yang tinggi merkuri.
11 makanan ini tidak boleh dikonsumsi oleh Ibu hamil, Anda wajib mengetahuinya, salah satunya adalah ikan yang tinggi merkuri. /Pixabay/StockSnap

PR CIREBON - Sering lapar, merupakan hal yang wajar dan hampir setiap ibu hamil mengalaminya. Namun, Kamu harus tau ada beberapa makanan yang tidak baik bila dikonsumsi oleh ibu hamil.

Selama 9 bulan masa pertumbuhan bayi, secara alami ibu hamil akan mengalami peningkatan nafsu makan.  Namun, jangan sampai Bumil jadi kelepasan dan makan sembarangan, ya.

Dikutip PikiranRakyat-Cirebon.com dari Healthline.com, beberapa makanan tertentu hanya boleh dikonsumsi sesekali, dan yang tidak boleh dikonsumsi oleh Ibu hamil.

Baca Juga: Simak! Ini Dia Risiko yang Bisa Timbul dari Mengonsumsi Teh Hijau bagi Ibu Hamil

Berikut 11 makanan dan minuman yang harus dihindari saat hamil:

1. Ikan setengah matang atau mentah

Ikan mentah terutama kerang, dapat menyebabkan beberapa infeksi.  Ini bisa berupa infeksi virus, bakteri, atau parasit, seperti norovirus, Vibrio, Salmonella, dan Listeria.

Beberapa dari infeksi ini bisa menyebabkan lemas dan dehidrasi bagi Ibu hamil. Bahkan, ini bisa berdampak serius dan fatal bagi si jabang bayi.

Wanita hamil sangat rentan terhadap infeksi listeria. Faktanya, menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC), wanita hamil 10 kali lebih mungkin terinfeksi Listeria dibanding populasi umum.

Bakteri ini dapat ditemukan di tanah dan air atau tanaman yang terkontaminasi. Ikan mentah dapat terinfeksi selama pemrosesan, termasuk pengasapan atau pengeringan.

Baca Juga: Apakah Kucing Bahaya Bagi Ibu Hamil? Aurel Hermansyah Beberkan Jawaban dari Dokter!

2. Daging setengah matang, mentah, dan olahan

Beberapa masalah yang sama dengan ikan mentah juga mempengaruhi daging yang kurang matang.

Mengonsumsi daging setengah matang atau mentah meningkatkan risiko infeksi dari beberapa bakteri atau parasit, termasuk Toksoplasma, E. coli, Listeria, dan Salmonella.

Bakteri ini dapat mengancam kesehatan si jabang Bayi, bahkan bisa menyebabkan keguguran atau penyakit neurologis yang parah seperti cacat intelektual atau retardasi mental, kebutaan, dan epilepsi.

Sementara sebagian besar bakteri ditemukan di permukaan potongan daging utuh, bakteri lain yang mungkin masih tertinggal di dalam serat otot.

Beberapa potongan daging utuh seperti tenderloin, sirloin, atau tulang rusuk dari daging sapi, domba, dan daging sapi muda mungkin aman dikonsumsi walaupun tidak dimasak seluruhnya.

Namun, ini hanya berlaku jika potongan daging utuh atau tidak dipotong, dan bagian luarnya benar-benar matang.

Daging potong, termasuk patty daging, burger, daging cincang, babi, dan unggas, tidak boleh dikonsumsi mentah atau setengah matang.

Mengonsumsi produk daging olahan tidak diperkenankan bagi ibu hamil kecuali telah dipanaskan kembali hingga benar-benar panas atau mendidih.

Baca Juga: Vaksin Covid-19 Pfizer Terbukti Efektif untuk Ibu Hamil, Simak Faktanya!

3. Ikan yang tinggi merkuri

Merkuri adalah unsur yang sangat beracun, dan tidak baik bagi kesehatan.

Merkuri sering ditemukan di air yang tercemar.
Merkuri dalam jumlah besar, bisa menjadi racun bagi sistem saraf, sistem kekebalan tubuh, dan ginjal.

Bahkan, Ini juga dapat menyebabkan masalah perkembangan yang serius pada anak-anak, dengan efek samping meskipun dalam jumlah yang rendah.

Karena ditemukan di laut yang tercemar, ikan laut berukuran besar dapat mengakumulasi merkuri dalam jumlah tinggi.

Karena itu, sebaiknya hindari mengonsumsi ikan bermerkuri tinggi saat hamil dan menyusui.

Ikan dengan bermerkuri tinggi yang tidak baik dikonsumsi bagi Ibu hamil salah satunya adalah Hiu, Ikan Todak, Raja Mackerel, Tuna (terutama tuna mata besar), Marlin, Tilefish dari Teluk Meksiko, dan Orange roughy.

Namun, penting untuk dicatat bahwa tidak semua ikan mengandung merkuri tinggi, hanya beberapa jenis tertentu.

Menurut Food and Drug Administration (FDA), mengonsumsi ikan rendah merkuri selama masa kehamilan sangat dianjurkan, dan ikan ini bisa dimakan hingga tiga kali seminggu.

Ikan rendah merkuri: Teri, Ikan Kod, Haddock, Salmon, Nila, Ikan Trout (air tawar).

Ikan berlemak seperti salmon dan teri adalah pilihan yang sangat baik, karena mengandung asam lemak omega-3 yang tinggi, yang penting untuk si jabang bayi.

Baca Juga: Ibu Hamil Ingin Lakukan Vaksinasi Covid-19? Perhatikan Hal Penting Ini!

4. Telur mentah

Telur mentah dapat terkontaminasi bakteri Salmonella.
Gejala infeksi salmonella termasuk demam, mual, muntah, kram perut, dan diare.

Namun, dalam kasus yang jarang terjadi, infeksi ini dapat menyebabkan kram pada rahim, yang menyebabkan kelahiran prematur atau bahkan sampai keguguran.

Makanan yang biasanya mengandung telur mentah antara lain: telur orak-arik, telur rebus, Saus Hollandaise, mayones rumahan, beberapa saus salad rumahan, es krim rumahan, icing kue rumahan.

Sebagian besar produk komersial yang mengandung telur mentah dibuat dengan telur yang dipasteurisasi dan aman untuk dikonsumsi.

Namun, Anda harus selalu membaca label untuk memastikannya.
Untuk amannya, pastikan untuk selalu memasak telur hingga matang atau menggunakan telur yang sudah dipasteurisasi.

Baca Juga: Disebut Peneliti Aman, Ibu Hamil Pahami Pentingnya Vaksinasi Covid-19

5. Daging organ

Daging organ merupakan sumber berbagai nutrisi, termasuk zat besi, vitamin B12, vitamin A, seng, selenium, dan tembaga - yang semuanya baik untuk Ibu dan si jabang bayi.

Namun, mengonsumsi terlalu banyak vitamin A yang diperoleh dari hewan tidak dianjurkan selama masa kehamilan.

Mengonsumsi vitamin A terlalu banyak, terutama pada trimester pertama kehamilan, dapat menyebabkan malformasi kongenital dan keguguran.

6. Kecambah mentah

Kecambah mentah, termasuk alfalfa, semanggi, lobak, dan kecambah kacang hijau, bisa jadi terkontaminasi Salmonella.

Lingkungan lembab yang dibutuhkan oleh benih untuk mulai bertunas sangat ideal untuk jenis bakteri ini, dan hampir tidak mungkin untuk dibersihkan.

Untuk alasan ini, disarankan untuk menghindari kecambah mentah bagi Ibu hamil. Namun, kecambah aman dikonsumsi setelah dimasak.

Baca Juga: Ketahui, Vaksinasi Covid-19 Dianjurkan Bagi Para Ibu Hamil, Begini Rekomendasi Para Ahli

7. Kafein

Ibu hamil umumnya disarankan untuk membatasi asupan kafein mereka hingga kurang dari 200 mg per hari, menurut American College of Obstetricians and Gynecologists (ACOG).

Kafein diserap dengan sangat cepat dan mudah masuk ke dalam plasenta karena bayi dan plasentanya tidak memiliki enzim utama yang dibutuhkan untuk memetabolisme kafein.

Asupan kafein yang tinggi selama kehamilan telah terbukti membatasi pertumbuhan janin dan meningkatkan risiko berat badan lahir rendah saat melahirkan.

Berat badan lahir rendah (BBLR) adalah berat badan lahir yang kurang dari 2,5 kg. Dan ini bisa menyebabkan risiko kematian pada bayi dan risiko penyakit kronis yang lebih tinggi saat dewasa nanti.

8. Makanan yang tidak dicuci

Permukaan buah dan sayuran yang tidak dicuci atau tidak dikupas dapat terkontaminasi dengan beberapa bakteri dan parasit, seperti Toksoplasma, E. coli, Salmonella, dan Listeria, yang berasal dari tanah atau melalui penanganan.

Kontaminasi dapat selama masa produksi, panen, pengolahan, penyimpanan, transportasi, atau ritel.

Salah satu parasit berbahaya yang mungkin menempel pada buah dan sayuran disebut Toksoplasma.

Sebagian besar orang yang terkena toksoplasmosis tidak memiliki gejala. Namun, ada beberapa kasus yang memiliki gejala seperti terkena flu selama sebulan atau lebih.

Sebagian besar bayi yang terinfeksi bakteri Toksoplasma saat masih dalam kandungan tidak menunjukkan gejala saat lahir.

