"Saya dulu itu seperti spons, jadi main sama grup sini, bandelnya serap, Main sama grup sini premanismenya diserap, main sama di sini, jagoannya serap," ungkapnya yang dikutip Cirebon.Pikiran-rakyat.com.
"Jadi cuman jadi spons yang serap jelek-jeleknya aja. Bahkan bisa dibilang jadi yang paling muda, kan repot," sambung Chef Juna.
Namun, hal itu berubah saat dirinya memutuskan untuk menimba ilmu di Negeri Paman Sam pada tahun 1997.
Sebab, Chef Juna merasa dirinya tak memiliki banyak waktu saat berada di Amerika Serikat.
"Tapi di sana (Amerika Serikat), mohon maaf ya. Kita di sana tidak punya banyak waktu luang. (Kondisi) menuntut untuk beneran sekolah," terangnya.
Baca Juga: Menurut Hasil Pemeriksaan, Ridho Rhoma Akui Pakai Ekstasi Hanya untuk Senang-Senang
"(Karena kondisi yang mendesak) Aku mulai kerja, jadi aku nggak punya cukup banyak waktu untuk bergaul, atau ya waktu luang lah," sambung Chef Juna.
Pria kelahiran 1975 itu lantas mendedikasikan waktunya untuk bekerja dan menggunakan sebaik mungkin kesempatan yang ia miliki.
"Jadi aku mendedikasikan waktuku ya buat kerja, dan kerja restaurant itu 6 hari dalam seminggu, dari sebelum buka sampai tutup," ujar Chef Juna.