'Kutukan Periode Kedua' Feri Alamsyah Sebut Wajah Asli Jokowi Mulai Kelihatan

- 24 Oktober 2020, 14:44 WIB
Tangkapan layar sosok Feri Alamsyah saat menghadiri Mata Najwa
Tangkapan layar sosok Feri Alamsyah saat menghadiri Mata Najwa /Youtube/Najwa Shihab
PR CIREBON - Dalam sebuah acara TV, Mata Najwa yang mengusung tema satu tahun Jokowi-Ma'ruf, Presenter Najwa Shihab meminta pendapat Feri Alamsyah tentang setahun pemerintahan Jokowi-Ma'ruf.
 
Feri pun menjawab bahwa diperiode kedua ini wajah asli Presiden Jokowi mulai terlihat. Menurut Feri, sikap Presiden Jokowi saat menjadi Presiden sekarang ini sangat berbeda dengan sikapnya saat menjadi Bupati Solo atau Gubernur Jakarta dulu.
 
"Saya melihat bahwa wajah Jokowi yang asli itu adalah yang saat ini. Yang lainnya itu direkayasa oleh tim. Dari Solo, Jakarta dan kemudian Presiden," ucap Feri.
 
 
Selanjutnya, Direktur Eksekutif Universitas Andalas itu menyebut soal periode kedua. Menurutnya adalah hal yang sangat mungkin terjadi di periode kedua kepemimpinan seseorang bahwa wajah aslinya akan terlihat berbeda.
 
"Ada yang namanya kutukan periode kedua. Diperiode kedua itu tidak hanya muncul berbagai skandal tapi watak asli seorang presiden. Yaitu represif," ucap Feri, yang langsung dibantah oleh Aria Bima dari DPR.
 
Feri pun menjelaskan berbagai tindakan represif yang menurutnya telah dilakukan Presiden Jokowi, diantaranya: orang yang membawa bendera pusaka dipenjara, 5 orang yang ingin Indonesia terbebas dari korupsi meninggal, dan sekarang ribuan orang berkumpul menolak UU yang tidak melibatkan publik, Jokowi tidak peduli.
 
 
"Mestinya kalau Jokowi betul betul gaya Solo yang digunakan, dia tentu akan ajak semua orang berbicara dengan cara-cara elegan dan cara cara demokrasi," ucap Feri.
 
Menurut Feri, tindakan menangkap orang yang berbeda pendapat sudah tentu represif. Tak hanya itu, tindakan membuat UU yang tidak melibatkan publik juga sudah pasti represif.
 
Pendapat Feri langsung dibantah oleh Aria Bima. Menurut Anggota DPR itu yang terjadi saat ini adalah justru suatu anarkisme dalam berdemokrasi. Menurut Bima, saat ini orang bisa seenaknya berbicara atas nama demokrasi.
 
 
Mendukung ungkapan Bima soal demokrasi yang kebablasan, Politikus Partai Nasdem, Irma Suryani memperkuat.
 
"Kalau di era Soeharto, orang seperti Rocky, orang seperti Feri itu pasti sudah hilang, sudah di Marsinahkan. Tapi sekarang Jokowi santai santai saja, itu kenapa? Karena memang demokrasi kita ini sudah kebablasan"ujar Irma.
 
Terakhir, Irma menegaskan untuk jangan pernah mengatakan bahwa Presiden Jokowi itu represif, karena buktinya demo berjilid jilid bahkan bertubi tubi tak pernah dilarang. Namun, tindakan anarkisme dari demonstrasilah yang kemudian ditindak tegas.

 

***

Editor: Khairunnisa Fauzatul A

Sumber: Youtube Najwa Shihab


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x