Jelang Olimpiade Tokyo di Tengah Pandemi Covid-19, Atlet Jepang: Risikonya Harus Terus Menjadi Diskusi

10 Mei 2021, 10:10 WIB
Atlet Jepang Osaka menyebut bahwa meskipun ia menunggu Olimpiade Tokyo digelar, risiko pandemi Covid-19 harus menjadi diskusi.* /Instagram/@tokyo2020

PR CIREBON – Olimpiade Tokyo yang akan digelar pada Juli depan masih menyebabkan banyak pendapat di masyarakat Jepang, termasuk para atlet.

Atlet Jepang Naomi Osaka, misalnya, yang mengatakan bahwa meskipun dia telah menghabiskan seluruh hidupnya menunggu untuk bersaing di Olimpiade, risiko mengadakan Olimpiade Tokyo di tengah pandemi Covid-19 yang mengamuk harus terus dibahas dengan hati-hati.

Survei opini telah menunjukkan bahwa sebagian besar orang Jepang menentang penyelenggaraan Olimpiade musim panas ini karena kekhawatiran tentang virus Corona.

Baca Juga: Keputusan Facebook untuk Tangguhkan Akun Donald Trump Disebut Benar, Panel Pengawas: Dia Mendorong Perusuh

Sementara itu, Tokyo sendiri saat ini berada dalam keadaan darurat untuk menjinakkan peningkatan infeksi.

Osaka, atlet petenis putri nomor dua dunia dan salah satu atlet top Jepang, mengatakan pementasan Olimpiade harus tetap menjadi topik diskusi selama topik tersebut membuat orang sangat tidak nyaman.

"Tentu saja saya ingin Olimpiade terjadi, tapi saya pikir ada begitu banyak hal penting yang terjadi, terutama tahun lalu," katanya dalam konferensi pers menjelang ajang Italian Open.

Baca Juga: Dapat Kecaman Dunia, Israel Janjikan Ketertiban dengan Palestina di Yerusalem

"Banyak hal tak terduga telah terjadi. Bagi saya, saya merasa jika itu menempatkan orang pada risiko, maka itu pasti harus menjadi diskusi, yang menurut saya seperti sekarang.

“Pada akhirnya saya hanya seorang atlet, dan ada seluruh pandemi sedang terjadi," tambahnya, dikutip PikiranRakyat-Cirebon.com dari Reuters.

Jepang telah mencatat lebih dari 600.000 kasus virus Corona dan lebih dari 10.500 kematian.

Baca Juga: Ramalan Horoskop Mingguan, 10-16 Mei 2021: Aries Ingin Terlibat, Taurus Tidak Bisa Memutuskan

Akan tetapi, kampanye vaksinasinya sejauh ini relatif lambat, dengan hanya sekitar 2 persen dari populasi sekitar 126 juta telah menerima setidaknya satu dosis vaksin.

Perdana Menteri Yoshihide Suga berjanji pada hari Jumat untuk mempercepat upaya vaksinasi pemerintah, dengan mengatakan hal itu bertujuan untuk memberikan 1 juta suntikan sehari.

Osaka, yang pada usia 23 tahun telah memenangkan US Open dan Australian Open dua kali, mengatakan bahwa dia telah divaksinasi untuk melawan Covid-19.

Baca Juga: Raffi Nagita Bag-bagi Hampers, Tim Rans Entertainment : Alhamdulillah Cuma di Rans Dapat Hampers Iphone 12

Ia juga menambahkan bahwa tidak tepat untuk memaksa orang lain melakukan vaksinasi.

"Akan ada banyak orang yang masuk ke negara ini, jadi mereka pasti harus membuat keputusan yang tepat tentang itu," katanya.

"Saya telah divaksinasi (tetapi) saya pikir pada akhirnya Anda tidak dapat memaksa siapa pun untuk divaksinasi," pungkasnya.***

Editor: Linda Agnesia

Sumber: REUTERS

Tags

Terkini

Terpopuler