Wamen Nezar Patria menilai serangan siber merupakan salah satu kategori global risk. Bahkan, menurutnya, World Economic Forum juga menyebutkan bahwa cyber security merupakan salah satu dari 5 Top Global Risk.
Baca Juga: Tempe: Dari Mitos Jawa Kuno Hingga Mendunia di 27 Negara
Oleh karena itu, setiap negara akan memperhatikan aspek keamanan di dunia siber. "Jadi saya kira dengan kemajuan teknologi dan internet yang makin terkoneksi ke seluruh dunia, mau tidak mau, isu tentang cyber security ini menjadi sangat penting.
Dan semua negara di dunia mengadopsi protokol-protokol yang penting untuk menjaga keamanan data mereka masing-masing," jelasnya.
Wamenkominfo mengungkap virus yang menyerang PDNS 2 merupakan virus baru pengembangan dari varian yang dikenal dengan nama Lockbit 3.0.
Baca Juga: Gelombang Pertama Jemaah Haji Indonesia Tiba di Tanah Air
Virus itu pernah menyerang Bank Syariah Indonesia (BSI) sebelumnya. "Yang baru ini, kemudian dikembangkan satu kelompok dan melabelkannya dengan nama Brain Cipher.
Dan sama seperti ransomware lain, ia mengenkripsi semua data, semua file yang ada di server yang mereka serang," tuturnya.
Menurut Wamen Nezar Patria, serangan menyasar Pusat Data Nasional Sementara yang kedua (PDNS), bukan Pusat Data Nasional (PDN).
Baca Juga: Hasil Seleksi Pimpinan BAZNAS DKI Jakarta 2024-2029