INFO KESEHATAN : Cara Mendeteksi Leptospirosis dan Binatang Pembawa Bakteri Leptospira

8 Maret 2023, 18:10 WIB
Cara Mendeteksi dan Mengobati Leptospirosis Informasi Penting untuk Diketahui /Alexa/Pixabay

SABACIREBON - Leptospirosis adalah suatu penyakit zoonosis yang disebabkan oleh bakteri Leptospira yang dapat ditularkan melalui urine atau darah hewan yang terinfeksi. Penyakit ini umumnya ditemukan di wilayah tropis dan subtropis selama musim penghujan.

Leptospirosis terjadi karena adanya interaksi kompleks antara pembawa penyakit, tuan rumah atau inang, dan lingkungan. Bakteri Leptospira dapat menginfeksi manusia melalui luka pada kulit dan mukosa tubuhnya. Kondisi kesehatan yang buruk dan sanitasi yang buruk dapat meningkatkan risiko terjadinya leptospirosis pada manusia.

Beberapa hewan yang bisa menjadi perantara penyebaran leptospirosis adalah tikus, sapi, anjing, dan babi. Leptospirosis menyebar melalui air atau tanah yang telah terkontaminasi urine hewan pembawa bakteri Leptospira. Seseorang dapat terserang leptospirosis jika terkena urine hewan tersebut, atau kontak dengan air atau tanah yang telah terkontaminasi.

Leptospirosis disebabkan oleh bakteri Leptospira interrogans yang dapat hidup selama beberapa tahun di ginjal hewan tanpa menimbulkan gejala. Beberapa hewan yang menjadi sumber penyebaran bakteri Leptospira adalah anjing, babi, kuda, sapi, dan tikus. Bakteri Leptospira dapat keluar bersama urine dan mengontaminasi air dan tanah.

Di air dan tanah tersebut, bakteri Leptospira dapat bertahan selama berbulan-bulan atau bertahun-tahun. Penularan pada manusia dapat terjadi melalui kontak langsung dengan kulit atau konsumsi makanan yang terkontaminasi oleh urine hewan pembawa bakteri penyebab leptospirosis.

Leptospirosis lebih sering terjadi pada orang yang tinggal di daerah tropis dan subtropis, seperti Indonesia. Leptospirosis sering terjadi pada pekerja tambang, petani, nelayan, peternak, dokter hewan, pemilik hewan peliharaan, orang yang bekerja di saluran pembuangan atau selokan, dan mereka yang sering berolahraga atau rekreasi di alam bebas.

Baca Juga: Tiga Emas Target Bulutangkis SEA Games 2023

Gejala leptospirosis sangat bervariasi pada setiap pasien dan awalnya sering kali dianggap sebagai gejala penyakit lain, seperti flu atau demam berdarah.

Tanda dan gejala awal yang muncul pada penderita leptospirosis antara lain demam tinggi dan menggigil, sakit kepala, mual, muntah, dan tidak nafsu makan, diare, mata merah, nyeri otot, terutama pada betis dan punggung bawah, sakit perut, dan bintik-bintik merah pada kulit yang tidak hilang saat ditekan. Keluhan tersebut biasanya pulih dalam waktu satu minggu.

Namun, pada beberapa kasus, penderita dapat mengalami tahap kedua dari penyakit leptospirosis, yang disebut dengan penyakit Weil, dengan gejala dan tanda yang lebih parah dan membutuhkan perawatan medis yang lebih intensif.

Pada tahap kedua ini, bakteri leptospirosis telah menyebar ke seluruh tubuh dan menginfeksi organ-organ vital seperti hati, ginjal, paru-paru, dan otak. Gejala-gejala yang muncul pada tahap kedua dapat meliputi:

Baca Juga: Prakiraan Cuaca Bandung Raya Jawa Barat Hari Ini Rabu 8 Maret 2023

  • Demam tinggi yang tahan lama
  • Sakit kepala yang parah
  • Mual dan muntah
  • Ruam kulit yang dapat berupa bintik-bintik merah atau ungu di seluruh tubuh
  • Perdarahan pada kulit, mata, hidung, atau gusi
  • Pembengkakan pada kelenjar getah bening, hati, atau limpa
  • Nyeri pada otot dan sendi
  • Kesulitan bernapas atau sesak napas
  • Kejang-kejang atau gangguan kesadaran
  • Kegagalan fungsi organ-organ vital seperti hati, ginjal, atau paru-paru
  • Penyakit Weil merupakan kondisi yang serius dan membutuhkan perawatan medis segera.

Jika tidak diobati dengan tepat, penyakit ini dapat menyebabkan komplikasi yang berbahaya seperti kerusakan hati atau ginjal, meningitis, syok septik, atau bahkan kematian.

Oleh karena itu, jika Anda mengalami gejala-gejala leptospirosis atau telah terpapar dengan bakteri leptospirosis, segeralah mencari perawatan medis untuk mendapatkan diagnosis dan pengobatan yang tepat. Jangan mengabaikan gejala-gejala tersebut dan pastikan untuk mengikuti instruksi dokter dengan tepat untuk meminimalkan risiko komplikasi yang lebih serius.***

Editor: Uyun Achadiat

Sumber: yankes.kemkes.go.id

Tags

Terkini

Terpopuler