Bela Anies Baswedan, Said Didu Hajar Balik Ridwan Kamil Sebut PSBB Tak Terkait Perubahan Harga Saham

- 15 September 2020, 12:09 WIB
Said Didu menantang buzzer dan influencer untuk membully 59 negara yang melarang WNI masuk.
Said Didu menantang buzzer dan influencer untuk membully 59 negara yang melarang WNI masuk. /net

PR CIREBON - Pernyataan sikap Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil yang terlihat menyerang kebijakan PSBB ketat yang dibuat Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan, ternyata membuat Mantan Sekretaris Kementerian BUMN, Said Didu ikut tampil membela satu pihak.

Menurut Said Didu, terlihat ada semacam persaingan untuk mendapat kredit poin saat menyerang kebijakan dan langkah Anies dalam mengatasi Covid-19 di Jakarta.

“Saya katakan pour politik. Apa kaitannya Ridwan Kamil dengan larinya modal asing, gak ada kaitannya, yang penting hajar Anies.” ungkap Said Didu dalam kanal YouTube miliknya, MSD seperti dilihat PikiranRakyat-Cirebon.com pada Selasa, 15 September 2020.

Baca Juga: 270 Daerah Gelar Pilkada Serentak 2020, Puan Maharani Minta Paslon Kreatif Patuhi Protokol Kesehatan

Lebih lanjut, ia merujuk pernyataan instruksi Presiden Jokowi yang jelas mengutamakan kesehatan dibanding Ekonomi, sehingga ditindaklanjuti Anies dengan memutuskan PSBB ketat Jakarta.

“Pak Jokowi ‘kan mengatakan bahwa utamakan kesehatan dibanding Ekonomi, Nah Anies menindaklanjuti itu dengan kembali melakukan PSBB total. Nah besoknya harga saham turun, langsung Menko Perekonomian Airlangga menyalahkan statemen Anies.” jelas Said Didu.

Sedang berkaitan dengan anjloknya harga saham, Said Didu menilai itu bukan terjadi di Indonesia, tetapi pasar dunia pun ada.

Baca Juga: Pasukan Khusus BIN Kaburkan Ruh Rahasia, MPR Bingung: Sudah Ada TNI dan Polri, Jadi Posisi Apa?

Artinya, pernyataan Ridwan Kamil terkesan sudah diatur untuk menyerang Anies Baswedan, sekaligus dalam rangka persaingan politik.

“Jadi sistematis sekali untuk memarahi Anies. Jadi Ridwan kamil itu agak genit juga menanggapi ini. Mungkin dalam rangka persaingan juga.” sindir Said Didu.

Bahkan, nilai transaksi pasar modal masih normal berada di kisaran Rp 7 sampai 8 triliun, sedangkan saat ini hanya Rp 4 sampai 5 triliun per hari akibat krisis pandemi.

Untuk itu, ia menanyakan data Rp277 triliun yang dikatakan hilang ketika adanya statemen Anies soal PSBB total.

Baca Juga: Kalsel Ingin Belajar dari Jakarta Soal Penanganan Covid-19, Sampai Bentuk Pansus Studi Komparasi

“Hari itu, hanya setengah hari transaksi, berarti kalau pun keluar maka maksimum Rp 5 trilun. Dari mana 277 trilun? itu alasan pertama.” tambahnya.

Artinya, analisis harga saham tidak hanya satu variabel, bahkan ia menduga penyebab utama harga saham anjlok itu karena adanya pernyataan revisi Undang-Undang Bank Indonesia (BI) dan kehadiran dewan moneter.

“Itu artinya terjadi otoritarian di bidang moneter. Semua pelaku pasar agak was-was seperti itu, karena bisa saja ekonomi jalan dengan mekanisme pasar tetapi mekanisme kekuasaan. Pelaku pasar sangat takut adanya mekanisme kekuasaan, Ini penyebab ke dua menurut saya.” urai Said Didu.

Baca Juga: Sempat Selamat usai Ditemukan Tak Sadarkan Diri, Aktris Korea Oh In Hye Tewas akibat Bunuh Diri

Kemudian kedua, pasar sudah tahu,bahwa uang tidak ada di Indonesia, sehingga pemulihan ekonomi yang dijanjikan itu bersumber dari utang dengan bunga tinggi jadi tidak ada harapan.

“Jika penyebab saham anjlok karena pernyataan Anies, maka besoknya saham makin anjlok dong, karena Anies tidak merubah pernyataannya. Malah tetap melakukan PSBB. Fakta lain bahwa hari berikutnya saham di pasar-pasar juga telah naik,” tandasnya.

Sebagai informasi, Ridwan Kamil sempat menyarankan supaya Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan berhati-hati mengumumkan PSBB Ketat, sehingga Said Didu pasang badan.***

Editor: Khairunnisa Fauzatul A

Sumber: Twitter


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x