Cerita Perjalanan Hanung Bramantyo: Berawal dari Studio Kawinan, Kini Bisa Bikin Film Layar Lebar Pakai Ponsel

6 Maret 2020, 15:24 WIB
HANUNG Bramantyo.* /Instagram/@zaskiaadyamecca/

PIKIRAN RAKYAT – Hanung Bramantyo, sang sutradara kondang berusia 44 tahun memiliki banyak cerita di balik kesuksesan dalam pembuatan film-film yang diproduksinya.

Di antaranya, Hanung pernah memanfaatkan kecanggihan kamera pada telepon selular (ponsel) pintar atau smartphone untuk membuat film.

Kemudian, di masa lalu dirinya juga pernah menggunakan handycam, tidak hanya mengandalkan kamera besar saja.

Baca Juga: Diprediksi Miliki 50 Juta Penduduk di 2020, Tim Penggerak PKK Jabar Siap Kolaborasi dengan BKKBN demi Sukseskan Banggakencana

Dikutip PikiranRakyat-Cirebon.com dari situs Antara, Hanung Bramantyo mengenang masa-masa dulu saat semua belum secanggih sekarang.

“Misalnya adegan naik sepeda atau motor, saya harus tangkap gambar jeruji. Kalau saya pakai kamera besar, sepedanya pasti akan oleng,” jelas Hanung saat pengumuman produk film Satria Dewa Gatotkaca di Jakarta, Kamis 5 Maret 2020.

Efektivitas waktu juga bisa disiasati, Hanung mencontohkan misalnya dia bisa mengambil suatu adegan dengan kamera besar dari jarak jauh (long shot) karena ukuran smartphone yang kecil takkan bisa melihat dari jauh.

“Jadi bisa mendapat dua gambar sekaligus dalam sekali bidik,” kata dia.

Baca Juga: Gelar Rakernas, Ikatan Alumni NU Akan Bahas Penanggulangan Penularan Virus Corona

Smartphone juga pernah dimanfaatkan Hanung dalam pembuatann film Soekarno untuk adegan ledakan. Film tersebut rilis pada 2013 lalu meski fungsinya bukan kamera utama.

“Biasanya second camera, third camera atau fourth camera,” rinci pria asli Jogjakarta.

Dirinya mengaku takjub dengan keunggulan fitur ponsel pintar masa kini yang bisa dimanfaatkan untuk membuat film layar lebar.

Salah satunya fitur slow motion yang menurut Hanung bisa dipakai untuk adegan perang, seperti sayatan pedang atau baku hantam.

“Teknologi sekarang membuat kita tidak punya alasan untuk membuat film itu susah atau ribet,” katanya.

Baca Juga: Harga Dibawah Rp 500 Juta, DFSK Gelora E Buat Van Listrik Niaga Pertama

Hanung mengenang masa lalu ketika dia mulai membuat film bermodalkan handycam pinjaman. Dia harus bersusah payah mencari peralatan karena belum ada ponsel pintar yang menyediakan fitur canggih.

Video direkam di kaset yang ia beli dari teman yang berbisnis membuat video pernikahan. “Editnya di mana? Di studio kawinannya dia,” kenang suami artis Zaskia Mecca.

Ketika film rampung, ia tak punya banyak pilihan seperti saat ini. YouTube belum jadi pilihan, dan yang bisa dilakukan Hanung adalah mengirimnya ke festival film dari Dewan Kesenian Jakarta. Karyanya keluar jadi juara pertama.***

Editor: Gugum Rachmat Gumilar

Sumber: Permenpan RB

Tags

Terkini

Terpopuler