Protes pun seringkali dilakukan kepada pihak perusahaan, agar menjalankan aktivitas produksi sesuai dengan aturan, sehingga tidak merugikan dan merusak lingkungan hidup mereka.
Apalagi katanya, polusi yang dihasilkan sangat terasa mengganggu karena diduga mengandung limbah B3.
"Kita pun sudah sering melakukan aksi protes kepada perusahaan, agar bisa memperbaiki proses produksinya. Supaya limbah atau polusinya tak berdampak ke warga," katanya.
Baca Juga: Ketua DPC PDIP, Karna Sobahi : Ganjar- Mahfud Gabungan Agamis dan Nasionalis
Sementara itu diungkapkan seorang warga lainnya, Sutiyah (48), tercemarnya lingkungan tempat mereka hidup sudah dirasakan sejak beberapa tahun lalu.
Bahkan pada tiga tahun lalu, lanjutnya, warga menuntut agar dilakukan mediasi dengan pihak perusahaan, terkait kondisi buruknya lingkungan mereka akibat polusi.
"Dulu sempat kita ada pertemuan. Saat itu pihak perusahaan memberikan kompensasi kepada warga atas ganti rugi, cuma itu hanya sekali. Sekarang sudah tidak ada lagi, bahkan pabrik itu tidak melakukan perbaikan pengelolaan limbahnya itu," ujarnya.
Ia pun berharap, agar Pemerintah Kabupaten Tangerang dapat sigap bertindak untuk mencari solusi dalam menanggapi persoalan tercemarnya lingkungan tempat masyarakat, yang memang hidup di sekitar pabrik-pabrik yang ada di kawasan Industri Milenium.
"Saya sih berharap pemerintah untuk menindak pabrik itu secepatnya. Karena kalau dibiarkan ini sangat membahayakan kesehatan kami, apalagi ini di tengah musim kemarau, jadi polusi sangat cepat menyebar," kata dia.