Habib Rizieq Pulang ke Indonesia, Refly Harun: Semoga Dia Bisa Menjadi Ikon Kebaikan Negeri Ini

- 10 November 2020, 13:01 WIB
Refly Harun: Tanggapi kepulangan Habib Rizieq ke Indonesia, Refly Harun berharap Imam Besar Indonesia ini bisa menjadi ikon kenaikan negara.
Refly Harun: Tanggapi kepulangan Habib Rizieq ke Indonesia, Refly Harun berharap Imam Besar Indonesia ini bisa menjadi ikon kenaikan negara. /ANTARA/Wahyu Putro A

 

PR CIREBON – Pemimpin Front Pembela Islam (FPI) Habib Rizieq Shihab telah resmi pulang hari ini Selasa, 10 November. Dia telah tiba di bandara pada 08.37 pagi tadi dengan menaiki pesawat Saudia SV 816. Dalam kesempatan tersebut, hadir Ketum FPI Sobri Lubis, Sekum FPI Munarman, Habib Hanif Alatas, Ketum PA 212 Slamet Ma'arif, hingga Wasekjen PA 212 Novel Bamukmin.

Selain kehadiran petinggi FPI, banyak masyarakat yang juga menyambut kehadiran Imam Besar tersebut. Hal itu membuat kemacetan di sekitar Bandara Soekarno – Hatta, delay pesawat hingga netizen yang bercerita bahwa dirinya ketinggalan pesawat.

Sementara itu, dilansir Pikiranrakyat-Cirebon.com dari kanal YouTube ahli hukum tata negara Refly Harun yang diunggah pada Selasa 10 November 2020, dia mengatakan bahwa dengan diterbitkannya SP3 atau Surat Perintah Penghentian Penyidikan, kasus yang melibatkan Rizieq telah selesai.

Baca Juga: Situasi Terkini Habib Rizieq Pulang, Umat Islam Kawal dari Petamburan hingga Kediamannya

“Kecuali nanti ada orang iseng yang menggugat ke pengadilan negeri agar SP3 tersebut dicabut. Memang sangat aneh kalau yang menggugat komponen masyarakat, mengingat ini sesungguhnya hanya delik umum, bukan delik aduan. Tidak ada kepentingannya dengan orang per orang,” jelas Refly, yang menambahkan akan berbeda kalau kasus ini melibatkan penghinaan terhadap individu tertentu.

Refly juga berkata bahwa dia membaca tulisan Felix Siauw tentang mengapa orang takut terhadap Habib Rizieq, kalau yang bersangkutan bertujuan untuk revolusi akhlak dan menegakkan negara secara baik.

“Kecuali, mereka yang menginginkan negara ini tidak baik pasti keberatan. Misalnya mereka yang menginginkan negara ini penuh dengan korupsi, nepotisme, free riders seputar istana, pasti tidak suka. Dengan jalan apapun, mau dengan revolusi akhlak, atau ala KAMI, the establishment pasti terganggu, apalagi yang melekat erat dengan kekuasaan pasti tidak suka,” jelasnya.

Baca Juga: Alih-Alih Hormati Jasa Para Pahlawan, Taman Makam Pahlawan di Pekanbaru Malah Jadi Sasaran Pencuri

Halaman:

Editor: Irma Nurfajri Aunulloh


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x