Namun, gejala seperti kebutaan atau cacat intelektual dapat berkembang di kemudian hari.

Terlebih lagi, sebagian kecil bayi baru lahir yang terinfeksi mengalami kerusakan mata atau otak yang serius saat lahir.

Bagi Ibu hamil, sangat penting untuk meminimalkan risiko infeksi dengan mencucinya secara menyeluruh dengan air, mengupas, atau memasak buah dan sayuran. Pertahankan juga sebagai kebiasaan baik setelah bayi lahir.

Baca Juga: Waspada! Ivermectin Tak Boleh Digunakan Ibu Hamil untuk Pengobatan Covid-19

9. Susu, keju, dan jus buah yang tidak disterilisasi

Susu mentah, keju yang tidak disterilkan, dan keju siap saji dapat mengandung berbagai bakteri berbahaya, termasuk Listeria, Salmonella, E. coli, dan Campylobacter.

Hal yang sama berlaku untuk jus yang tidak disterilisasi, yang juga rentan terhadap kontaminasi bakteri.

Infeksi ini semuanya dapat memiliki konsekuensi yang mengancam jiwa untuk bayi yang belum lahir.

Bakteri dapat terjadi secara alami atau disebabkan oleh kontaminasi selama pengumpulan atau penyimpanan.

Sterilisasi adalah cara paling efektif untuk membunuh bakteri berbahaya, tanpa mengubah nilai gizi produk.

Untuk meminimalkan risiko infeksi, konsumsi hanya susu steril, keju, dan jus buah.

Baca Juga: Simak Beberapa Langkah yang Perlu Diperhatikan untuk Ibu Hamil Selama Pandemi Covid-19

10. Alkohol

Disarankan untuk sepenuhnya menghindari minum alkohol saat hamil, karena meningkatkan risiko keguguran.

Bahkan sejumlah kecil dapat berdampak negatif pada perkembangan otak bayi Anda.

Minum alkohol selama kehamilan juga dapat menyebabkan sindrom alkohol janin, yang melibatkan kelainan bentuk wajah, cacat jantung, dan cacat intelektual.

Karena tidak ada tingkat alkohol yang terbukti aman selama kehamilan, disarankan untuk menghindarinya.

11. Junk food

Penting bagi ibu hamil mengonsumsi makanan padat nutrisi untuk membantu sang ibu dan si kecil yang sedang tumbuh.

Ibu hamil akan membutuhkan  lebih banyak nutrisi penting, seperti protein, folat, kolin, dan zat besi.

Ini juga merupakan mitos bahwa ibu hamil “makan untuk dua orang.” Anda bisa makan seperti biasa selama trimester pertama, lalu trimester sekitar 350 kalori per hari di trimester kedua, dan sekitar 450 kalori per hari di trimester ketiga.

Konsep makanan yang optimal sangat penting, terutama harus terdiri dari makanan utuh, dengan banyak nutrisi untuk memenuhi kebutuhan sang ibu dan bayi.

Junk food umumnya rendah nutrisi dan tinggi kalori, gula, dan lemak tambahan.

Baca Juga: Benarkah Pemberian Vaksin Covid-19 pada Ibu Hamil Miliki Dampak Berbahaya Bagi Janin? Begini Penjelasan Ahli

Sementara beberapa penambahan berat badan diperlukan selama kehamilan, penambahan berat badan yang berlebih telah dikaitkan dengan banyak komplikasi dan penyakit.

Ini termasuk peningkatan risiko diabetes gestasional, serta komplikasi kehamilan atau kelahiran.

Tetap berpegang pada makanan dan camilan yang berfokus pada protein, sayuran dan buah-buahan, lemak sehat, dan karbohidrat kaya serat seperti biji-bijian, kacang-kacangan, dan sayuran bertepung.

Jangan khawatir, ada banyak cara untuk memasukkan sayuran ke dalam makanan Anda tanpa mengorbankan rasa.

Saat Anda hamil, penting untuk menghindari makanan dan minuman yang dapat membahayakan Anda dan bayi Anda. Meskipun sebagian besar makanan dan minuman sangat aman untuk dinikmati, beberapa, seperti ikan mentah, susu yang tidak dipasteurisasi, alkohol, dan ikan merkuri tinggi, harus dihindari.

Plus, beberapa makanan dan minuman seperti kopi dan makanan tinggi gula tambahan, harus dibatasi demi memperoleh kehamilan yang sehat.

Nah, itulah dia beberapa makanan yang boleh dan tidak boleh dikonsumsi oleh Ibu hamil. Penting bagi ibu hamil untuk memperhatikan asupan gizi yang dikonsumsi.

Dengan begitu sang ibu dapat menjaga si buah hati agar tetap sehat dan kuat sampai melahirkan nanti.***

Editor: Akhmad Jauhari

Sumber: Healthline


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x