Upaya tersebut sebagai respons atas kebutuhan substansi roket GRAD RM 70 yang diimpor oleh Marinir TNI-AL.
Kepala Organisasi Riset Penerbangan dan Antariksa Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Robertus Heru Triharjanto menceritakan bahwa pengembangan RHan-122 itu dimulai ketika dirinya menjelang pindah ke riset teknologi satelit.
Baca Juga: Israel Gempur Gaza Banyak Warga Sipil Jadi Korban dan Palestina Sempat Balas Tembakan Roket
“Jadi waktu itu dari marinir yang dipinjamkan ke kita dan teknologinya probably different. Mereka itu propellant-nya berbeda, mereka pakai double base ya, dengan teknologi prosesnya yang berbeda,” ungkapnya saat penandatangan kerja sama lisensi antara BRIN dan PT Pindad.***