IOC Pastikan Pelari Belarusia Krystsina Tsimanouskaya Aman, Sejumlah Negara Eropa Tawarkan Suaka

- 2 Agustus 2021, 21:30 WIB
Komite Olimpiade Internasional (IOC) memastikan pelari Belarusia Krystsina Tsimanouskaya aman. Sejumlah negara Eropa mewarkan perlindungan.*
Komite Olimpiade Internasional (IOC) memastikan pelari Belarusia Krystsina Tsimanouskaya aman. Sejumlah negara Eropa mewarkan perlindungan.* /World Athletics

PR CIREBON — Krystsina Tsimanouskaya, atlet lari Belarusia kini dipastikan aman mengikuti Olimpiade Tokyo 2020, setelah mendapat pembelaan dari Komite Olimpiade Internasional (IOC).

Komite Olimpiade Internasional (IOC) mengumumkan kondisi pelari Belarusia, Krystsina Tsimanouskaya hari ini, Senin, 2 Agustus 2021, dalam sebuah pernyataan.

Krystsina Tsimanouskaya mengatakan, dia diancam dengan paksa agar pulang ke negaranya, Belarusia, lantaran dianggap mengkritik federasi olahraga nasionalnya.

Baca Juga: Uya Kuya Uji Coba Makan Selama 20 Menit di Pedagang Pinggir Jalan: Saya Setuju dengan Pemerintah

“IOC selaku panitia Olimpiade Tokyo 2020 telah berbicara kemarin (Minggu) malam secara langsung dengan atlet Belarusia Krystsina Tsimanouskaya,” kata Direktur Komunikasi IOC Mark Adams, Senin 2 Agustus 2021, dikutip PikiranRakyat.Cirebon.com dari La Presse.

“Krystsina Tsimanouskaya meyakinkan kami bahwa dia merasa aman. Dia menghabiskan malam di sebuah hotel di Bandara Tokyo-Haneda dan IOC dijadwalkan bertemu dengannya lagi untuk mengetahui niatnya dan IOC siap mendukungnya,” tambah Mark Adams.

Dilaporkan, ada beberapa negara Eropa telah menawarkan suaka untuk melindungi Krystsina Tsimanouskaya.

Baca Juga: Ridwan Kamil Ucap Rasa Syukur Atas Keberhasilan Greysia Polli dan Apriyani Rahayu Raih Medali Emas

"Pihak berwenang Jepang baru saja mengkonfirmasi kepada kami bahwa atlet Krystsina Tsimanouskaya telah menerima tawaran suaka kami," kata Menteri Luar Negeri Cekoslowakia, Jakub Kulhanek.

“Jika dia memutuskan untuk menerimanya, kami akan melakukan yang terbaik untuk membantunya.

"Olimpiade tidak ada hubungannya dengan politik, metode rezim (Presiden Belarusia Alexander) Lukashenko benar-benar memalukan,” imbuh Menlu Cekoslowakia.

Baca Juga: Peneliti Hong Kong Kembangkan Bubuk Kering yang Dapat Dihirup, Diklaim Bisa Obati Covid-19

Pihak berwenang Polandia juga menawarkan visa kemanusiaan kepada Krystsina Tsimanouskaya.

Hal ini, supaya Krystsina Tsimanouskaya dapat melanjutkan karirnya di negara Polandia.

Kemudian, Perdana Menteri Slovenia Janez Jansa juga menawarkan hal yang sama kepada atlet Belarusia.

Baca Juga: Ucapkan Selamat untuk Greysia/Apriyani, Erick Thohir: Perjuangan Tak Kenal Lelah

Sementara, pemerintah Jepang akan terus bekerja sama erat dengan organisasi terkait dan mengambil tindakan yang tepat.

Hal itu dikatakan juru bicara pemerintah Jepang Katsunobu Kato, tanpa merinci lebih jauh pihaknya menangani kasus ini sesuai dengan hukum yang berlaku.

Namun, untuk kementerian luar negeri dan kehakiman Jepang, serta polisi setempat, menolak berkomentar, seperti hal yang dilakukan UNHCR.

Baca Juga: Disebut Krisdayanti Banyak Rezeki, Atta Halilintar: Dari Dulu Aku Cuma Percaya Satu Hal...

Krystsina Tsimanouskaya mengatakan pada hari Minggu, bahwa dia dipaksa untuk menangguhkan partisipasinya di Olimpiade Tokyo 2020 oleh pelatih timnya.

Lalu, pelari berusia 24 tahun itu diantar ke bandara oleh pejabat Komite Olimpiade Nasional Belarusia untuk kembali ke negaranya.

Beberapa hari sebelumnya, dia mengkritik keras Federasi Atletik Belarusia, mengklaim bahwa dia dipaksa untuk berpartisipasi dalam estafet 4x400m, ketika dia awalnya seharusnya berlari 100m dan 200m, karena dua atlet lainnya gagal gara-gara jumlah kontrol doping.

Baca Juga: Gresyia Polii dan Apriyanti Rahayu Raih Medali Emas Olimpiade Tokyo 2020, Ini Ungkapan Bangga Para Selebriti

Krystsina Tsimanouskaya juga mengatakan, kalau dia takut berakhir di penjara jika dia kembali ke Belarus. Makanya ia meminta bantuan dari IOC pada hari Minggu.

Insiden ini terjadi ketika rezim Presiden Belarusia Alexander Lukashenko tanpa henti melakukan tindakan keras terhadap lawan, oposisi, jurnalis, dan aktivis.

Pasalnya dia berharap secara definitif dapat menghentikan gerakan protes bersejarah tahun 2020 terhadap pemilihannya kembali untuk masa jabatan kelima.***

Editor: Tyas Siti Gantina

Sumber: La Presse


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah