Galaksi Bima Sakti atau 'Black Hole' Berhasil Diambil Gamarna

- 28 Mei 2022, 16:35 WIB
Ilustrasi: "Black Hole"pada Galaksi Bima Sakti./pikiran-rakyat.com
Ilustrasi: "Black Hole"pada Galaksi Bima Sakti./pikiran-rakyat.com /

SABACIREBON - Sejak dahulu ilmuwan mengetahui bahwa pusat galaksi Bima Sakti adalah lubang hitam (Black Hole) yang  gravitasinya sangat kuat.  Sehingga dapat mengikat debu gas bintang dan planet di seluruh galaksi dalam orbit yang longgar. Lubang hitam itu adalah Sagitarius Astrid.

Baru-baru ini para astronom berhasil menangkap gambarnya lewat Event Horizon Telescope (EHT) yang berbasis di beberapa tempat di bumi. Gambar ini menunjukkan,  cahaya dapat dibelokkan di sekitar lubang hitam.

Sagitarius Astrid,  pada awalnya sangat sulit dilihat karena cahaya bisa tidak lolos dari tarikan gravitasinya yang kuat. Maka satu-satunya cara menemukannya adalah melihat adanya siluet cincin cahaya yang kabur dan melengkung.

Seperti dikutip dari Youtube @NationalGeographicIndonesia, cahaya yang seperti Halo ini berasal dari materi super panas dan bercahaya berputar-putar di sekitar mulut lubang hitam. Materi super panas ini sangat cepat gerakannya di sekitar mulut lubang hitam itu bahkan kecepatannya mendekati cahaya.

Baca Juga: Pencarian Putra Ridwan Kamil yang Hilang di Sungai Aaree Swiss Gunakan Drone Berteknologi Tinggi

Cahaya ini perlahan-lahan terkoyak dan tertelan jatuh di atas lubang hitam. Peristiwa ini disebut sebagai Event Horizone yang kemudian membuat plasma itu lenyap selama-lamanya.

Lubang Hitam terlihat seperti donat dan mirip lubang M87 Astri yang ditemukan tahun 2019. Sebenarnya Sagitarius Astri sangat berbeda karena M87 Astri berukuran 1600 lebih besar juga dikelilingi oleh pusaran gas panas yang jauh lebih besar dan padat.  Sedangkan Sagitarius Astri gasnya lebih sedikit, dan hanya beberapa menit bagi gas  untuk mengelilingi lubang hitam.

Tidak seperti M8  Astri yang butuh berhari-hari,  masanya 4juta kali dari matahari kita dan lebarnya diperkirakan 60juta Kilometer.

Gas disekitar Sagitarius berputar lebih cepat di lubang hitam dan hanya menggigitnya secara perlahan. Lubang hitam diperkecil jadi seukuran manusia dan ia akan memakan materi setara satu butir beras setiap satu juta tahun.

Baca Juga: Teriakan 'Help' Putra Ridwan Kamil Sempat Didengar Orang di Tepi sungai Aare, Swiss

Penemuan lubang hitam ini semakin memperkuat pendapat Albert Einstein lewat teori relativitas umumnya. Pengamatan yang belum pernah terjadi sebelumnya ini sangat meningkatkan pemahaman kita tentang apa yang terjadi di pusat galaksi kita dan menawarkan wawasan baru tentang bagaimana lubang hitam raksasa ini berinteraksi dengan lingkungan mereka.

Kata Jefry bower astronomi AIT, Albert Einstein lewat teorinya menjelaskan bahwa benda-benda masif dapat membengkok struktur alam semesta yang disebut ruang waktu. Gravitasi tidak dihasilkan oleh kekuatan yang tidak terlihat, melainkan hanyalah pemahaman kita tentang ruang waktu yang bisa membengkok dan ter-distorsi dengan adanya materi dan energi.

Lubang hitam adalah titik di ruang angkasa dimana efek bengkok atau melengkung jadi sangat kuat, sehingga tidak cuma menyebabkan semua materi didekatnya tersedot tetapi juga cahaya pun bisa karena energi yang dimilikinya.

Baca Juga: Pemain Persib Ini Dapat Julukan Baru Dari Bobotoh, Simak di Sini

Lubang hitam terbentuk dari bintang yang massanya 5 hingga 10 kali massa matahari yang sedang sekarat. Ketika bintang menjumpai ajalnya ia menggabungkan semua elemen yang lebih berat di dalam inti. Bintang itu kemudian masuk dalam babak penghancuran dirinya.

Perlu ada energi banyak agar semua materi bisa melebur sehingga bintang kehilangan kemampuannya untuk mendorong keluar melawan gaya gravitasi yang dihasilkan oleh masanya sendiri yang semakin membesar.

Peleburan ini membuat bintang jadi runtuh ke dalam dirinya sendiri dan materi-materi terkandungnya pun mengikuti., Akhirnya bintang berada pada titik dengan dimensi yang sangat kecil dan kepadatan yang tak terbatas yang disebut dengan Singularitas dan jadilah lubang hitam dengan bagian luarnya yang disebut Event Horizon. ***

(Ditya Kusnawira - UTamaTV)

 

 

 

Editor: Otang Fharyana

Sumber: Youtube @NationalGeographicIndonesia


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x