Heboh Cacar Monyet, Apa yang Membedakan dengan Cacar Air?

20 Mei 2022, 13:34 WIB
Arsip - Foto yang diambil selama penyelidikan wabah cacar monyet, yang terjadi di Republik Demokratik Kongo (DRC), 1996 hingga 1997 /

SABACIREBON-Covid-19 belum tuntas betul, muncul Hepatitis Akut yang juga mulai heboh. Kini muncul lagi Cacar Monyet menyerang sejumlah negara.

Penyakit yang merupakan endemic di Nigeria ini sudah ditemukan di Inggris dan beberapa negara Eropa lainnya.

Otoritas kesehatan Eropa sedang memantau setiap wabah penyakit setelah Inggris melaporkan kasus cacar monyet pertama pada 7 Mei dan menemukan enam kasus tambahan di negara tersebut.

Baca Juga: Toyota Sienna XSE Edisi Terbatas Naik ke Kelas Premium Persembahan Ultah ke 25

Berbeda dengan cacar aiar,  penyakit cacar monyet masih terdengar asing bagi masyarakat Indonesia. Namun keduanya disebabkan oleh serangan virus.

Cacar monyet merupakan penyakit karena infeksi virus monkeypox. Sedangkan cacar air atau varisela merupakan penyakit infeksi yang disebabkan oleh infeksi virus varicella zoster.

Gejala

Adapun gejala penyakit cacar monyet

  • Demam
  • Nyeri kepala
  • Nyeri punggung
  • Pembesaran kelenjar getah bening
  • Menggigil

    Gejala awalnya hampir sama, yakni demam tidak terlalu tinggi, lemah, lesu dan nyeri kepala.

Namun, setelah gejala ini, penderita cacar air juga akan mengalami timbulnya lesi kulit berupa lenting yang mirip tetesan embun.

Baca Juga: Polisi Aktip yang Memiliki 200 Gram Sabu-sabu, Mencoba Bunuh Diri di Sel Tahanan

Penyebaran lesi ini terutama di daerah badan, kemudian menyebar ke area wajah, kaki, dan tangan.

Lesi ini bahkan dapat menyerang selaput lendir mata, mulut, dan saluran napas bagian atas. Jika terdapat infeksi bakteri, dapat terjadi pembesaran kelenjar getah bening.

Penyakit cacar air biasanya disertai dengan rasa gatal yang mengganggu.

Sementara itu, pada cacar monyet dalam 1-3 hari (terkadang lebih lama) setelah adanya gejala demam, pasien akan mengalami ruam di kulit yang pertama kali terjadi di wajah, lalu menyebar ke seluruh tubuh.

Baca Juga: Hakim PN Surabaya, Itong yang Diduga Menerima Suap, Segera Diadili.

Ruam di kulit bisa berubah lenting, benjolan kecil, bintik kecil, benjolan yang disertai nanah dan disertai keluhan gatal di kulit.

Keluhan ini biasanya berlangsung selama 2-4 minggu. Di Afrika, penyakit cacar monyet dilaporkan menjadi penyebab kematian pada 1 dari 10 orang.

 Penularan

Baca Juga: Ini Dia Kabar Terbaru Kedatangan Mesut Ozil ke Indonesia, Fans Harus Tahu!

Cacar Monyet menular karena kontak langsung dengan hewan, manusia, atau benda yang terkontaminasi virus.

Adapun virus dapat masuk melalui kulit yang luka (meski luka tidak terlihat), saluran pernapasan, membran mukosa (mata, hidung, mulut).

Manusia dapat tertular melalui gigitan atau goresan, konsumsi daging hewan liar, kontak dengan benda yang terkontaminasi (misalnya sprei), dan kontak langsung dengan cairan tubuh yang terkontaminasi.

Baca Juga: Jose Ramos Horta Resmi Dilantik Menjadi Presiden Ke-5 Timor Leste, Pernah Menjabat Periode 2007-2012

Sedangkan penularan  cacar  air terjadi melalui kontak dengan droplet (batuk, bersin, dsb) orang yang terinfeksi dan masuk melalui saluran napas.

Menurut Centers for Disease Control and Prevention (CDC) di Amerika Serikat, hingga kini belum ada obat spesifik untuk menangani penyakit cacar monyet.

Baca Juga: Zelenskyy : Wilayah Industri Donbas Dihancurkan Rusia sampai Rata

Namun, jika seseorang terbukti terjangkit penyakit cacar monyet, disarankan untuk langsung diberikan vaksin smallpox (penyebab penyakit variola) karena virus penyebab cacar monyet hampir mirip dengan virus penyebab variola. ***


Editor: Uyun Achadiat

Sumber: Antara

Tags

Terkini

Terpopuler