Ilmuwan Tiongkok Ungkap Bahwa Virus Corona Telah Bermutasi Jadi Sekitar 30 Jenis Berbeda

21 April 2020, 16:00 WIB
ILUSTRASI penelitian vaksin.* //The Sun/

PIKIRAN RAKYAT - Sebuah studi baru menunjukkan bahwa virus corona baru yang kini  menyebar di dunia ini telah bermutasi menjadi setidaknya 30 jenis yang berbeda.

Beberapa di antara mutasi tersebut disebut memiliki kompilasi yang sangat mematikan dalam kasus pandemi Covid-19 ini.

Tim peneliti di Tiongkok, Universitas Zhejiang mengatakan ada puluhan jenis virus yang dikenal sebagai SARS-Cov-2 ini.

Baca Juga: Trump Larang Imigrasi ke AS, Ia Disebut Hanya Mengalihkan Perhatian atas Kegagalannya

Strain yang ada di Tiongkok adalah beberapa yang paling berbahaya dan mirip dengan strain yang menyebar di seluruh Eropa.

Sementara strain yang lebih lemah sebagian besar berkumpul di Amerika Serikat (AS).

Mereka menyatakan hal ini menunjukkan bahwa mutasi dapat memengaruhi keparahan penyakit.

Sebuah penelitian, yang diterbitkan pada layanan pracetak medRxiv.org pada hari Minggu 19 April 2020, tim menganalisis strain virus dari 11 pasien virus corona di Tiongkok.

Baca Juga: Begitu Populer di Tiongkok, Daging Tikus akan Terus Dilarang Karena Adanya Wabah Covid-19

Kemudin mereka menguji seberapa efektif virus dapat menginfeksi dan membunuh sel manusia.

Anehnya, tim menunjukkan beberapa mutasi paling mematikan di Zhejiang, tempat universitas itu berada.

Mutasi ini juga telah terlihat di beberapa negara Eropa yang terjangkit parah seperti Italia dan Spanyol, sebelum menyebar ke pusat Amerika Serikat, New York.

Jenis mutasi itu yang paling agresif dan dapat menciptakan viral load hingga 270 kali lebih banyak dibandingkan jenis lainnya.

Baca Juga: Ungkap Alasan Tiongkok Sembunyikan Data, Penasihat Trump: Untuk Komersilkan Vaksin Corona

Sementara mutasi yang lebih ringan adalah varietas yang sebagian besar ditemukan di AS, termasuk negara bagian Washington, yang mungkin merupakan strain dari Wuhan, tempat virus tersebut berasal.

Para peneliti memperingatkan bahwa mutasi yang lebih ringan, tidak menjadikan risiko kematian ikut rendah juga.

Dua pasien di Zhejiang, satu berusia 30-an dan satu berusia 50-an, mengalami sakit parah setelah tertular strain yang lebih lemah.

Meskipun keduanya pulih, pasien yang lebih tua membutuhkan perawatan di unit perawatan intensif rumah sakit.***

 
Editor: Rahmi Nurlatifah

Sumber: Daily Mail

Tags

Terkini

Terpopuler