Indonesia akan Mengalami Hari Tanpa Bayangan hingga Oktober, Simak Dampak Buruknya untuk Kesehatan

- 8 September 2020, 08:15 WIB
Ilustrasi hari tanpa bayangan.
Ilustrasi hari tanpa bayangan. /PEXELS/Umberto Shaw

Sementara, mengingat posisi Indonesia yang berada di sekitar ekuator, kulminasi utama di wilayah Indonesia akan terjadi dua kali dalam setahun dan waktunya tidak jauh dari saat Matahari berada di khatulistiwa.

Di kota-kota lain, kulminasi utama terjadi saat deklinasi Matahari sama dengan lintang kota tersebut.

Baca Juga: Puan Maharani Buahkan Pemikiran Langka DPR, Fadli Zon Ingin Kota Bukittinggi Jadi Kota Perjuangan

Khusus untuk kota Jakarta, fenomena ini terjadi pada 4 Maret 2020, yang kulminasi utamanya terjadi pada pukul 12.04 WIB, dan pada 8 Oktober 2020, yang kulminasi utamanya terjadi pada pukul 11.40 WIB.

Secara umum, kulminasi utama tahun 2020 di Indonesia terjadi terjadi antara 21 Februari 2020 di Baa, Nusa Tenggara Timur hingga 4 April 2020 di Sabang, Aceh dan 6 September 2020 di Sabang, Aceh sampai dengan 20 Oktober 2020 di Baa, Nusa Tenggara Timur. 

Dampak dari fenomena tersebut akan terasa nyata oleh orang-orang yang tinggal di wilayah tropis, seperti suhu udara semakin panas lebih dari 35 derajat dan masih terasa beberapa hari setelah puncak kulminasi, juga kelembapan udara menurun dan kurang dari 40 persen.

Baca Juga: Lebih dari 200 Anggota Staf PBB di Suriah Dinyatakan Positif Terpapar Covid-19

Lebih lanjut, kulminasi matahari ini dapat berpengaruh pada kesehatan karena cuaca menjadi lebih panas.

Peningkatan temperatur udara dapat berdampak bagi kesehatan seperti dehidrasi, iritasi kulit, sistem imun menurun, hingga bisa memicu risiko kerusakan pada otak dan jantung. 

Untuk mengantisipasi fenomena tersebut, masyarakar disarakan untuk mengoleskan tabir surya dengan SPF minimal 30 ketika berada diluar, makan makanan kaya kandungan air dan minum minimal 8 gelas per hari.***

Halaman:

Editor: Nur Annisa

Sumber: RRI


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah